SDM yang di Luar Daerah Ditantang Sumbang Pikiran dan Jaringan
Pernyataan pengusaha yang juga politisi asal Dompu Yeyen Seprian Rachmat (SR) tentang potensi luar biasa yang dimiliki kawasan wisata Lakey, lumayan mendapat tanggapan peserta diskusi G-WA LakeyNews.Com. Apalagi brand image Lakey ini diakui sudah mendunia dan lebih mudah untuk dijual. Tinggal diseriusi pengembangannya dan menarik jika diintegrasikan ke konsep pengembangan pariwisata “Samota-Jagung-Lakey.”
===========
“MANTAP juga tuh, kalau setiap kesempatan atau di momen apapun Pak Bupati berada, selalu terucap Lakey dan Jagung,” kata Ketua DPRD Dompu Yuliadin alias Bucek.
Jabatan kepala Disbudpar Dompu yang di-Plt-kan juga sempat mendapat cubitan dari peserta diskusi. “Pak Ketua (dewan), apa tidak ada SDM lain di Dompu yang punya konsep sekaligus pemerhati pariwisata untuk diangkat jadi Kadisbudpar,” tanya Iwan KZ.
Menanggapi itu, Yuliadin Bucek mengatakan, “Kalau tanya ke saya, ya tentu ada tapi ini kan tergantung Pak Bupati yang punya penilaian soalnya.”
Salah satu anggota aktif grup Arie Wiryawan, setelah sekian saat hanya memantau diskusi, akhirnya masuk juga. Putra mantan Gubernur NTB H Harun Al Rasyid itu menegaskan, untuk pengembangan pariwisata sebaiknya jangan terlalu mengandalkan yang ada di daerah.
“Kita yang di luar daerah juga harus menyumbang pikiran dan jaringan. Untuk pengembangan pariwisata harus yang punya wawasan nasional dan internasional. Kita harus membantu SDM-SDM yang ada di daerah,” ajaknya.
Owner Jamu SaSaMbo Nasrin H. Muhtar, menilai ide yang dilontarkan Arie Wiryawan sebagai solusi mantap dan perlu action. Para pihak bisa berbagi peran berdasarkan kemampuan dan keahlian masing-masing. “Sehingga, Lakey dapat memberikan kontribusi untuk kesejahteraan masyarakat Dompu,” ujar pria yang dikenal dengan panggilan Arie Harun itu.
“Saya siap-lah membantu dengan jaringan-jaringan wisatawan untuk berkunjung ke NTB, termasuk Dompu. Asal pemda-nya juga bisa menyupport fasilitas, keamanan dan infrastruktur yang memadai,” tantang Arie Harun.
Support itu dibutuhkan, kata Arie, “Jangan sampai kita sudah berlari-lari, pemdanya masih jalan di tempat. Tak akan maju.”
Kalau dari kacamata Arie pribadi melihat, pariwisata yang ada di Pulau Sumbawa masih dari Pemda, SDM dan masyarakat setempat yang harus mulai mempromosikan. Hal ini karena organisasi-organisasi yang ada sekarang kebanyakan hanya terfokus pengembangan pariwisata di Pulau Lombok.
“Banyak sekali potensi wisata yang ada di Pulau Sumbawa yang tidak pernah terekspos,” tegas Arie.
“Saya sepakat Mas Arie,” sambut Yeyen SR. Memang, lanjutnya, harus ada intervensi kebijakan yang dilakukan Pemda untuk membuat pariwisata menggeliat.
“Ketika intevensi ini sukses maka pemerintah dapat mendorong stakeholder. Masyarakat pra pariwisata juga harus disiapkan,” tandas Yeyen.
Merespon itu, Arie Harun mengatakan, sekarang tinggal Pemda setempat yang bekerjasama dengan masyarakat agar tercipta keamanan dan suasana kondusif. Sebab, diakui atau tidak, sebagian wisatawan luar agak takut untuk berwisata di daerah yang terganggu keamananannya dan mayoritas muslim.
“Pola pikir dan wawasan masyarakat harus dibuka untuk pariwisata inilah tugas para Bupati dan jajarannya. Itu kalau mau mengembangkan pariwisata,” tegasnya.
Bila perlu, sambung Arie, dibuat seperti di Kota Batu, Malang, Jawa Timur “Wisata Perkebunan dan Pertanian. “Di Dompu, kita punya jagung ketan, Sorgum, dan sebagainya. Investor perkebunan asal Jepang yang kita bawa ke Dompu beberapa waktu lalu, sangat terkesan dengan jagung ketan di Dompu,” cetusnya. (tim/bersambung)
Baca juga:
Diskusi Pariwisata (1); Tong Kosong Nyaring Bunyinya, Kebijakan Lemah, Perhatian Pemda Kurang
Diskusi Pariwisata (2); Brand Image Lakey Mendunia, Menarik Diintegrasikan ke Samota-Jagung-Lakey