Sebelumnya Tiga Shift ke Filipina, Dae Roni: Hari Ini, Volumenya 13,2 Juta Kg
–
TERUS merosotnya harga jagung di Kabupaten Dompu yang salah satu penyebab utamanya adalah gudang penuh, membuat Pemkab melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) berinovasi.
Diantaranya melakukan terobosan agar jagung-jagung produksi petani Dompu diekspor ke luar negeri. Puncaknya, hari ini, Selasa (3/12), di Pelabuhan Badas Sumbawa, dilakukan pelepasan ekpor “perdana” jagung (salah satu komoditas pertanian) Dompu dan beberapa daerah lain di Pulau Sumbawa ke Vietnam.
“Ini shift keempat jagung Pulau Sumbawa diekspor keluar negeri. Tapi pertama ke Vietnam. Tiga shift sebelumya ke Filipina,” kata Kepala Distanbun Kabupaten Dompu Muhammad Syahroni melalui pesan WhatsApp-nya pada Lakeynews.com, sore ini.
Dibeberkan Dae Roni (Muhammad Syahroni), realita (fakta)-nya dalam tiga bulan terakhir, harga jagung terus menerus turun, bahkan kemarin menyentuh harga 3.500 per Kg.
“Salah satu penyebab turunnya harga tersebut, karena gudang-gudang jagung masih tersedia stok yang relatif banyak,” ungkap salah seorang pejabat eselon II muda dan cerdas yang dimiliki Pemkab Dompu itu.
Padahal, disadari bawah saat ini musim tanam jagung sudah dimulai dan diperkirakan pada Febuari 2023 proses panen jagung akan dimulai. “Kondisi tersebut diharapkan space gudang-gudang yang ada harus segera dikosongkan,” ujarnya.
Namun, alasan posisi gudang dalam kondisi penuh, berdampak pada turunnya harga jagung. “Hal ini tidak bisa dihindari,” tegas Dae Roni.
Menyikapi kondisi pelik tersebut, Distanbun melakukan beberapa langkah inovasi untuk mengatasinya. Salah satunya, membuka komunikasi dengan pihak Kementerian Pertanian (Kementan). “Kita mengupayakan produk jagung coba dikirim ke luar negeri,” tuturnya.
“Alhamdulilah. Proses tersebut mendapat respons positif. Kebetulan hal ini juga sebagai bagian dalam upaya pencapaian Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) yang merupakan program kementan,” tambah Dae Roni.
Puncaknya, hari ini bertempat di Pelabuhan Badas Sumbawa dilakukan kegiatan pelepasan ekpor komoditas pertanian. “Salah satunya, komoditas jagung,” ujarnya.
Pelepasan ekpor jagung secara simbolis, jelas Dae Roni, dilakukan secara simbolis oleh Menteri Pertanian diwakili Kepala Badan Karantina Pertanian Kementan Bambang, didampingi Sekda Sumbawa yang mewakili Bupati.
Pengiriman komoditas jagung hari ini, tidak langsung dilakukan begitu saja. Tetapi telah melalui proses dan tahapan yang lumayan lama.
Diawali dengan adanya pengajuan dari pihak swasta. Menindaklanjuti pengajuan itu, pihak Distanbun Dompu melakukan verifikasi ketersedian stok jagung. Baru kemudian memberikan rekomendasi dan bersurat ke Kementan.
“Setelah dilakukan koordinasi dan komunikasi, alhamdulillah proses-proses tersebut berjalan sesuai dengan yang diinginkan,” tutur Dae Roni.
Lebih jauh dijelaskan, awal November laku, Tim Direktorat PPHP Kementan melakukan proses verifikasi ketersedian stok jagung pada beberapa gudang jagung di wilayah Kecamatan Manggelewa.
Berdasarkan usulan swasta yang direkomendasikan Distanbun Dompu, pihak Kementan akhirnya memberikan rekomendasi ekspor jagung dengan tujuan negara Vietnam untuk PT. Sinar Agro (Banggo – Manggelewa) sebesar 20 ribu ton.
Rekomendasi yang sama dari Kementan juga diyakini akan diberikan kepada PT. Subur Makmur (Banggo – Manggelewa). “Rekomendasi untuk PT. Subur Makmur sebesar 13.200 ton masih sedang berproses di Kementan,” urai Dae Roni.
Terkait pelepasan jagung Pulau Sumbawa di Labuhan Badas, sampai Sabtu sore ini sudah 32 juta Kg jagung.
Yang diekspor hari ini, pelepasan dengan tujuan negara Vietnam. “Jagung Dompu sendiri hari ini diekpor dengan volume 13.200.000 Kg yang bersumber dari PT. Sinar Agro Gemilang,” paparnya.
Sedangkan pengangkutan jagung ekpor tersebut dilakukan dengan menggunakan kapal kargo Vietnam bernama NV Newsun Blue. (tim)