Kades “baru” Mpili, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima Sahrir H. Nurdin (secara pribadi), menyempatkan diri bergabung dan ikut gotong royong bersama warganya. Meski saat itu tampak sudah rapi dengan batik dan harus menghadiri suatu undangan. (tim/lakeynews.com)

BIMA – Tradisi dan budaya gotong royong di Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima, hingga kini masih terlestari. Bukan hanya dalam ucapan, namun nyata dalam praktik dan tindakan.

Jangankan untuk kepentingan umum, kepentingan pribadipun digotongroyongkan. Baik dalam proses pembangunan rumah permanen (rumah batu, rumah panggung maupun yang lainnya.

Umumnya, gotong royong pada pembangunan rumah permanen dilakukan pada saat penggalian dan pemasangan pondasi, pemasangan kerangka dan atap.

Sedangkan pada rumah panggung, secara umum, gotong royong dilakukan pada saat pemindahan tanpa dibongkar terlebih dulu. Selain itu, ketika pemasangan kerangka rumah dan atap.

Seperti yang berlangsung di RT.03/RW.02 Dusun Wadu Kala, Desa Mpili, Minggu (11/9).

Pagi-pagi tadi, puluhan warga setempat, baik dari RT.03 maupun RT dan dusun sekitar, bergotong royong menggali dan memasang pondasi rumah Bayu dan Ayu Inda Lestari.

Bayu/Ayu merupakan pasangan suami istri yang baru sekitar setahun menikah.

Warga laki-laki dari yang remaja, dewasa hingga yang tua-tua mengambil peran, mengerjakan apa yang bisa dikerjakan, di lokasi gotong royong.

Yang perempuan juga tidak ketinggalan. Mereka berbondong-bondong hadir di tempat itu. Membantu urusan di dapur, menyiapkan makanan dan minuman warga yang gotong royong gali dan pasang pondasi.

Puluhan warga Dusun Wadu Kala, Desa Mpili, begitu semangat menggali dan memasang pondasi rumah salah satu pasutri muda, Minggu (11/9) pagi. (tim/lakeynews.com)

Menariknya lagi, aparatur pemerintah dari ketua RT, kepala dusun, beberapa Kaur/staf desa hingga kepala desa, secara pribadi ikut dalam kegiatan sosial kemasyarakatan tersebut.

Kades Mpili Sahrir H. Nurdin misalnya. Saat itu, dia tampak berpakaian rapi. Mengenakan atasan batik dipadu celana kain. Dia harus menghadiri suatu undangan.

Namun, suami dari Maemuna H.A. Bakar itu, menyempatkan diri dan berusaha berada di tengah-tengah warga yang sedang bergotong royong.

Dia bahkan, ikut menggali, walaupun itu hanya beberapa kali ayunan dan semacam “syarat” keterlibatan dalam gotong royong.

“Jadi, ini bukan pencitraan, lho Bang (wartawan, red),” kata Sahril pada Lakeynews.com di sela-sela kegiatan gotong royong, pagi tadi.

Pria baru dilantik sebagai Kades bersama puluhan Kades lain oleh Bupati Bima beberapa waktu lalu itu mengaku, berusaha memotivasi warganya. “Saya mendorong warga kami agar tetap memelihara semangat gotong royong dan kebersamaan ini,” paparnya.

Sahril berharap kebersamaan dalam kegiatan gotong royong seperti itu harus tetap dipupuk dan dilestarikan dalam kehidupan sosial masyarakat di desa yang dipimpinnya.

“Ini kebiasaan kami sejak zaman nenek moyang. Nilai-nilai kebersamaan dalam gotong royong yang diwariskan oleh para pendahulu ini harus dijaga dan dipertahankan,” imbuhnya. (tim)