Firmansyah
Pengasuh Rubrik Konsultasi Psikologi Firmansyah, S.Psi, M.MKes. (dok/lakeynews.com)

Rubrik KONSULTASI PSIKOLOGI ini diasuh oleh Bapak Firmansyah, S.Psi, M.MKes. Beliau adalah Konsultan Psikologi pada Lembaga Konsultasi dan Bimbingan Psikologi “Buah Hati”. Pertanyaan-pertanyaan dapat dikirim langsung ke PENGASUH melalui pesan WhatsApp ke 0853-3824-1252, CC EMAIL: redaksi.lakeynews@gmail.com.”

Pertanyaan

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Yang saya banggakan Bapak Pengasuh Rubrik Psikologi, saya remaja berusia 17 tahun dan duduk di kelas XII salah satu SMUN di Kota Dompu.

Saat ini saya sedang kecewa berat dengan suasana hati yang galau dan selalu ingin marah-marah setelah diputusin cinta oleh gadis pujaan hati dengan usia 1 tahun lebih muda.

Hal yang mengecewakan dia memutuskan cintanya tanpa alasan yang jelas dan kini dia akrab lagi dengan teman yang beda kelas dengan saya.

Mohon kiranya diberikan pencerahan agar rasa kecewa dan galau yang dialami bisa dienyahkan sehingga menjadi sehat kembali.

Demikian, mudah-mudahan mendapatkan pencerahannya.
QQY, di Dompu.

Jawaban

Wa’alaikumusalam Warahmatullahi Wabarakatuh.

Salut dengan ananda QQY. Dengan perasaan yang sedang tidak baikan, kecewa berat, galau dan ingin marahan melulu masih dapat berbagi perasaan.

Keterbukaan memudahkan dalam mendapatkan solusi atas persoalan yang terjadi dan membuat kamu merasa tidak sendirian dalam menanggung beban perasaannya.

Berkomunikasi dengan orang lain disaat kamu punya problem yang dianggap pelik akan menjadi terapi yang menyehatkan mental.

Dengan mental yang sehat akan membuat kamu tetap dalam kondisi yang kondusif dan mampu produktif, efektif dan efisien dalam beraktivitas.

Individu yang bersikap tertutup dengan tidak mau berbagi akan memiliki kecenderungan yang besar untuk mengalami gangguan psikis.

Salah satu gangguan psikis yang sering terjadi ketika individu memendam sendiri perasaannya tanpa berbagi dengan orang lain akan membuatnya overthinking.

Overthinking menyebabkan terjadinya kelelahan baik fisik maupun mental karena energinya terkuras dengan berpikir dan bertindak sendirian.

Akibat overthinking pikiran yang tidak seharusnya dipikirkan akhirnya menumpuk kemudian memicu munculnya berbagai gangguan psikologis yang berdampak merugikan.

Hal yang seharusnya mudah dan memberikan ketenangan batin akibat menutup diri untuk dapat berbagi dengan orang lain malah menjadi rumit karena overthinking.

Berbagi kepada orang lain akan menguatkan dan membuat individu tetap survive dalam menghadapi berbagai persoalan dan segera menemukan solusinya.

Lainnya bila memendam sendiri perasaan akan memicu munculnya berbagai gangguan penyakit. Saat individu memendam masalahnya sendiri semua aktivitas yang dilakukan berjalan tidak teratur.

Terus memendam perasaan sendiri mengakibatkan pola makan menjadi tidak teratur, jam tidur berantakan, tidak pernah berolahraga, pikiran menerawang kemana-mana hingga mengonsumsi narkoba.

Berbagi dengan orang lain yang dipercaya atas berbagai problem kehidupan yang pelik membuat individu merasa lebih sejuk, damai dan berbahagia dengan dirinya.

Mencintai seseorang apalagi di usia sekolah tidak boleh berlebihan namun harus berjalan biasa-biasa saja dengan mempertimbangkan belajar adalah hal yang pokok untuk dilakukan.

Bila mencintai secara berlebihan akan membuat pikiran individu sulit untuk dikendalikan karena hanya difokuskan kepada sosok yang dicintai.

Efek dari mencintai dan menyayangi secara berlebihan ketika ditengah jalan terjadi masalah seperti diputusin cintanya individu tidak akan tenang dan ujung-ujungnya membuatnya kecewa dan sakit hati.

Kekecewaan atau sakit hati muncul disebabkan oleh individu merasakan sesuatu yang terjadi tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan namun yang muncul hal yang sebaliknya.

Ada ungkapan populer dan sudah tidak asing ditelinga mencintai tidak selamanya harus memiliki ada kalanya individu yang saling mencintai harus bersama namun di suatu saat individu yang saling mencitai juga bisa berpisah.

Ungkapan diatas mendorong individu ketika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan bisa berbesar hati (legowo) menerima realita yang terjadi.

Agar semuanya berjalan baik, suka atau pun tidak suka, senang atau pun tidak senang semua hal yang terjadi harus diterima dengan lapang dada.

Seorang pelajar tugas utamanya adalah belajar sungguh-sungguh dan dapat membekali diri dengan sesuatu yang bermanfaat.

Seorang pelajar juga harus pandai untuk memilah dan memilih mana yang baik dan tidak baik, mana yang boleh dan tidak boleh, dan mana yang layak atau tidak layak untuk dilakukan, semuanya harus dapat dibedakan.

Hal yang seperti itu harus ditanamkan dengan baik agar tidak mudah dirundung perasaan kecewa atau sakit hati bila terjadi sesuatu hal yang tidak diharapkan.

Berikutnya sebagai seorang pelajar individu tidak boleh emosional menyikapi persoalan yang terjadi. Menyikapi persoalan yang ada harus dengan pikiran yang dewasa.

Putus cinta adalah persoalan yang biasa terjadi dalam pergaulan sosial. Bila terjadi tidak harus direspon secara berlebihan seperti dunia mau kiamat saja.

Putus cinta harus dijadikan sebagai pengalaman berharga untuk terus memperbaiki kualitas diri sehingga dapat lebih baik dan berdayaguna lagi.

Diputuskan cintanya oleh yang dicinta menjadi momen penting dan berharga untuk selalu mawas diri, kemudian membuat diri tidak gegabah lagi melakukan sesuatu hal.

Bisa jadi diputusin cintanya karena yang dicintai ingin mengetahui kualitas kamu seperti apa. Dia ingin melihat kamu bukan sebagai pecundang namun dia ingin melihat kamu sebagai sosok yang dewasa.

Kalau dilihatnya kamu adalah pribadi yang dewasa, tidak terpengaruh walau pun diputusin cintanya oleh dia, justru yang terjadi adalah kamu bisa lebih fokus untuk belajar dan mengikuti semua kegiatan di sekolah.

Kedewasaan dalam bertindak dan berpikir yang sukses ditunjukan disaat kamu diputusin cintanya membuat kamu akan lebih dihormati, dihargai, diakui dan diterima dengan baik. Si dia akan terkesima dengan ketegaran kamu.

Si dia yang dicintai akan menyepelekan bahkan tidak akan menghargai ketika kamu memperlihatkan dirinya sebagai pribadi yang kekanak kanakan, tidak dewasa dan cengeng.

Ketika dilihatnya kamu adalah pribadi yang tidak dewasa dia akan berpikir jangankan mengurus orang lain mengurus diri sendiri saja kamu tidak sanggup.

Kesan seperti itu sebisanya dapat dihindari dan kamu harus berupaya keras membuktikan diri menjadi pribadi yang lebih dewasa, yaitu pribadi yang tidak mudah putus asa, kecewa ataupun sakit hati.

Sebagai sosok yang dewasa buatlah diri-mu menjadi pemimpin yang baik bagi diri sendiri kemudian nantinya bila diberikan amanah untuk menjaga orang lain kamu pun sanggup melakukannya.

Hal penting yang harus kamu lakukan sekarang adalah segera memulihkan kondisimu dengan baik. Buang jauh-jauh rasa kecewa dan sakit hati di hatimu.

Maafkan semuanya agar tidak berlarut-larut yang membuat aktivitas kamu menjadi terhambat. Lakukan perubahan sikap dan perilaku tanpa harus menjadi orang yang sempurna.

Mulailah dengan semangat yang baru sebagai sosok yang tangguh, inspiratif, tidak mudah kecewa melainkan sebagai pribadi yang selalu berbahagia dan pemaaf.

Buktikan diri kamu sebagai pribadi yang dapat memulihkan diri menjadi lebih baik tidak seperti anggapan kebanyakan orang yang menuding kamu sebagai pribadi yang lemah dan tidak dewasa.

Sesungguhnya kamu adalah sosok yang kuat, tabah, tangguh dan selalu ingin tumbuh maju kearah yang lebih baik bahkan ingin membuat kehidupan yang berkualitas baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.

Hal yang juga harus dilakukan adalah dengan senantiasa memohon petunjuk kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa. Kepada-Nya mohon dijauhkan dari sesuatu yang buruk dan selalu didekatkan dengan kebaikan.

Demikian, mudah-mudahan tercerahkan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh (*).