HBY: Cek Lagi, Berapa APBD untuk PIJAR versus Uang Rakyat dari Jagung
Diskusi tentang Pariwisata di Grup WhatsAPP (G-WA) LakeyNews.Com berlangsung seru. Beragam pendapat anggota grup bermunculan. Ada pujian, saran, masukan, ada pula beberapa sorotan dan kritikan. Berikut lanjutan catatan yang dirangkum dari diskusi warga grup situs/portal berita online Lakeynews.com.

===========
KETUA DPRD Dompu Yuliadin alias Bucek, sempat menyoroti kebijakan anggaran yang minim untuk sektor pariwisata ini. Menurutnya, antara rencana dan kenyataan selalu ambivalen. APBD hanya sedikit diarahkan ke sana (pariwisata) karena tertutup embun PIJAR. “Makanya, saat Musrenbang Provinsi NTB, Menteri Pariwisata (Menpar) langsung menantang semua bupati dan walikota, yang menurut Pak Menteri para bupati belum ada yang serius kelola pariwisata,” ujarnya.
Setelah diskusi bergulir kencang, Bupati Dompu H. Bambang M. Yasin (HBY) masuk dengan tanggapan singkat dan menggigit. Hal ini sekaligus menanggapi kritikan terkait anggaran yang cenderung lebih besar untuk program PIJAR.
“Tolong dicek lagi, berapa APBD Dompu untuk PIJAR versus uang yang diperoleh rakyat dari jagung saja,” pinta HBY.
Sebelumnya, Owner Jamu SaSamMbo Nasrin H. Muhtar berbagi pengalaman yang dipetiknya saat kegiatan TDA Camp di Lakey, beberapa waktu lalu. Dari kegiatan yang dilaksanakan komunitas “Tangan Di Atas” Dompu selama dua hari di kawasan wisata Pantai Lakey itu, dia mengusulkan, perlunya didorong keterlibatan masyarakat sekitar tentang kemanfaatan Lakey untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Sangat miris, potensi wisata yang begitu bagus dan terkenal berbanding terbalik dengan kreativitas masyarakat. Contoh kecil saja, begitu kita balik dari Lakey tidak ada satupun cinderamata yang bisa kita bawa pulang sebagai kenang-kenangan, selain foto-foto,” ujar Nasrin.
Secara khusus, Nasrin memberikan masukan kepada ketua DPRD Dompu. “Mungkin anggaran yang diperuntukkan adalah kebermanfaatan bagi masyarakat. Kalau masyarakat sudah merasakan manfaat maka akan mudah mengelola pariwisata dan dapat memberikan PAD bagi daerah,” imbuhnya.
Namun pengusaha dan politisi asal Dompu Yeyen Seprian Rachmat, menegaskan, jika konsep pariwisata jelas maka anggaran bukan persoalan rumit. “Anggaran itu menjadi sederhana Pak Nasrin manakala kita punya konsep pengembangan pariwisata,” kata Yeyen.
Kepada Bupati HBY, Yeyen mengucapkan selamat sukses mengembangkan jagung. Namun sisi lain yang juga dilihatnya memiliki luar biasa adalah pariwisata di Lakey. Brand image-nya juga sudah mendunia.
“Ini maknanya lebih mudah untuk dijual. Tinggal yang harus kita seriusi, konsep pengembangan pariwisata di Lakey. Akan sangat menarik mengintegrasikan konsep pengembangan pariwisata Samota-Jagung-Lakey,” paparnya.
Kalau soal program jagung tidak bisa dipungkiri dan tidak bisa dinafikan, karena di beberapa kesempatan, Pemda Dompu sudah diakui mampu mendongkrak perekonomian rakyat. Yuliadin Bucek menegaskan, hal itu karena secara terus menerus pemerintah fokus walaupun APBD tidak sebanding dengan apa yang diraih saat ini.
“Kalau Lakey juga difokuskan, saya pikir akan punya hasil yang lebih maksimal. Sehingga, saya sampaikan di atas tadi Lakey tertutup embun PIJAR alias kalah pamor,” tegas Bucek.

Fakta hari ini, menurut dia, Lakey semakin banyak masalah. Salah satu contoh, saat ini di Bandara Bima (Sultan Muhammad Salahuddin Bima), orang hotel di Lakey tidak boleh lagi jemput tamu di bandara dan harus pakai taksi koperasi bandara.
Anggota grup, Iwan KZ menilai menarik tawaran konsep Samota-Jagung-Lakey. “Semua pada mendunia. Tinggal diekselarasikan saja,” ujarnya.
Iwan sempat mengingatkan admin grup untuk mengundang kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Dompu. Katanya, mumpung ada Bupati dan ketua dewan. “Kali (mungkin, red) saja dari Kadisbudpar sudah punya konsep,” sarannya.
Sekadar diketahui, di G-WA LakeyNews.Com, representasi sejumlah unsur atau stake holder ada. Termasuk Plt Kadisbudpar Dompu H Ichtiar Yusuf, masih ada di grup ini. Sayangnya, Kadis Dikpora yang akrab disapa HI atau Ince New Eraa itu, tidak sempat terlibat dan berbagi pandangan dalam obrolan soal pariwisata ini. Belum diketahui penyebabnya.
Namun Yuliadin Bucek menekankan, Kadisbudpar-nya masih di-Plt sama Kadis Dikpora. “Tunggu yang definitif saja. Beliau (H Ichtiar Yusuf, red) suruh konsen dulu ngurus UAN (ujian akhir nasional),” tandasnya. (tim/bersambung)
Baca juga:
Diskusi Pariwisata (1); Tong Kosong Nyaring Bunyinya, Kebijakan Lemah, Perhatian Pemda Kurang