
MATARAM, Lakeynews.com – Dalam penanganan Covid-19 di Indonesia, Provinsi NTB merupakan terbaik kedua setelah Bali.
Apa resepnya sehingga progresnya bisa seperti itu?
Wakil Gubernur NTB Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd pun membeberkannya dalam diskusi virtual penanganan Covid-19 Indonesia Bagian Timur di Gedung Sangkareang Kantor Gubernur NTB, Jumat (15/5).
Berdasarkan data per Kamis (14/5), laju fatalitas kasus indeks di NTB sebesar 1,97 persen dengan laju kesembuhan kasus indeks mencapai 51,4 persen dari 356 total kasus.
Dilihat dari tren kesembuhan yang terus melampui kasus positif ini maka pandemi Covid-19 di NTB semakin terkontrol. Pada Kamis itu, capaian sembuh baru menjadi capaian tertinggi dari update per harinya, yakni 33 orang.
Pada diskusi virtual bersama Deputi V Kepala Staf Kepresidenan, Jaleswari Pramodhawardani, dan perwakilan seluruh Provinsi Indonesia Bagian Timur itu, Wagub menjelaskan, meski semakin terkontrol, Pemprov NTB terus berupaya memperketat kedisiplinan masyarakat untuk menerapkan protokol pencegahan Covid-19.
Bekerja sama dengan TNI dan Polri, beberapa langkah yang dilakukan. Diantaranya, terus melakukan sosialisasi dan edukasi pentingnya disiplin dalam penerapan protokol pencegahan Covid-19 dalam keseharian masyarakat. Termasuk pembagian masker gratis.
Selain itu, pemerintah kabupaten/kota menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Lingkungan (PSBL) dan Pembatasan Sosial Berskala Dusun (PSBD) sejak 6 Mei lalu sebagai langkah bersama pencegahan Covid-19.
“Masyarakat di NTB mau tidak mau harus hidup berdampingan dengan virus corona, sehingga harus bisa berdamai. Dalam artian, bisa hidup dengan menerapkan protokol pencegahan Covid-19 sampai vaksin bisa ditemukan,” jelas Ummi Rohmi, sapaan Wagub.
Selain terkait penanganan, Ummi Rohmi juga menjelaskan, JPS Gemilang sebagai upaya meminimalkan dampak sosial ekonomi masyarakat akibat Covid-19.
Hal ini tidak dalam bentuk uang tunai. Pemprov NTB berani memberikan paket JPS dalam bentuk barang-barang kebutuhan pokok dan suplemen yang merupakan produk-produk hasil UKM lokal.
Dengan langkah ini diharapkan aktivitas ekonomi masyarakat bisa terus tumbuh serta memberikan pengaruh yang cukup luas dalam penangan dampak sosial ekonomi akibat pandemi.
Sedangkan dalam hal pengawasan penggunaan dana untuk penanganan Covid-19, Pemprov NTB juga bekerjasama dengan BPKP. Dia juga menjelaskan akuntabilitas pengelolaan keuangan pengananan Covid-19.
Ummi Rohmi juga menyampaikan beberapa cacatan kepada Pemerintah Pusat. Diantaranya, alat-alat kesehatan dan kebutuhan pemeriksaan laboratorium seperti Reagen yang belum bisa dimanfaatkan karena magnetic stand ekstraksi RNA belum datang. Disamping itu, bantuan rapid test yang belum diterima hingga saat ini serta bantuan untuk APD, khususnya masker N95 untuk tenaga medis.
Pada kesempatan itu, Wagub juga sempat menyinggung program rehab rekon rumah warga korban gempa bumi yang belum tuntas. Dia berharap agar dapat dipercepat penerbitan Kepres guna melanjutkan program tersebut.
Berdasarkan press release yang dikeluarkan Sekda yang juga Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Covid-19 Provinsi NTB Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si, hingga 15 Mei 2020, total kasus positif Covid-19 di NTB senanyak 358 kasus. Angka itu dengan penambahan 2 orang kasus positif baru, 17 orang dinyatakan sembuh, sehingga total sembuh sebanyak 200 orang, 151 orang masih positif dalam perawatan serta 7 orang meninggal.
Dengan demikian, laju fatalitas kasus indeks di NTB hingga malam ini sebesar 1,95 persen dengan laju kesembuhan kasus indeks mencapai 55,86 persen dari 358 kasus. (tim)