

DOMPU – SMAN 3 Dompu mengundang Tim Puskesmas Dompu Timur (Dotim) untuk melakukan sosialisasi tentang bahaya Demam Berdarah Dengue (DBD) dan mencegah Stunting.
Kegiatan sosialisasi yang dipimpin Sekretaris Puskesmas Dotim Sri Atun itu tidak menyita atau mengganggu proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) karena dilakukan saat upacara bendera Senin (6/2).
“Luar biasa. Baru SMAN 3 Dompu yang mengundang kami Tim Puskesmas Dompu Timur untuk melakukan sosialisasi tentang bahaya penyakit demam berdarah dan pencegahan stunting ini,” kata Atun Atun saat tampil sebagai pembina upacara di sekolah itu.
Menurutnya, DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aides Aegypti. Jam “operasi” nyamuk jahat ini, menginggit manusia mulai sekira pukul 06.00 hingga 09.00 Wita.
“Untuk itu, kita tidak boleh tidur di pagi hari. Jaga kebersihan, baik di rumah maupun di sekolah,” imbuh Atun di hadapan peserta didik yang dikepalai Hendrarto, dengan Pembimbing OSIS Ida Faridah itu.
Khusus di lingkungan sekolah, Atun mengimbau agar siswa-siswi senantiasa menjaga kebersihan tempatnya menimba ilmu pengetahuan.
“Kolong-kolong meja, bersihkan. Tidak boleh membiarkan air tergenang. Nyamuk Aides Aegypti berkembang di tempat-tempat yang lembab dan suka di tempat-tempat yang kotor,” paparnya.
Cegah Stunting dengan PHBS
Sementara untuk mencegah stunting, Atun mengimbau keluarga besar SMAN 3 Dompu supaya menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).
“Makanlah makanan yang bergizi, sayur sayuran dan buah. Hindari makanan olahan siap saji atau makanan instan, serta jajanan pabrik,” pesannya.
Kepada pihak kantin sekolah diingatkan kiranya menyiapkan makanan-makanan olahan rumah tangga. “Ini untuk mencegah anak-anak sakit perut, diare yang menyebabkan stunting,” jelas Atun.
Para peserta didik SMAN 3 Dompu, sambung Atun, merupakan calon bapak, calon ibu dan calon pemimpin masa depan. Maka, harus sehat mulai dari remaja.
“Kalau kita sehat akan menghasilkan generasi yang sehat pula untuk Dompu, bahkan untuk Indonesia umumnya kedepan,” tegasnya.
Tidak lupa Atun mengingatkan siswa-siswi untuk membiasakan diri mengisi perut pagi hari. Sarapan dulu, minimal roti, sebelum ke sekolah.
“Makan makanan olahan rumah tangga. Untuk anak-anak remaja, secara rutin minum tablet tambah darah yang dibagikan Puskesmas,” ujarnya.
Sedangkan kepada pihak sekolah, Atun menyarankan agar memberikan izin kepada siswa ikut Posyandu di tempat terdekat dengan lokasi sekolah.
“Remaja (siswa-siswi) juga bisa melakukan konsultasi terkait banyak hal, termasuk berkaitan dengan kesehatan repsoduksi, fluktuasi mentruasi dan lainnya,” tandasnya. (tim)