Aktivis Gerakan Solidaritas Luncurkan Koin untuk Bangun Jembatan dari Donasi Publik

MATARAM – Puluhan aktivis Gerakan Solidaritas untuk Meang meluncurkan Koin untuk Meang, sebuah gerakan mewujudkan Jembatan Harapan bagi Warga Meang. Peluncuran gerakan solidaritas publik itu dilakukan dalam gawe Berayan Ramadan, di Bale Berayan, Sabtu (15/4).

Kegiatan peluncuran koin oleh puluhan aktivis Gerakan Solidaritas untuk Meang sebagai respons atas buruknya jalan dan jembatan yang diketahui telah menelan banyak korban. (ist/lakeynews.com)

Gerakan Koin untuk Meang tersebut sebagai bentuk respons atas persoalan buruknya infrastruktur jalan dan jembatan sebagai akses ke Dusun Meang, Desa Pengantap, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.

Diketahui, buruknya jalan dan jembatan itu telah banyak memakan korban. Termasuk Harni Puspitasari, seorang ibu yang melahirkan di tengah jalan desa lantaran tidak ada alat transportasi yang bisa diakses.

Peristiwa yang sempat viral di media sosial itulah yang menginspirasi gerakan koin untuk Meang.

“Saya ingin menyampaikan salam dan ucapan terima kasih dari warga Meang, atas perhatian semua kawan-kawan yang hadir di sini, yang mewujudkan Gerakan Koin untuk Meang,” kata Fauzi, warga Meang yang tengah menempuh kuliah di Universitas Mataram.

Fauzi mengungkapkan, buruknya jalan dan jembatan ke Dusun Meang telah berdampak terhadap berbagai sektor kehidupan warga Meang. Mulai dari kesehatan, pendidikan, hingga ekonomi. “Seingat saya pelayanan Posyandu terakhir, waktu saya kelas dua SD. Setelah itu tak pernah ada lagi pelayanan Posyandu bagi warga kami,” kata Fauzi.

Berayan Ramadan diisi sejumlah musisi yang hadir dengan beragam warna musik. Kelompok musisi muda Selemor yang terdiri dari mahasiswa Prodi Sendratasik UNU NTB hadir membuka acara. Empat personel Selemor; Tegar, Fatwa, Ayu, dan Bam menyuguhkan musik khas anak muda yang penuh semangat.

(ist/lakeynews.com)

Hadir pula kelompok musik Wage. Kelompok baru yang terdiri dari sejumlah musisi muda berbakat, Wahyu, Gena, dan Alamsyah menghibur hadirin dengan dua nomor lagu dari puisi karya Pikong.

Wahyu Kurnia, vokalis Wage sangat mengapresiasi Gerakan Koin untuk Meang. “Gerakan ini menunjukkan bahwa masih ada jiwa kemanusiaan dalam diri kita,” katanya.

//Jembatan Akan Dibangun dari Donasi Publik

Di puncak acara, musisi Ary Juliant, menampilkan lagu-lagu anomali yang jarang diperdengarkan ke publik selama ini.

Berayan Ramadan kali ini adalah titik kelima dari gerakan musik gerilya Ary Juliant yang digelar selama Ramadan 1444 Hijriah ini.

Dari lima nomor lagu yang disuguhkan, Ary Juliant menutup penampilannya dengan sebuah lagu tentang kelahiran yang digubah dari puisi seorang penyair Bandung.

“Cerita dalam lagu ini sepertinya nyambung dengan cerita ibu di Meang yang berjuang melahirkan buah hatinya dalam situasi yang memprihatinkan,” paparnya.

Jembatan untuk Meang rencananya akan dibangun dari donasi publik melalui gerakan Koin untuk Meang. Jembatan itu tengah dirancang oleh Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Mataram. Bagi publik yang ingin terlibat mewujudkan koin untuk Meang, bisa berdonasi melalui rekening Bank Mandiri, nomor: 1610011884827, atas nama Fauzi.

Perkembangan penggalangan dana ini akan dilaporkan secara berkala melalui media sosial Facebook dan Instagram, @SolidaritasMeang. (tim)