Taufan Rahmadi: Destinasi Wisata Itu Atraksi, Aksesibilitas dan Amenitas
Konkretnya berbicara untuk kemajuan pariwisata daerah harus dimulai dari CEO Commitment-nya. Yakni komitmen dan keseriusan pimpinan daerah, yakni bupati/walikota hingga gubernur mutlak dibutuhkan.
===========
DARI diskusi ringan di G-WA LakeyNews.Com tentang Pariwisata dan sebagian terrangkum dalam tiga tulisan edisi sebelumnya, ada beberapa poin yang dapat dipetik. Baik aspek sosial, teknis, politik, hukum, SDM maupun program, strategi dan lainnya.
Aspek sosial, menyangkut kesiapan masyarakat dalam menerima perubahan terhadap dampak dibukanya akses pariwisata secara luas. Baik pola pikir maupun wawasannya. Secara teknis, penyediaan sarana prasarana dan fasilitas penunjang yang memadai.
Sedangkan sisi politik dan hukum, adanya harapan kepada pemerintah untuk melakukan intervensi melalui kebijakan untuk membuka ruang yang luas dalam kemajuan pariwisata.
Sementara sumber daya manusia (SDM), diharapkan agar pemimpin di sektor pariwisata ini memiliki wawasan luas, nasional dan internasional. Dan, program (misalnya di Kabupaten Dompu), singkronisasi antara program TERPIJAR dan pariwisata.
Dompu sudah punya icon yang cukup mendunia melalui event tahunan bertema Tambora. Rizalul Fiqry, pemuda Dompu yang sedang menjalani studi S2 di Jogjakarta, mengaku pernah membaca salah satu publikasi tentang agenda wisata Indonesia. Secara tidak langsung, banyak hal yang bisa disentuh untuk meningkatkan “iklan” pariwisata.
Hanya saja, khusus untuk wisata Lakey, harus punya icon lain, disamping ombaknya yang bisa membelah dua. Tentu saja agenda budaya lokal (yang terprogram), situs-situs budaya lengkap dengan buku petunjuknya yang tentu saja bisa dinikmati turis baik lokal maupun mancanegara, termasuk panorama laut.
“Jika didekatkan dengan konsep fisika, Lakey adalah magnet yang relatif besar. Sayangnya, belum bisa menyerahkan garis-garis gayanya. Disinilah peran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan,” ujar Fiqry.
Lagi-lagi semangat dan kemauan pemerintah daerah untuk lebih membangkitkan gairah pariwisata di kawasan Lakey ini kembali digugah. “Butuh good will Pemda,” ujar Yeyen Seprian Rachmat.
Mantan Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Nusa Tenggara Barat (NTB) yang saat ini masuk di Tim 10 Percepatan Destinasi Pariwisata di Kementerian Pariwisata (Kemenpar) diharapkan hadir dan terlibat Taufan Rahmadi untuk memberikan pandangan.
Selain diprediksi sudah tahu masalah plus solusinya, Taufan juga dicibir agar menyosialisasikan pula potensi wisata Pulau Sumbawa. “Pak Taufan, sosialisasikan juga potensi wisata Dompu, donk bro,” sentil Arie Wiryawan Harun Al Rasyid.
Tanpa basa-basi, Taufan langsung menanyakan komitmen dari pimpinan daerah setempat. “CEO comitment-nya gimana,” tanyanya.
Berbiicara kemajuan pariwisata daerah, menurut dia, harus dimulai dari CEO commitment-nya. Kalau Pak Menpar saja mau turun roadshow ke Angkasapura, nah sekarang Bupati ditantang untuk roadshow ke kementerian dan kelembagaan terkait.
Tujuannya? “Mempresentasikan dan meyakinkan pihak-pihak itu untuk mendukung percepatan pembangunan infrastruktur pariwisata di Pulau Sumbawa. Ayo gasss…,” kata Taufan menggugah.
Taufan Rahmadi secara eksplisit menjelaskan CEO commitment yang dia maksud tersebut. “CEO commitment, keseriusan pemimpin daerah untuk menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan utama daerah,” ujarnya.
Sedangkan berbicara tentang destinasi wisata, katanya, itu bicara tentang 3A (Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas). Bagaimana ketiga hal ini di Pulau Sumbawa. Kalau ada yang kurang, perjuagkan bersama,” imbuhnya.
“Bagaimana unsur pentahelix di sana, seperti akademisi, bisnis, community, goverment dan media? Bisakah menjadi incorporated di dalam bersatu memajukan pariwisata daerah?” tanyanya.
Beberapa anggota grup mengakui dan menyadari, bahwa pembangunan itu pilihan. Pemerintah tidak mungkin dapat melakukan semua, apalagi dengan keterbatasan resources.
Untuk itu perlu inovasi, mengintegrasikan sumber daya yang ada sehingga sektor lain juga tersentuh. “Private sector, kelas menengah, masyarakat umum juga didorong aktif. Mereka juga agen pembangunan,” kata Yeyen.
Demikian pula ketika menyinggung investor, termasuk investor di bidang pariwisata. Salah satu yang perlu diperhatikan adalah kesediaan energi yang cukup. “Dompu sampai saat ini masih “minjam” energi. Kapan ya dipriotitaskan masalah energi. Listrik,” tanya Fiqry. (tim/bersambung)
Baca juga:
Diskusi Pariwisata (1); Tong Kosong Nyaring Bunyinya, Kebijakan Lemah, Perhatian Pemda Kurang
Diskusi Pariwisata (2); Brand Image Lakey Mendunia, Menarik Diintegrasikan ke Samota-Jagung-Lakey
Diskusi Pariwisata (3); Keamanan, Fasilitas dan Infrastruktur Memadai Harus Disupport Pemda