Salah satu gang di Kelurahan Karijawa, Dompu ditutup dengan portal bertuliskan ”Lingkungan Sigi Lockdown”. (saudi/lakeynews.com)

Laporan :
Saudi Al Gibran,
Dompu

Musuh bersama bernama Corona Virus Disease (Covid-19) telah berada di tengah-tengah masyarakat Dompu. Meski berbagai upaya telah dilakukan pemerintah melalui Gugus Tugas dengan memperkokoh pertahanan di wilayah perbatasan.

Namun, pertahanan jebol. Kini, 32 warga Dompu terpapar oleh virus yang pertama kali ditemukan Desember 2019 itu. Covid-19 di Dompu tidak berada dalam satu tempat. Tetapi menyebar di sejumlah Desa dan Kelurahan.

Dengan rincian penyebaran, Desa Malaju 7 orang, Desa Nowa 2 orang, Kelurahan Potu 1 orang, Kelurahan Kandai Satu 1 orang, Desa Nusa jaya 1 orang, Desa Keramat 1 orang, Desa Hu’u 2 orang dan Desa Kampasimeci 1 orang.

Kemudian, Desa Suka Damai 1 orang, Desa O’o 3 orang, Kelurahan Simpasai 1 orang, Kelurahan Dorotangga 2 orang, Desa Doropeti 1 orang, Desa Doromelo 1 orang, Desa Pekat 1 orang, Desa Tambora 2 orang, Desa Nangakara 1 orang, Desa Soritatanga 1 orang, Desa Soriutu 1 orang dan Kelurahan Kandai Dua 1 orang.

Mengingat tingkat penyebaran begitu luas. Maka ancaman terjadinya transmisi lokal penyebaran Covid-19 terbuka lebar. Apalagi, salah satu kasus positif menimpa seorang pesien yang bukan berasal dari Jamaah Tabligh. Kondisi ini harus segera diantisipasi oleh pemerintah setempat.

Langkah cepat dan tepat diperlukan.
Salah satunya, dengan melakukan lockdown secara parsial di mulai dari wilayah yang telah ditemukan positif Covid-19. Ini bisa dimulai dari desa/kelurahan. Jika ini dilakukan secara konsisten maka akan mampu menghadang laju penyebaran Covid-19.

Tentu hal ini harus didukung oleh kesadaran masyarakat untuk tetap tinggal dirumah (stay at home) dan jaga jarak fisik (physical distancing). Keterlibatan pemerintah Desa dan Kelurahan dalam upaya membangunan kesadaran masyarakat juga harus tetap berjalan.

“Saat ini, menjaga pertahanan dari luar memang sudah tidak efektif. Karena corona ada dalam wilayah. Menjaga pertahanan dari dalam prioritas kita. Terutama desa/kelurahan yang ditemukan positif Covid-19,” ungkap Sekretaris Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Dompu Jufri, ST, M.Si pada Lakeynews.com, Selasa (28/4).

Diakuinya, saat ini kesadaran masyarat sudah mulai terbangun untuk menerapkan kebijakan pembatasan jam malam. Meski kebijakan ini masih dalam tahapan uji coba, namun sejumlah gang dan lorong-lorong mulai ditutup.

”Ini harus tetap dipertahankan, dalam memutus mata rantai penyebaran virus. Dan saya pikir pembatasan ini adalah bagian dari lockdown ala Desa dan Kelurahan,” katanya.

Mengatasi transmisi lokal tidak terjadi secara massif, maka upaya pencegahan harus senantiasa berjalan beriringan dengan upaya penyembuhan. Pertahankan yang sehat. Sembuhkan yang sakit. Putus rantai penyebaran Covid-19. (*)