Brigjen TNI Lalu Rudy Irham Srigede, ST, M.Si (Danrem 162/Wira Bhakti), putra NTB pertama yang berhasil mencapai jenderal TNI AD. (ist/lakeynews.com)

Ingin Berikan Pengabdian Terbaik, Rekatkan TNI-Rakyat dengan Minggu Militer di Desa-desa

LALU Rudy Irham Srigede, kembali dipercaya oleh Panglima TNI sebagai Danrem 162/Wira Bhakti (WB), 6 Desember 2021. Tahun 2015, dia pernah menduduki jabatan itu, namun dengan pangkat Kolonel.

Per Januari 2022 lalu, prajurit yang akrab disapa Lalu Rudy atau Miq Rudy itu, naik pangkat dari Kolonel ke Brigadir Jenderal (Brigjen). Hal itu juga seiring dengan tipe dan nomenklatur baru Korem 162/WB yang harus dikomandani oleh jenderal bintang satu.

Kenaikan pangkat Lalu Rudy tersebut sekaligus memecahkan telur. Mencetak rekor dan mengukuhkannya sebagai putra Nusa Tenggara Barat (NTB) pertama yang berhasil mencapai pangkat jenderal di TNI Angkatan Darat (AD). Kini lengkap namanya menjadi Brigjen TNI Lalu Rudy Irham Srigede, ST, M.Si.

Tangisan pertamanya meletus pada 29 Juni 1964. Lalu Rudy buah hati mantan Bupati Lombok Tengah dan Wagub “pertama” NTB Drs. H. Lalu Srigede bersama Hj. Baiq Nasehan (ibu). Hasil pernikahannya dengan Rineke Sawitri Mayangsari, SH, kini Lalu Rudy dikaruniai dua putri.

Dia merupakan lulusan Akmil 1988 dari kecabangan Zeni. Jabatan terakhir jenderal bintang satu ini adalah Paban Sahli Kasad Bidang Lingkungan Hidup (LH).

Secara umum, riwayat pendidikan, kepangkatan, tanda jasa dan lencana, operasi militer dan jabatan Brigjen TNI Lalu Rudy Irham Srigede, ST, M.Si, dapat dilihat sebagai berikut;

Riwayat Pendidikan

Pendidikan Umum;  SD (1976), SMP (1980), SMAN 1 Batu (1985), S1 Teknik Sipil Unmuh (1998) dan S2 Ilmu Komunikasi Unpatti (2014).

Pendidikan Militer: Akmil (1988), Sussarcabzi (1989), Diklapa I (1995), Diklapa II (1998), Seskoad (2003) dan Sesko TNI (2015).

Dikbangspers; Sussarpara (1989), Suspa Konstruksi Bangunan (1990), Suspa Destruksi (1991) dan Suspa Jihandak (1993).

Riwayat Kepangakatan; Letnan Dua (23 Juli 1988), Letnan Satu (1 Oktober 1992), Kapten (1 April 1995), Mayor (1 Oktober 1999), Letnan Kolonel (1 Oktober 2004), Kolonel (1 Oktober 2011) dan Brigadir Jenderal TNI (2022).

Tanda Jasa dan Lencana; SL. Kesetiaan VIII TH, SL. Kesetiaan XVI TH, SL. Kesetiaan XXIV TH, SL. Seroja, SL. Darma Nusa, SL. Kartika Eka Paksi Nararya, Brevet Kehormatan Jihandak, Brevet Kehormatan Konstruksi dan Brevet Kehormatan Nubika.

Operasi Militer; Operasi Militer Timor-Timur (1990-1991).

Riwayat Jabatan; Selama kariernya di militer, Lalu Rudy sudah melanglang buana, dengan menduduki seabrek jabatan. Dia pernah menjadi Danton Yonzipur-5 (1989), Danton II KI A Yonzipur-5 (1990), Danton II KI B Yonzipur-5 (1991), Danton II KI A Yonzipur-5 (1992), Danton I KI C Yonzipur-5, Kasi 4/Log Yonzipur-5 (1994), Danki B Yonzipur-5 (1996), Dankima Yonzipur-5 (1998), PS. Kasi Binfung ZI Kostrad, Kasi Binfung ZI Kostrad (1999), Dandenzipur 9 Dam IX/Udayana, Kasi Sistoda Org dan Insn (2002), Litbang Ditziad (2003) dan Pabandya Anev Srendam VII/Wira Bhakti (2005).

Kemudian, Lalu Rudy menjabat Dandim 1411/Bulukumba, Waka Zidam IX/Udayana (2006), Kazidam VI/Mulawarman (2011), Sahli Kodam VI/Mlw Bidang Idiologi (2012), Asrendam XVI/Pattimura (2013), Stahli Pangdam IX/Udayana Bidang Ekonomi (2014), Danrem 162/Wira Bhakti (2015), Irdam IX/Udayana (2016), Irpusterad (2019), Paban Sahli Kasad Bidang Lingkungan Hidup (2020), dan teranyar Danrem 162/Wira Bhakti (2021 sampai sekarang).

Pada 2015 lalu, lalu Rudy tidak sekadar sebagai Danrem 162/WB. Lebih dari itu, kepercayaan yang diterima itu juga memosisikan dirinya sebagai putra NTB pertama yang menjadi Danrem di daerah kelahirannya. Amanah yang sama kembali diterima jenderal bintang satu yang dipastikan pensiun pada 1 Juli 2022 ini.

Sehubungan dengan itu, banyak hal yang ingin Lakeynews.com kupas dari sosok Lalu Rudy. Namun, mengingat jarak dan waktu, komunikasi tidak dapat dilakukan secara offline. Perbincangan dan proses wawancarapun hanya dilakukan melalui telepon genggam, Sabtu (5/2) pagi.

Jarum jam tangan baru menunjuk angka 07.28 Wita. Waktu yang masih relatif sangat pagi ukuran penulis.

Kenang-kenangan: Danrem 162/Wira Bhakti Brigjen TNI Lalu Rudy Irham Srigede, ST, M.Si (kanan) ditemani Wartawan Lakeynews.com Sarwon Al Khan, mengunjungi sejumlah daerah di NTB sekitar tahun 2015-2016. (dok/lakeynews.com)

Banyak hal yang diobrolkan, setelah beberapa saat sebelumnya terlebih dulu dikonfirmasi waktu dan kesediaannya lewat pesan singkat. Tetapi (maaf) tidak semuanya boleh ditulis atau dipublikasikan. Isu-isu tertentu “dibatasi” cukup menjadi pengetahuan, referensi dan konsumsi penulis.

Berikut kutipan obrolan Wartawan Lakeynews.com Sarwon Al Khan (T) dengan Danrem 162/WB Brigjen TNI Lalu Rudy Irham Srigede, ST, M.Si (J) yang berlangsung hangat dan bersahabat lebih kurang 21 menit itu;

T: Assalamu’alaikum… Selamat pagi Jenderal (dalam pembicaraan kadang penulis menyapanya Komandan). Mohon maaf menyita waktunya. Lama kita tidak berkomunikasi, bagaimana kabarnya?

J: Wa’alaikumussalam. Alhamdulilllah sehat-sehat Pak Sarwon. Iya juga, sudah lama kita tidak ngobrol-ngobrol. Bagaimana kabarnya sekarang? (Lalu Rudy bertanya balik, red).

T: Alhamdulillah Ndan, sehat-sehat juga. Menurut informasi, kurang dari setahun lagi, Komandan akan pensiun. Benarkah?

J: Benar. Saya pensiun 1 Juli 2022 ini.

T: Maaf, 1 Juli ini pensiun atau MPP (masa persiapan pensiun)?

J: Pensiun. Saya tidak ambil MPP. Sehingga nanti 1 Juli langsung pensiun.

T: Tahun 2015 pernah menjabat Danrem 162/WB. Sekarang setelah tipe Korem 162/WB meningkat, Komandan kembali dipercaya sebagai komandannya. Bagaimana perasaannya?

J: Ini tugas dan amanah yang diberikan pimpinan dan institusi. Saya sebagai prajurit, tentu harus menjalankannya dengan penuh suka cita. Saya senang, saya bahagia bisa kembali menerima tugas ini.

T: Apakah rasa senang dan bahagia Komandan ini juga karena (Insya Allah) dapat mengakhir masa dinas dan menunggu pensiun di daerah kelahiran sendiri?

J: Temasuk itu juga.

T: Apa saja rencana kegiatan (dilakukan) dalam kurun waktu kurang lima bulan menjelang pensiun?

J: Banyak. Walaupun waktunya hanya beberapa bulan, saya yakin bisa diwujudkna. Tapi, intinya, saya ingin memberikan dan mengerahkan pengabdian terbaik serta maksimal saya buat TNI, masyarakat dan daerah NTB.

T: Apa saja diantaranya?

J: Yang paling dekat, saya ingin TNI, Korem 162/WB dan jajaran terlibat aktif di beberapa event internasional yang akan diselenggarakan di NTB. Antara lain, MotoGP di Sirkuit Mandalika, sepeda MXGP di Sumbawa.

T: Disamping itu?

J: Kami akan meningkatkan pembinaan, baik internal anggota atau prajurit TNI maupun masyarakat. Bagaimana agar prilaku, tingkah dan pola prajurit tidak ada yang melukai hati rakyat.

T: Citra TNI selain diciderai perilaku tak terpuji yang diduga dilakukan oknum anggota, juga di tengah masyarakat berkembang opini bahwa kalau tidak bayar (sogok) tidak bisa menjadi anggota TNI. Image kurang sedap itu bahkan sudah lama beredar di  bawah. Bagaimana upaya Komandan terhadap hal ini?

J: Rumor demikian tidak terbantahkan. Saya sudah dengar. Opini dan image seperti itu juga lama berkembang di masyarakat kita. Ini kembali lagi, kita akan lakukan pembinaan internal bagi jajaran Korem hingga prajurit di lapangan. Insya Allah, saya berusaha membenahi semuanya.

Dalam proses perekrutan dan seleksi calon anggota TNI, sudah jelas prosedur dan aturannya. Setiap warga negara berhak dan memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi anggota TNI. Tanpa membeda-bedakan. Tanpa melihat siapa dan dari mana dia berasal.

T: Sebenarnya, ada nggak sih ruang untuk bermain seperti itu (sogok menyogok?

J: Tegas saya katakan, tidak ada. Ruang untuk terjadinya praktik-praktik seperti itu, sesungguhnya tidak ada. Dan, tidak boleh ada. Kalau ada oknum yang menjanjikan bisa meloloskan calon anggota, jangan percaya.

T: Bagaimana jika kedepan ternyata ada oknum anggota TNI yang “nekat” melakukan itu?

J: Yang penting didukung fakta dan buktinya, sampaikan. Kita akan proses. Kita tindak tegas. Tentu sesuai jenis dan tingkat pelanggaran yang dilakukan.

T: Bagaimana kiat Komandan agar TNI terus bersama dan makin dicintai rakyat?

J: Setiap prajurit TNI harus memperhatikan dan menjalankan delapan wajib TNI. Kapan, di mana dan dalam situasi apapun, itu harus diutamakan. Prajurit TNI akan terus kita bina.

Dalam konteks pembinaan anggota TNI dan menjalin kebersamaan dengan masyarakat, kita akan gairahkan kembali Minggu Militer. Maunya saya, kegiatan itu kita adakan di desa-desa secara bergilir. Tinggal waktu pelaksanaannya nanti kita kaji, minggu ke berapa tiap bulan. Tapi yang cukup memungkinkan itu, setiap minggu keempat. Menjelang akhir bulan.

T: Izin Jenderal, kita geser sedikit topik wawancaranya. Sebagai pejabat baru di Korem 162/WB, Komandan tentu sudah dititipkan arah kebijakan yang akan dilakukan. Juga arahan dan petunjuk atasan, baik dari Pangdam IX/Udayana, KASAD maupun Panglima TNI. Adakah yang bisa dibagi kepada pembaca saya tentang beberapa diantaranya?

J: Tentu. Ada memang. Salah satunya, petunjuk dari Pangdam yang lama dan disetujui oleh Pangdam yang baru. Kita diminta untuk mencari sumber mata air.

T: Secara riil dan eksplisitnya bagaimana?

J: Di NTB ini, di sejumlah daerah sudah banyak kehilangan mata air. Sementara kita ketahui, air merupakan kebutuhan pokok manusia dan makhluk lainnya. Khusus untuk kita, air dibutuhkan untuk minum, mandi, nyuci, hingga untuk irigasi pertanian.

Kita diminta untuk mencari sumber-sumber mata air. Kalau posisinya berada di bawah areal irigasi pertanian, atau di bawah lahan pertanian, maka itu akan diangkat. Misalnya dengan menggunakan Pompa Hidram.

Jika sudah ada sumber mata air, nanti kita akan turun dengan Tim. Tim itu akan mengecek, meneliti dan mengkaji lebih jauh. Sehingga, kita kemudian bisa menentukan langkah apa yang akan diambil.

T: Arahan dan petunjuk lain dari pimpinan?

J: Tahun ini, ada bantuan dari Kementerian Pertanian berupa Ayam KUB. Bantuan itu diperuntukan bagi umum maupun anggota TNI. Di Bima, sudah diturunkan 1000 ekor. Tapi laporan dari Dandim (Bima), dari 1000 ekor itu, hampir 700 ekor yang mati.

Mengapa bisa demikian, itu yang sedang kita dalami. Mungkin tidak cocok karena terlalu rendah atau terlalu dingin. Kedepan diusahakan agar sesuai dengan suhu dan cuacanya.

T: Ngomong-ngomong, kabarnya Komandan akan kunjungan kerja ke Pulau Sumbawa. Kapan rencananya?

J: Iya, saya sudah rencanakan minggu depan. Namun, Bima dan Dompu dulu. Insya Allah, hari Senin dan Selasa (7-8/2) di sana. Rabu (9/2) sudah balik lagi ke Mataram.

T: Bagaimana dengan Sumbawa dan Sumbawa Barat?

J:  Sumbawa dan Sumbawa Barat, kemungkinan ditunda dulu. Kita rencanakan ulang, kesempatan berikutnya.

T: Alasan penundaannya?

J: Awalnya, rencana kita ke semua daerah itu. Tetapi saya mendapat informasi Pak Hadi (mantan Panglima TNI Marsekal TNI (Purn) Dr. (HC) Hadi Tjahjanto, SIP, red) akan ke NTB. Dalam rangka kunjungan kerja. Beliau rencananya meninjau tempat pelaksanaan MotoGP Mandalika dan Sepeda MXGP Sumbawa.

T: Kapan jadwal dan berapa lama kunjungan Marsekal Hadi di NTB?

J: Dalam waktu dekat ini. Cuma belum bisa kita pastikan. Waktunya masih tentatif. Kita akan ditelepon ketika sudah ada kepastian.

T: Selain mengunjungi beberapa tempat untuk event internasional itu, apa lagi agenda kegiatan Marsekal Hadi?

J: Ada beberapa kegiatan beliau kita dipersiapkan. Rencana penanaman mangrove dan menghadiri kegiatan vaksin massal.

Hingga proses wawancara berakhir, suara Lalu Rudy di ujung ponsel masih menunjukkan kehangatan. Sambutannya nyaris tidak berubah dengan kebiasaannya ketika kali pertama menjabat Danrem (2015).

Bahkan, beberapa detik sebelum telepon ditutup, Lalu Rudy masih sempat menitip salam untuk semua keluarga di Dompu dan Bima. Dia sangat berharap doa, dukungan dan sinergitas semua pihak, termasuk dari insan pers. (*)