

Pasutri Korban Mobil Masuk Jurang-Terbakar Ini Dimakamkan di TPU Permata Hijau
JENAZAH almarhum Abdurrahman M. Saleh (45), kepala Terminal Manggelewa, Kabupaten Dompu, NTB dan istrinya, almarhumah St. Jubaidah (43), telah dimakamkan, Jumat (30/9) siang menjelang sore.
Keduanya dikebumikan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Dusun Permata Hijau, Desa Doromelo, Kecamatan Manggelewa. Sebelum dikebumikan, usai Jumatan, jenazah kedua korban disalatkan di Masjid Dusun Permata Hijau.
Sebagaimana dilansir Lakeynews.com sebelumnya, ASN di Dinas Perhubungan Kabupaten Dompu bersama istrinya itu mengalami kecelakaan di tanjakan curam, Teka Mbari Rihu, Desa Songgajah, Kecamatan Kempo, pagi tadi sekira pukul 05.30 – 06.00 Wita.
Mobil pick up dengan muatan bahan bakar minyak (BBM) dan gas LPG yang dikendarai almarhum Abdurrahman hangus terbakar, setelah terjun ke jurang di Teka Mbari Rihu.
Pasutri tersebut meninggalkan empat anak (tiga perempuan dan satu laki-laki). Anak bungsunya, perempuan dan berusia sekitar dua tahun.
“Keluarga kedua korban melalui Ruslan (64) dan Juraidah (47) menyatakan menerima dengan ikhlas. Mereka menganggap kecelakaan tersebut sebagai ujian dari Yang Maha Kuasa,” kata Kapolres Dompu AKBP Iwan Hidayat melalui Kapolsek Kempo IPTU Zuharis.

Informasi resmi dari pihak kepolisian, saat kejadian, kedua korban yang merupakan Dusun Transad, Desa Doromelo itu dalam perjalanan menuju Kecamatan Kempo dan Pekat. Korban Abdurrahman mengendarai pick up bermuatan BBM dan sejumlah tabung gas LPG.
Pada tikungan kedua, rem mobil blong. Sehingga mobil melaju dengan cepat. Kemudian terjun ke jurang sedalam lebih kurang 100 meter. Hanya hitungan detik, mobil terbakar bersama BBM dan tabung berisi gas LPG (meledak).
Kedua korban tidak sempat menyelamatkan diri. Seketika itu juga mereka terpanggang bersama mobil.
Menurut sejumlah sumber, di sela-sela waktu pekerjaannya sebagai kepala Terminal, korban Abdurrahman bersama istrinya berjualan eceran BBM dan gas LPG ke sejumlah kecamatan.
Kapolsek Kempo IPTU Zuharis juga mendapatkan informasi yang sama dan membenarkan hal itu.
“Kedua korban memang biasa sehari-hari berjualan BBM eceran di wilayah Kecamatan Pekat, Kempo dan Manggelewa, menggunakan mobil pick up,” kata Zuharis dalam pernyataan persnya.
Terkait evakuasi kedua korban, Zuharis mengaku polisi, aparat terkait dan warga menemui kesulitan. Penyebabnya, mobil itu terus terbakar dibarengi ledakan (BBM dan gas LPG).
“Anggota Polsek Kempo dan masyarakat tidak berani mendekati TKP sampai sekira 40 menit. Korban dievakuasi setelah api padam,” papar Zuharis. (tim)