Firmansyah
Pengasuh Rubrik Konsultasi Psikologi Firmansyah, S.Psi, M.MKes. (dok/lakeynews.com)

Rubrik KONSULTASI PSIKOLOGI ini diasuh oleh Bapak Firmansyah, S.Psi, M.MKes. Beliau adalah Konsultan Psikologi pada Lembaga Konsultasi dan Bimbingan Psikologi “Buah Hati”. Pertanyaan-pertanyaan dapat dikirim langsung ke PENGASUH melalui pesan WhatsApp ke 0853-3824-1252, CC EMAIL: redaksi.lakeynews@gmail.com.”

Pertanyaan

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Salam hormat Bapak Pengasuh Rubrik Psikologi, saya seorang remaja putri berusia sekitar 18 tahun duduk di kelas XII disalah satu SMUN di Kota Bima.

Hingga saat ini saya masih teringat dengan satu kisah yang telah membuat hati saya terluka, dan kisah tersebut selalu menghantaui dan susah saya lupakan hingga saat ini.

Sudah banyak upaya dilakukan agar bisa melupakan kisah itu namun selalu saja muncul dalam ingatan yang membuat saya merasa sedih dan khawatir.

Di momen yang baik ini kiranya dapat diberikan pencerahan apa yang seharusnya saya lakukan agar kisah kelam yang pernah dialami bisa hilang dari ingatan.

Demikian, mudah-mudahan mendapatkan pencerahannya.
LYA di Kota Bima.

Jawaban

Wa’alaikumusalam Warahmatullahi Wabarakatuh.

Orang bijak mengatakan dalam kehidupan ini ada tiga waktu yang akan dilewati individu. Adapun ketiga waktu tersebut adalah waktu kemarin, hari ini dan hari esok.

Hari kemarin sudah pasti telah dilewati dan telah menjadi kenangan, hari ini adalah milik terbaik maka jangan disia-siakan dan hari esok adalah masa depan yang menjadi harapan.

Merilis dari laman https://www.republika.co.id yang dikutip Selasa (22/01/23) dengan merujuk pendapat Imam Ali RA, juga menyebut “saat” itu hanya ada tiga.

Ketiga hal tersebut adalah (yang) berlalu (kemarin) dan tak bisa diharapkan lagi, maka jadikanlah ia sebagai pelajaran.

(Yang) kini pasti adanya, jadikanlah ia peluang dan yang akan datang, tapi ingatlah, boleh jadi ia akan menjadi milik orang lain. 

kita diingatkan agar tidak diperdaya oleh hari esok, dan jangan pula menghadirkan keresahan hari esok ke hari ini. Karena, yang demikian itu hanya akan menambah beban diri.

Bersegera dan tidak menunda sesuatu untuk melakukan sesuatu hal adalah cerminan pribadi Muslim. Tepatnya, cerminan dari orang yang sadar akan hakikat waktu.

Waktu itu cepat sekali berlalunya. Sekali berlalu, tidak akan pernah kembali lagi dan tidak akan pernah tergantikan untuk selama-lamanya.

Karena itu, waktu menjadi harta termahal yang dimiliki manusia, sehingga menggunakannya dengan cara yang tepat menjadi sebuah kewajiban.

Dari laman https://suarapemudajogja.com dikutip Selasa (24/01/23) menegaskan bila diperhatikan dengan seksama, banyak orang tanpa sadar kerap mempertanyakan masa lalu. “Kenapa bisa begini”, “kenapa kok begitu”, dan lainnya.

Berikutnya juga tidak sedikit yang suka menghayal tentang masa depan. Membayangkan apa yang akan terjadi di esok hari, tahun depan, sepuluh tahun kedepan, dan masih banyak khayalan lainnya.

Banyak juga yang tidak sadar bahwa hidup yang sesungguhnya adalah “hari ini”. Hidup bukanlah besok, 5 tahun lagi, 10 tahun lagi, atau kapanpun itu.

Hidup ini juga belum tentu masih berlanjut pada rentang waktu selanjutnya. Bisa jadi hidup ini hanya ada di hari ini tanpa bisa memastikan diri apakah masih ada waktu untuk berada di hari esok.

Hidup ini juga bukan tentang masa lalu, karena itu semua sudah berlalu, dan tidak akan bisa dikembalikan lagi oleh apapun juga.

Dunia itu tidak punya mesin waktu, seperti milik tokoh kartun Doraemon, yang bisa mengembalikkan pemiliknya ke masa silam atau bahkan melihat dirinya di masa depan.

Hidup yang sesungguhnya adalah hari ini. Hal yang terbaik adalah menginvestasikan tenaga dan pikiran untuk yang sedang dihadapi saat ini.

Bukannya meratapi masa lalu atau menghayal tentang masa depan, yang belum pasti akan terjadi. Bila itu dilakukan tidak memberikan hasil yang baik.

Seharusnya hari kemarin sudah dilewati tanpa bisa kembali lagi bahkan telah menjadi kenangan, mengapa tidak mudah untuk dilupakan?

Dari laman https://www.idntimes.com dikutip Selasa(24/01/23) diperoleh keterangan masa lalu sulit dilupakan disebabkan oleh hal sebagai berikut;

    1. Terjebak Dengan masa lalu yang menyakitkan

Sulit melupakan masa lalu, karena terjebak dengan hal yang tidak menyenangkan. Mungkin kejadiannya menyedihkan atau juga menakutkannya sehingga menimbulkan trauma.

    2. Perpisahan yang tidak baik 

Perpisahan yang didasari adanya rasa marah dan emosi, rentan menimbulkan konflik buruk yang berkepanjangan. Perpisahan tidak baik bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti kekerasan, salah paham, faktor komunikasi, dan sebagainya.

     3. Masih ada rasa cinta

Karena masih ada rasa cinta. Meski hubungan telah berakhir, hubungan yang terjalin di masa silam tidak berjalan mulus, namun nyatanya perasaan cinta tidak terputus begitu saja dan masih tersisa hingga saat ini. 

     4. Masih suka ingin tahu kehidupannya

Memang benar melupakan seseorang itu bukan perkara yang mudah, apalagi melupakan seseorang yang sudah bertahun-tahun menjalin hubungan. Meski sudah berpisah, kadang perasaan kepo dan ingin tahu kehidupannya akan selalu ada.

      5. Terjebak oleh rasa penyesalan 

Terjebak oleh rasa penyesalan. Rasa menyesal tersebut ada dua hal, pertama menyesal karena memutuskan hubungan yang baik atau menyesal karena sudah menjalin hubungan super akrab namun mendapat balasan yang menyakitkan. 

Bagaimana caranya agar individu tidak tersandra dengan kehidupan masa lalu dengan dapat menyibukan diri dan konsen menikmati kehidupan di hari ini?

Dari laman https://www.klikdokter.com dikutip Selasa (24/01/23) diperoleh keterangan individu bisa mengabaikan kehidupan masa lalu dengan melakukan hal sebagai berikut;

     1. Melakukan Afirmasi Positif

Adakalanya, self talk atau berbincang dengan diri sendiri bisa membuat individu bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Guna mengatasinya bisa dengan menerapkan kalimat positif atas hal-hal yang telah terjadi di masa silam. 

     2. Menghindari Orang dari Masa Lalu Terkait

Memutus hubungan dengan orang yang terkait dengan kejadian di masa lalu. Dengan demikian membuat individu tidak lagi harus memikirkan, memproses, hingga mengingat kembali kenangan buruk bersamanya.

     3. Fokus Terhadap Diri Sendiri

Saat hal-hal di masa lalu kembali terpikirkan, alihkan dengan mengamati kondisi ysng terjadi saat ini. Kemudian fokuslah pada hal-hal baik yang bisa disyukuri, kecil maupun besar kadarnya yang telah terjadi.

     4. Sayangi Diri Sendiri

Berhentilah menyalahkan diri sendiri atas segala hal yang telah terjadi di masa lalu. Coba menyayangi diri sendiri dan melakukan hal-hal baik. Penting pula untuk tidak membandingkan diri sendiri dengan orang lain.

      5. Biarkan Emosi Hilang dengan Sendirinya

Individu seringkali takut menghadapi duka, amarah, kecewa, dan sedih yang terjadi pada dirinya. Padahal, jika emosi  itu tidak diungkapkan, akan mengganggu proses melupakan itu sendiri. Biarkanlah emosi itu muncul dan mereda dengan sendirinya.

      6. Terimalah dengan Ikhlas

Menunggu orang yang sudah menyakiti di masa lalu untuk meminta maaf akan mengganggu proses melupakan itu sendiri. Tidak ada salahnya untuk menerima dengan ikhlas bahwa orang tersebut memang tidak ingin meminta maaf.

Bagaimana individu harus mendayagunakan waktu dengan sebaik-baiknya agar memiliki nilai manfaat yang tinggi baik di kehidupan dunia maupun untuk kehidupan akherat.

Terkait dengan hal tersebut Allah SWT berfirman dalam Alquran Surat Al-Asri Ayat 1 – 3, yang lafadznya sebagai berikut;

Wal-‘asr. Innal-insana lafi khusr. Illallazina amanu wa ‘amilua-saalihaati wa tawaasau bil-haqqi wa tawaasau bis-sabr

Artinya: “ Demi masa. sungguh, manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.”

Hal yang ditegaskan dalam surat Al Ashr adalah supaya Rasulullah SAW dan orang beriman memberi perhatian lebih kepada waktu, serta mampu memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk hal terpuji sesuai ajaran Islam. Sebab waktu tidak akan berhenti maupun terulang meski sedetik saja.

Sebagai hamba Allah SWT yang beriman dan beramal sholeh mari manfaatkan waktu dengan baik untuk perkara kebaikan.

Berikutnya merilis dalam laman https://www.merdeka.com dikutip Selasa (24/01/23) menjelaskan dalam Islam ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendayagunakan waktu dengan baik tanpa harus tersandra oleh masa lalu.

Salah satu cara sebagaimana disebutkan di laman ini adalah dengan berdo’a. Do’a untuk melupakan kejadian masa silam sesuai ajaran Islam dapat diamalkan untuk kehidupan sehari-hari.

Harapannya dengan doa tersebut eseorang bisa melupakan problem masa lalunya dengan menjalani kehidupan baru yang lebih baik, berkualitas dan membahagiakan.

Beberapa do’a yang dianjurkan untuk menghilangkan kisah yang kurang menyenangkan dimasa lalu tersebut adalah sebagai berikut;

Rabbana la tuzigh qulubana ba‘da idz hadaitana wahablana min ladunka rahmatan innaka antalwahhab

Arti ayatnya: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (Q.S. Ali ‘Imran: 8)

Ya muqallibal qulub tsabbit qalbi ‘ala dinika

Arti hadisnya: “Wahai Zat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu.” (HR al-Nasai’)

Allahumma inni a’uuzubika minal hammi wal hazan. wa a’udzubika minal ajzi wal kasali, wa a’udzubika minal jubni wal bukhli, wa a’udzubika min ghalabatid daini wa qahrir rijaal.

Arti doanya: “Ya Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari rasa sedih serta duka cita ataupun kecemasan, dari rasa lemah serta kelemahan, dari kebakhilan serta sifat pengecut, dan beban utang serta tekanan orang-orang jahat.”

Demikian, mudah-mudahan tercerahkan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh (*)