Pengusaha kayu Aidin H. Ibrahim alias Haidir, korban dugaan penipuan oknum pegawai Kantor Camat Dompu, SLR, saat ditemui Lakeynews.com di rumahnya, Dusun Palia, Desa Soriutu. (won/lakeynews.com)

 

Pengusaha Kayu Mengaku Dirugikan Hingga Rp. 300-an Juta

DOMPU, Lakeynews.com – Diduga melakukan penipuan, oknum pegawai Kantor Camat Dompu, Kabupaten Dompu, SLR, berurusan dengan pihak kepolisian. SLR dilaporkan ke Polsek Manggelewa oleh pengusaha kayu, Aidin H. Ibrahim alias Haidir yang merasa dirugikan hingga Rp. 300-an juta.

Ditemui Lakeynews.com di rumahnya, Dusun Palia, Desa Soriutu (Manggelewa), Kamis (17/8/2017) sore lalu, Haidir membeberkan persoalan yang menimpanya.

Ceritanya, sekitar awal Mei lalu, Haidir mendapat informasi dan tawaran dari SLR untuk mengikuti pelelangan di Kejaksaan Negeri (Kejari) Jember, Jawa Timur (Jatim). Barang yang dilelang dan dijanjikan SLR untuk diikuti Haidir tersebut, tiga unit truk dan 15 sepeda motor.

Haidir mengaku, total uang yang dia setor ke SLR sebanyak Rp. 265 juta dan Rp. 200 ribu. Uang-uang tersebut dikirim ke Rekening Bank BRI atas nama SLR; 027201017525xxx, dengan beberapa kali transfer, mulai dari Rp. 75 juta hingga Rp. 4 juta.

Haidir kemudian merinci setoran (transfer)-nya ke rekening SLR; Rp. 75 juta, Rp. 60 juta, Rp. 32 juta, Rp. 6 juta, Rp. 4 juta, Rp. 4 juta, Rp. 7,5 juta dan Rp. 2,7 juta. Juga ada titipan pribadi Rp. 4 juta dan Rp. 5 juta.

“Itu tahap pertama untuk dua truk. Semuanya ke Rekening Bank BRI atas nama SLR (disebutkan nama lengkap, red),” ungkap Haidir. “Sedangkan tahap kedua, untuk satu truk dikirim juga sejumlah uang Rp. 65 juta ke rekening bank dan nama yang sama,” sambungnya.

Bukan hanya itu. Haidir juga mengalami kerugian yang ditimbulkan akibat beberapa kali bolak-balik Dompu-Jember. Baik biaya transportasi, penginapan di hotel dan makan minum Haidir bersama dua anak buahnya.

Berangkat pertama, tiga orang menghabiskan sekitar Rp. 15 juta (Rp. 5 juta per orang). Kedua, dua orang Rp. 10 juta. Ketiga, tiga orang Rp. 15 juta. Dan, keempat, tiga orang lagi dengan biata Rp 15 juta. Total kerugian Haidir untuk empat kali ke Jember sekitar Rp 55 juta.

“Sehingga total kerugian saya lebih kurang Rp. 320 juta dan Rp. 200 ribu. Yakni Rp. 265 juta dan Rp. 200 ribu ditambah Rp. 55 juta,” papar Haidir yang saat itu didampingi istrinya.

Kepergian Haidir ke Jember hingga empat kali itu untuk mengikuti kegiatan lelang. “Tapi setiap kami ke sana dan menginap beberapa hari, SLR selalu beralasan pelelangan ditunda,” tuturnya.

Sejak pulang dari keberangkatan terakhir ke Jember, sekitar 24 Juli lalu, sampai hari ini, Rabu (23/8/2017), Haidir tidak pernah ketemu lagi dengan SLR. Beberapa kali ke rumahnya, tidak pernah ketemu.

Haidir juga mencari SLR ke kantornya di Kantor Camat Dompu. Hasilnya nihil. Staf Pemerintah Kecamatan Dompu menginformasikan, SLR beberapa bulan terakhir tidak pernah masuk kantor. “Tetap kami hubungi ke nomor HP-nya tapi tidak pernah aktif. Sejak ada masalah ini, tidak pernah aktif HP-nya,” kata Haidir.

Merasa sudah ditipu, Haidir memutuskan untuk tidak lagi mengikuti proses lelang itu. Dia hanya ingin uangnya dikembalikan. Namun, jangankan mengembalikan uang, bertemu dengan SLR pun Haidir tidak pernah. “Nomor HP-nya tidak pernah aktif. Saya tidak tahu keberadaan dan posisinya dimana sekarang,” tandasnya.

Kesabaran Haidir berakhir. Putus asa pun menghampirinya. Sehingga pilihan akhirnya, dia melapor ke Polsek Manggelewa pada 7 Agustus 2017 tentang dugaan penipuan. Haidir sangat percaya polisi akan bekerja maksimal dalam menindaklanjuti laporannya.

“Kami percaya polisi akan bekerja keras. Karena itu, kami berharap kepada kepolisian untuk segera memroses tuntas kasus ini dan menangkap pelaku penipuan terhadap saya,” ujarnya.

Rumah oknum pegawai Kantor Camat Dompu, SLR, di wilayah Kelurahan Karijawa tampak sepi. (won/lakeynews.com)

Bagaimana tanggapan terlapor, SLR?

Hingga berita ini diturunkan belum diperoleh konfirmasi dari yang bersangkutan. Didatangi di kantor dan di rumahnya, SLR tidak dijumpai. Beberapa staf kantor Camat Dompu mengatakan, SLR sudah beberapa bulan tidak masuk kerja.

Tetangganya juga mengaku tidak tahu posisi SLR. Rumahnya di bilangan Kelurahan Karijawa, Dompu, tampak sepi. Berulangkali dilontarkan salam dan panggilan, tidak ada penghuni rumah itu yang menyahutnya.

Upaya konfirmasi selanjutnya dilakukan melalui telepon. Beberapa kali nomor ponsel SLR (081339533xxx) dihubungi, juga tidak nyambung. “Nomor yang Anda tuju sedang dialihkan, mohon tunggu sesaat lagi,” demikian jawaban dari operator celuller setiap kali Lakeynews.com menghubunginya.

Sementara itu, Kapolsek Manggelewa IPDA Ramli, SH, ketika dikonfirmasi membenarkan pihaknya sudah menerima laporan Aidin alias Haidir tersebut. “Kasus ini sedang kami tangani. Kami akan proses dan tuntaskan sesuai prosedur dan mekanisme yang berlaku,” kata Ramli pada Lakeynews.com, Rabu (23/8/2017) malam ini. (won)

 

Baca juga:

Pegawai Camat yang Diduga Menipu Ini sudah Tiga Bulan tak Ngantor

Polisi Akan Jemput Paksa Oknum Pegawai yang Diduga Menipu Itu