Kepala DLH Jufri: Terima Kasih Koreksi Rekan-rekan Netizen
–
DOMPU – Menyikapi sorotan netizen dan publik terkait pemasangan lampu pada patung orang berselancar di bundaran DPRD/Taman Kota dan pemasangan paving block di Taman Kota, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Dompu langsung beraksi.
Lampu pencahayaan yang sebelumnya dipasang membalut seluruh bagian patung, dicabut. Diganti dengan lampu sorot yang dipasang di bagian bawah dan mengelilingi patung. Pun dengan beberapa warna untuk memperindah pemandangan.
Sebelumnya, di media sosial Facebook, masalah pemasangan lampu yang melilit patung ramai dikritisi netizen. Salah satu akun bahkan sempat menilai patung menjadi seperti mumi Fir’aun.
Kepala DLH Kabupaten Dompu Jufri, ketika dikonfirmasi Lakeynews.com, mengaku tidak tersinggung atau marah dengan kritikan-kritikan dan sorotan tersebut. Dia justru berterima kasih.
“Terima kasih rekan-rekan di medsos, netizen yang memberikan koreksi dan masukan luar biasa bagi kami di Dinas Lingkungan Hidup. Khususnya berkaitan dengan pemasangan lampu yang melilit patung itu,” kata Jufri.
Hal itu disampaikan pria yang akrab disapa Bang Jef itu saat ditemui media ini di Taman Kota Dompu, Senin (12/9) malam.
Malam itu, Bang Jef turun untuk melihat kondisi malam lampu pencahayaan patung selancar setelah pagi menjelang siang diganti.
Diketahui, pagi-pagi media ini mengabarkan dan mengonfirmasi lampu pada patung yang disorot secara tajam oleh netizen.
Informasi tersebut ditindaklanjutinya. Sehingga, setelah apel pagi, Bang Jef beserta beberapa pejabat dan stafnya melakukan rapat. Hasilnya, DLH mengambil kebijakan untuk mengganti lampu atau mengubah sistem pencahayaan patung tersebut.
“Kami tidak alergi dengan kritikan-kritikan yang konstruktif dan membangun. Apalagi tujuan netizen itu, bagaimana kota kita tertata dengan bagus dan indah,” ujar Bang Jef.
Pantauan media ini tadi malam, lampu sorot untuk pencahayaan patung itu terdapat sejumlah warna. Ada yang hijau, biru, kuning, merah dan beberapa warna lain, dengan sistem rotasi.
“Tujuannya adalah untuk menambah keindahan,” tegas Bang Jef yang saat itu didampingi salah seorang Fungsional Kebersihan dan Persampahan DLH Muhammad Ikbal.
Bang Jef memahami, persoalan seni sangat relatif. Bukan masalah benar-salah. Atau, menang-kalah. “Tergantung pada sisi mana kita memandangnya. Jadi, itu tidak perlu kita perdebatkan,” imbuhnya.
“Yang jelas, apa yang menjadi masukan masyarakat, kami input sebagai dasar mengambil sebuah kebijakan,” sambung Bang Jef.
–
Pemasangan Paving Block Taman Kota, Proyek Provinsi
Pada kesempatan itu juga Bang Jef memberikan penjelasan sekaligus menjawab sederet pertanyaan terkait pemasangan paving block di Taman Kota. Antara lain soal tidak adanya papan informasi, tidak jelas sumber dan nilai anggarannya, serta siapa yang mengerjakannya.
Menurut dia, Taman Kota itu masih merupakan aset Pemprov Nusa Tenggara Barat (NTB). Pemkab Dompu sifatnya hanya pinjam pakai dan mengambil manfaatnya.
“Berkaitan dengan kegiatan pemasangan paving block ini adalah proyek yang sumber dananya dari APBD I (Provinsi NTB). Berapa nilai proyeknya dan siapa yang mengerjakannya, kami tidak tahu,” jelasnya.
Bagaimana dengan koordinasi Pemprov NTB dengan Pemkab (DLH) Dompu terkait kegiatan pemasangan paving block selama ini?
“Koordinasi kami tetap jalan. Cuma kami tidak tahu berapa nilai anggarannya,” jawab Bang Jef.
Beda dengan pengerjaan pembatas di tengah taman bagian selatan. Pembatas-pembatas itu dibangun dengan APBD Kabupaten Dompu melalui DLH.
“Papan informasi proyeknya dipasang. Pekerjaannya juga sudah selesai 100 persen,” tutur Bang Jef. (tim)