Sugerman, salah seorang warga Desa Karamabura, Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu. (ist/lakeynews.com)

DOMPU, Lakeynews.com – Di Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu, tidak hanya petani Desa O’o yang merugi akibat ulah oknum-oknum pengecer nakal. Para petani di Desa Karamabura pun setiap tahun menjerit karena “dicekik” oleh langka dan mahalnya harga pupuk.

“Tidak boleh dibiarkan lagi. Persoalan pupuk yang terjadi di Desa O’o dan Karamabura ini harus menjadi sorotan dan perhatian utama Pemkab Dompu,” kata salah seorang warga Karamabura Sugerman pada Lakeynews.com, Sabtu (30/7) malam ini.

Baca juga:

Sebelumnya, di WAG LakeyNews.Com, Sugerman mengungkapkan, beberapa tahun lalu, masyarakat (petani) Karamabura pernah berdemo ke Pemda Dompu terkait meroketnya harga pupuk.

Masalah tersebut, kembali terulang tahun ini. Saat ini harga Pupuk Urea di Karamabura Rp. 175 ribu per sak. Sedangkan Poska Rp. 200 ribu per sak.

Aturannya, menurut Sugerman (tidak dijelaskan aturan siapa dimaksud), setiap pembeli diharuskan membeli pupuk non-subsidi.

“Contohnya, jika pembeli membeli 10 sak Urea, wajib mengambil pupuk non-subsidi,” paparnya.

“Masyarakat pernah melaporkan masalah ini ke Pemda, tapi tidak pernah ditindaklanjuti,” keluhnya.

Menanggapi itu, Kabag Prokopim Setda Kabupaten Dompu Ardiansyah, persoalan dan temuan-temuan itu akan ditindaklanjuti Dinas Perindag.

“Insya Allah temuan tersebut akan ditindaklanjuti oleh pihak Perindag, sesuai perintah pimpinan (Sekda). Mohon bersabar. Insya Allah akan berproses,” imbuh pria yang akrab disapa Simpe Dian. (tim)