Rencana dan Kenyataan Ambivalen, APBD Sedikit ke Pariwisata karena Tertutup ”Embun” PIJAR
Setelah sekian bulan tertunda, diskusi tentang persoalan pariwisata akhirnya terlaksana juga di Grup WhatsAPP (G-WA) LakeyNews.Com. Salah satu bintang ide dalam pergulatan pendapat kali ini, lagi-lagi Ketua DPRD Dompu Yuliadin alias Bucek. Bupati Dompu H. Bambang M. Yasin (HBY), mantan Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Nusa Tenggara Barat (NTB) Taufan Rahmadi dan puluhan anggota grup ambil bagian dalam diskusi dunia maya ini.
===========
“LakeyNews, bahas aja soal Lakey. Pariwisata kita saat ini (ibarat) tong kosong nyaring bunyinya,” demikian Bucek melontarkan idenya.
Bak sidang di dewan, ide itupun secara aklamasi disetujui warga grup. “Selaras Om,” kata Rizalul Fiqry, pemuda Dompu yang tengah menjalani pendidikan S2 di Jogjakarta.
Pengusaha yang juga politisi asal Dompu, Yeyen Seprian Rachmat (Yeyen SR), juga sependapat dengan tawaran Bucek. “Aaa…. Ini saya setuju,” kata salah satu pengurus teras Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) NTB itu.
Sebagai pimpinan tertinggi di parlemen Dompu, Bucek melontarkan pendapat kritis terkait persoalan pariwisata ini. Lakey dinilainya belum bisa memberi harapan banyak terhadap kesejahteraan rakyat. Padahal menurut cerita dan pengakuan sejumlah pihak, Lakey sudah go internasional.
Bagaimana faktanya saat ini? “Hari ini ibarat air di daun talas. Nah, kita ini sukanya loncat lompat dan memukul sambil berlari. Coba Lakey ini kita kemas dan permak dengan serius, saya yakin ada harapan bisa menghidupkan banyak orang,” urai politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
Berikut guliran diskusi yang dirangkum dan dirilis berdasarkan pendapat yang muncul dari para anggota grup ;
Yeyen SR: Masalahnya lemahnya kebijakan pariwisata.
Rayshan Hinatta (admin grup): Kira-kira kebijakan yang seperti apa?
Yeyen SR: Formulasi dan perumusan kebijakan pariwisata. Adakah ini sudah dilakukan dengan baik?
Iwan KZ: Lah, bukannya Lakey sudah masuk sebagai salah satu sumber PAD selama ini Ketua Dewan?
Yuliadin Bucek: Ya, sebenarnya tidak ada hidup yang tanpa ada masalah. Kata ustadz saya,semua penyakit pasti ada obatnya, kecuali maut.
Yuliadin BucekTselWA: Soal PAD memang ya tp kecil sekali mas dibandingkan dg kesohoran lakey dg gelombang 3 warna yg menjadi julukan lakey
Yeyen SR: Usul saya kepada ketua DPRD, langkah pertama, pastikan formulasi dan perumusan kebijakan pariwisata itu telah dilakukan dengan benar. Jangan-jangan kita merumuskan masalah yang salah, sehingga kita tidak pernah memecahkan masalah pariwisata.
Yuliadin Bucek: Soal formulasi kebijakan pariwisata sudah ada. Cuma saja, pemerintah daerah masih belum serius.
Yeyen SR: Kalau benar ada, kita uji diimplementasi kebijakan. Bagaimana antara rencana dan kenyataannya? Kalau rencana dan kenyataan terjadi kesenjangan yang jauh, itu yang kita sebut implementation gap.
Rayshan Hinatta: Selama ini yang saya tahu, tidak ada hambatan dalam urusan kebijakan dalam pengertian bahwa Pemda tidak membatasi warga negara tertentu, atau tidak ada pemberlakuan larangan masuk. Apakah ini bentuk evaluasi terhadap kebijakan?
Yeyen SR: Belum sampai kesana Rayshan. Kalau terjadi implementation gap, masalahnya terletak pada kapasitas pelaksana kebijakan. Selanjutnya akan bisa dilihat kinerja kebijakannya.
Dedi Supriadi: Sepakat Pak Ketua (Dewan). Banyak contoh daerah lain yang maju karena pariwisata. Nah, terkait hal tersebut, Lakey Beach sudah go internasional. Sangat bagus untuk menopang kesejahteraan masyarakat Dompu, selain dari program unggulan sepeti Jagung. Apalagi sekarang Perda NTB terkait Wisata Halal.
Yuliadin Bucek: Itu dia masalahnya, Mas. Rencana dan kenyataan selalu ambivalen dan APBD hanya sedikit diarahkan ke sana karena tertutup embun PIJAR. Makanya, saat Musrenbang Provinsi NTB, Menteri Pariwisata (Menpar) langsung menantang semua bupati dan walikota, yang menurut Pak Menteri para bupati belum ada yang serius kelola pariwisata. (tim/bersambung)
4 thoughts on “Diskusi Pariwisata (1); Tong Kosong Nyaring Bunyinya, Kebijakan Lemah, Perhatian Pemda Kurang”