
MATARAM, Lakeynews.com – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat kini siap menghadapi fase kedua antisipasi dan waspada penyebaran wabah Covid19.
Hal tersebut, menurut Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah, menyusul terus bertambahnya jumlah orang yang diperiksa di seluruh Indonesia. Sehingga, NTB pun harus siap dengan seluruh skenario, termasuk skenario terburuk apabila ada warga NTB yang positif Covid19.
Usai Rapat Koordinasi bersama Kapolda NTB, Danrem 162/WB bersama stakeholders terkait Penanganan Virus Covid19 di Gedung Sangkareang, Kantor Gubernur, Senin (23/3) menyampaikan beberapa hal.
Salah satunya menyangkut kesiapan memasuki fase kedua, Bang Zul (sapaan akrab Zulkieflimansyah). “Menghadapi fase kedua wabah Covid19 ini, NTB siap menghadapi situasi terburuk. Segala sesuatu disiapkan pada skenario yang terburuk,” tegasnya.
Bang Zul mengingatkan, masyarakat tidak boleh alergi terhadap orang yang dinyatakan positif Covid19.
Apabila nanti ditemukan orang positif terinfeksi virus maka yang penting untuk dilakukan adalah mengidentifikasi, melakukan trassing dan melokalisir korban.
“Jangan sampai ada persepsi yang salah, sehingga menimbulkan kepanikan yang berlebihan,” imbuhnya.
“Kalau dibikin seakan-akan yang terkena dampak ini berbahaya, jangan sampai informasinya seakan-akan orang yang terkena virus ini adalah pesakitan,” pinta Dr. Zul.
Kepada seluruh media, Gubernur mengimbau kiranya menginformasikan ini dengan baik, agar masyarakat NTB dapat siap secara psikologis menghadapinya.
Ia juga mengingatkan tentang kebijakan social distancing, agar seluruh kegiatan-kegiatan keramaian supaya tidak dilaksanakan sementara waktu. Termasuk tempat-tempat hiburan, tempat peribadatan, dan berbagai acara-acara yang memungkinkan orang berkumpul dan berkerumun.
“Di manapun, mau tempat hiburan, tempat ibadah, tempat kawinan yang memungkinkan orang berkerumun dan berkumpul. Jadi itu yang dihindari,” tegasnya lagi.
Di tempat yang sama, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi NTB Ahsanul Khalik, menjelaskan tentang penguatan peran komunitas untuk menghadapi wabah pada situasi skenario terburuk.
Para tokoh seperti tuan guru, tokoh masyarakat dan ormas-ormas yang ada, diminta perannya dalam membantu menekan laju penyebaran Covid19.
Selain itu, dana desa sudah bisa dipakai untuk membantu pemerintah menangani penyebaran virus ini, seperti melakukan penyemprotan desinfektas dan semisalnya.
“Sudah ada arahan dari Pak Gubernur, Pak Sekda, itu dana dana desa sudah boleh dipergunakan untuk kewaspadaan Covid19. Sudah ada edarannya dari kementerian desa,” katanya. (zar)