
Oleh: Suherman *)
Meski pelaksanaannya masih lama, hingar bingar Pilkada Dompu 2020 sudah mulai terasa baik di tengah-tengah kehidupan sosial masyarakat terlebih di media sosial.
Namun, sungguh disayangkan hingar bingar Pilkada Dompu baru sebatas hingar bingar citra diri calon yang dikemas dalam slogan-slogan yang minim substansi. Seperti slogan calon gagah atau cantik, calon kaya dan dermawan, pejabat rendah hati, istri sukses dan sebagainya.
Dengan membollow citra diri yang sedemikian rupa baik lewat baliho dan sosial media menandakan bahwa para calon tersebut sebenarnya miskin gagasan.
Untuk menaikkan popularitas, maka ia harus menyematkan citra diri dalam aktivitas sosialnya.
Parahnya lagi ada calon yang menjual popularitas suami, orang tua, usaha dan jabatannya agar dikenal luas publik.
Sementara hakikat dari pelaksanaan Pilkada adalah sarana memilih kepada daerah dan wakil kepala daerah yang muara akhirnya akan memberikan kesejahteraan bagi rakyat di daerah yang dipimpinnya.
Berbicara pada memberikan kesejahteraan tolok ukurnya bukan citra diri, namun gagasan yang jelas dan terukur. Apa-apa yang harus dilakukannya apabila terpilih menjadi kepala daerah dan wakil kepala daerah nantinya.
Meskipun sudah ada beberapa yang memiliki gagasan melalui visi dan misinya, namun masih sifatnya mengawang-awang dan bombastis tanpa diserta dengan indikator-indikator yang jelas dan praktis untuk dilaksanakan nantinya.
Ada banyak persoalan Dompu saat ini. Diantaranya, maraknya Narkoba, tingginya kekarasan perempuan dan anak. Termasuk meningkatnya angka perceraian, pelayanan publik yang masih buruk, rekrutmen pejabat birokrasi yang belum dilakukan melalui meryt system dan perbagai persoalan serius lainnya.
Semuanya itu tidak dapat dijawab atau diselesaikan oleh calon yang cantik, saleh dan dermawan semata. Permasalahan-permasalahan itu hanya bisa dijawab dengan gagasan yang tertuang dalam visi, misi dan program yang matang dan terukur.
Berharap kepada masyarakat Dompu, pada Pilkada 2020 ini agar lebih cerdas memilih Bupati dan Wakil Bupatinya. Jangan sampai memilih lebih karena citra diri bakal calonnya. Tapi selayaknya memilih calon karena konsep dan gagasan yang dimilikinya untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Bumi Nggahi Rawi Pahu.
“Kalau tidak, jangan berharap perubahan berdasar terhadap kehidupan di berbagai bidang kehidupan masyarakat terwujud.” (*)
*) Penulis adalah pemerhati politik di Kabupaten Dompu.