Kapolres Dompu Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) AKBP Iwan Hidayat, SIK, ketika menemui massa HMI yang sempat bentrok dengan sejumlah personel kepolisian, Kamis (1/9). (ist/lakeynews.com)

Refleksi Bentrokan Mahasiswa-Polisi di Depan Kantor DPRD Dompu

Laporan Khusus Lakeynews.com

AKBP Iwan Hidayat, SIK. Saat ini menjabat Kapolres Dompu Polda Nusa Tenggara Barat (NTB). Menggantikan AKBP Syarif Hidayat, SH, SIK, yang kini menjabat Wakapolres Mataram.

Terhitung baru sekitar 10 bulan AKBP Iwan menjabat Kapolres Dompu. Itu setelah melakukan Sertijab di Ballroom Hotel Prime Park, Mataram, 30 November 2021 lalu. Disusul pisah sambut mereka di internal Polres Dompu berlangsung di Lapangan Apel Mapolres, 2 Desember 2021.

Selama Pamen Polri dua mawar itu memimpin Polres Dompu dan jajaran, nyaris tidak terdengar adanya gesekan yang signifikan antara warga dengan aparat kepolisian.

Dalam menghadapi atau menangani masyarakat maupun mahasiswa yang berunjuk rasa misalnya. AKBP Iwan piawai dan kreatif. Sehingga, sebesar apapun kekuatan dan eskalasi demo, sejauh ini selalu berakhir damai.

“Kami berusaha untuk selalu responsif dan humanis dalam menghadapi masyarakat Dompu,” kata AKBP Iwan pada Lakeynews.com, dalam suatu kesempatan beberapa waktu lalu.

Lihat saja bagaimana gencar dan panasnya unjuk rasa petani dan mahasiswa di Dompu. Baik aksi terkait anjloknya harga gabah dan jagung yang berjilid-jilid, maupun penolakan terhadap kebijakan pemerintah yang hendak menaikkan kembali harga BBM.

Berikut unjuk rasa lain dengan beragam aspirasi dan tuntutan. Termasuk yang terjadi di perbatasan Dompu-Bima beberapa waktu lalu. Terkait tanah kuburan warga Dusun Karaku, Desa Manggenae.

Aksi-aksi yang kadang melibatkan ratusan hingga ribuan orang (seperti aksi di Tekasire, Desa Madaparama, Kecamatan Woja) tersebut, selalu mampu diredam. Walaupun acapkali aksi diwarnai pemblokiran jalan negara, pembakaran ban bekas, sampai menimbulkan lumpuhnya arus lalulintas dan antrean panjang kendaraan hingga berkilo-kilo selama berjam-jam.

Suasana tegang antara massa mahasiswa dengan aparat keamanan sempat mewarnai aksi tolak kenaikan harga BBM di depan kantor DPRD Dompu. (tangkap layar/lakeynews.com)

Bentrok Mahasiswa-Polisi Diduga Diprovokasi Oknum Dewan

Namun, kesuksesan mengawal dan mengamankan sederet aksi massa (secara khusus) dan Kamtibmas di Bumi Nggahi Rawi Pahu (umumnya) selama ini, sedikit ternoda oleh insiden dan ketegangan di depan kantor DPRD, Kamis (1/9).

Personel-personel kepolisian terkesan represif dalam menyikapi “ulah” beberapa anggota massa HMI Cabang Dompu yang dalam aksinya memecahkan sejumlah kaca dan merusak gerbang kantor dewan.

Akibatnya, beberapa mahasiswa mengalami memar dan luka-luka. Walaupun yang terluka itu akhirnya dilarikan ke RSUD oleh pihak kepolisian, peristiwa itu dikhawatirkan kembali menambah buruk citra kepolisian di mata publik/masyarakat.

Diketahui, beberapa waktu lalu, citra Polri di mata publik Indonesia mengalami kemerosotan yang sangat tajam. Menyusul kasus pembantaian Brigadir J yang diduga kuat diotaki jenderal polisi bintang dua Irjen Ferdy Sambo, mantan Kadiv Propam Polri. Saat kejadian, almarhum Brijadir J merupakan ajudan Ferdy Sambo.

Anjloknya citra dan kepercayaan publik pada Polri tersebut tidak main-main. Dari 80-an persen turun menjadi 20-an persen. Namun, setelah Kapolri Jenderal Sigit melalui Tim Khusus bentukannya menetapkan Ferdy Sambo dan beberapa terduga lainnya sebagai tersangka, kepercayaan publik melonjak kembali hingga 70-an persen.

Aksi unjuk rasa massa HMI pada Kamis itu, sama dengan aksi gabungan beberapa organisasi mahasiswa sehari sebelumnya, Rabu (31/8). Yakni GMNI, HMI MPO dan IMM Cabang Dompu. Demo mahasiswa dalam dua hari berturut-turut itu menolak kenaikan harga BBM.

Tetapi, aksi pada hari Rabu, diwarnai keributan. Massa tersulut emosi. Pemicunya dua hal pokok. Diduga bersumber dari pihak dewan dan sikap yang seolah-olah memprovokasi dari oknum anggota dewan.

Pihak dewan disebut sebagai salah satu pemicu bentrok polisi-mahasiswa itu, karena tidak ada anggota dewan yang menerima dan mendengarkan aspirasi mereka. Massa menganggap, para anggota dewan lari dari tanggung jawabnya sebagai wakil rakyat. Sehingga melempar (memecahkan) kaca-kaca dan merusak gerbang kantor dewan.

Pemicu kedua, saat massa sedang gerah, datang salah seorang anggota dewan. Parahnya, oknum dewan itu bukannya melayani dan menyerap aspirasi massa sebagaimana mestinya. Justru dinilai menunjukkan sikap, gaya dan tutur kata yang kurang bersahabat.

Prilaku dan sikap oknum itulah yang ditengarai kian memprovokasi dan membakar amarah mahasiswa. Ujung-ujungnya, mahasiswa bentrok dengan polisi.

Dalam situasi demikian, sikap-tindakan yang terkesan arogan dan represif tak terhindarkan dari sejumlah oknum kepolisian. Selain beberapa mahasiswa terluka akibat amukan pentungan, juga seorang mahasiswa sempat diamankan.

AKBP Iwan Hidayat mengajak semua pihak di Kabupaten Dompu bergandengan tangan menjaga kondisifitas daerah. (ist/lakeynews.com)

Yang Terluka Diobati, yang Diamankan Dibebaskan, Kapolres Minta Maaf

Setelah bentrok dengan aparat keamanan, massa mahasiswa mendatangi Mapolres Dompu. Tujuannya, menuntut pembebasan rekan mereka yang diamankan polisi.

Selain itu, menuntut pertanggungjawaban oknum-oknum yang dianggap telah bertindak represif, sehingga membuat beberapa mahasiswa terluka.

“Kami menuntut para pelaku penganiayaan mahasiswa diproses. Dan, atas prilaku anak buahnya, Kapolres harus meminta maaf secara terbuka,” teriak perwakilan mahasiswa dalam orasinya di sepanjang jalan dan di depan Polres.

Kehadiran mereka diterima Kapolres AKBP Iwan Hidayat. Sikap, cara-cara arif dan bijak ditunjukkan Kapolres saat itu.

Sesuai harapan massa, mahasiswa yang sempat diamankan akhirnya dibebaskan. Kapolres berjanji, akan menindak tegas anak buahnya, jika terbukti melakukan pelanggaran saat mengamankan unjuk rasa tersebut.

“Saya mohon maaf kepada rekan-rekan mahasiswa sekalian. Kedepan mari kita tingkatkan koordinasi dan saling menghargai. Mari kita sama-sama jaga situasi Dompu yang aman dan kondusif,” kata AKBP Iwan usai pertemuan.

Di tempat terpisah, Kasi Humas Polres IPDA Akhmad Marzuki, mengutip pernyataan Kapolres, terkait informasi terjadinya pemukulan oleh personel Polres terhadap mahasiswa, akan dilakukan penyelidikan. “Jika benar terjadi, akan diproses sesuai ketentuan yang berlaku oleh anggota Propam,” ujarnya.

“Soal mahasiswa yang terluka, sudah langsung difasilitasi pengobatannya oleh Polres di RSUD Dompu,” sambungnya.

Kapolres Dompu AKBP Iwan Hidayat, SIK, bersilaturahmi dengan pengurus MD KAHMI dan HMI di rumah dinasnya, Kamis (1/9) malam. (ist/lakeynews.com)

Silaturahmi dengan Pengurus KAHMI dan HMI

Tidak sampai di situ. Setelah insiden antara massa HMI dengan personel kepolisian di depan kantor dewan, Kapolres Iwan Hidayat melakukan silaturahmi dengan pengurus Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Dompu.

Pertemuan itu berlangsung di kompleks rumah dinasnya pada Kamis (1/9) malam. Kemudian berlanjut Jumat (2/9) pagi.

Kapolres saat itu didampingi Kabag Ops AKP Syamsurrizal, S.Sos, Kanit Paminal Propam, serta Kaur Yan Min, Kanit I, Kanit III dan Kanit IV Satuan Intelkam AIPDA Mahdin.

Sedangkan dari pihak KAHMI Dompu, hadir Koordinator Presidium Syarifuddin, Sekretaris Suherman, serta beberapa pengurus KAHMI dan HMI lainnya.

Kapolres mengucapkan terima kasih, apresiasi dan hormat pada para pengurus KAHMI dan HMI Dompu. Dia berharap, silaturahmi senantiasa dilakukan agar kesinambungan komunikasi tetap terjalin dengan baik.

Kapolres sangat menyayangkan kejadian di depan kantor dewan. Kedepan diharapkan semua pihak bisa saling hormat menghormati. “Polisi dan mahasiswa adalah orang-orang baik. Jadi, kenapa harus selisih paham? Kita sama-sama melayani masyarakat,” ujarmya.

Kapolres sudah menekankan kepada jajarannya, bahwa kejadian tersebut pertama sekaligus yang terakhir. “Mari kita sama-sama belajar dan berbenah diri. Mohon senior-senior HMI bantu kami, redam isu-isu yang muncul,” pintanya.

Koordinator Presidium Majelis Daerah KAHMI Kabupaten Dompu Syarifuddin, menyambut baik dan berterima kasih atas kesediaan Kapolres bersilaturahmi dengan pihak KAHMI dan HMI.

Dia berjanji, akan membantu Kapolres dan jajaran untuk meredam isu-isu negatif pasca demo ricuh itu. “Kami akan mengimbau adik-adik HMI agar tidak ada gerakan-gerakan tambahan pascakejadian unjuk rasa (Kamis siang),” kata Fedon, sapaan Syarifuddin.

Silaturahmi Kapolres Dompu AKBP Iwan Hidayat, SIK dengan pengurus MD KAHMI dan HMI berlanjut Jumat (2/9) pagi. (ist/lakeynews.com)

Menurutnya, permasalahan seperti ini timbul karena miskomunikasi. “Mari sama-sama kita perkuat jalinan komunikasi dan silaturahmi antara Polres Dompu dan adik-adik aktivis,” ajak Fedon.

Langkah sigap Kapolres Dompu dalam menyelesaikan persoalan secara segera mendapat apresiasi dan pujian dari Sekretaris KAHMI Dompu Suherman. “Kami apresiasi sikap responsif Kapolres,” kata Suherman di WAG LakeyNews.Com, Jumat pagi.

Kamis siang kejadian caos, Kamis malam Kapolres mengundang KAHMI dan HMI. Dilanjut Jumat pagi tadi. “Luar biasa semangatnya menyelesaikan persoalan secara cepat. Alhadulillah, dengan semangat kekeluargaan, persoalan adik-adik HMI dengan Polres Dompu sudah selesai,” tutur Herman.

Resep agar Polisi Tetap Dipercaya Rakyat

AKBP Iwan Hidayat punya resep menarik dan jitu agar institusi Polri dan segenap anggotanya (terutama di Dompu) tetap dipercaya oleh rakyat. Baik dalam menciptakan situasi Kamtibmas yang kondusif, khususnya pengamanan aksi-aksi unjuk rasa, maupun sebagai ornamen penegakan hukum.

Pertama, polisi harus responsif terhadap keluhan masyarakat,” sebut pria kelahiran Madura, Jawa Timur tahun 1980 itu pada Lakeynews.com, Jumat (2/9) pagi.

Dalam hal ini, menurut AKBP Iwan, yang terpenting adalah ambil tindakan dulu terhadap masalah yang ada. Sikapi persoalan yang dihadapi masyarakat. “Jembatani keperluan dan kepentingan masyarakat (massa aksi) dengan dinas atau lembaga terkait, dan lainnya,” jelasnya.

Yang kedua, sambungnya, polisi harus mendengarkan apa aspirasi, keluhan dan harapan masyarakat. “Karena seringnya (dari pengalaman), saudara-saudara kita itu butuh saluran untuk hearing dengan pihak terkait atas suatu masalah yang ada,” paparnya.

Terakhir, poin ketiga disebut AKBP Iwan, Polri selalu bersama rakyat dan pemerintah untuk menjembatani berbagai masalah dan kepentingan yang ada.

“Mari kita bersama-sama bergandengan tangan untuk memastikan Indonesia, khususnya Dompu, menjadi negeri dan daerah aman sentosa,” ajak alumni Akpol 2002 ini. (sarwon al khan)