Kepala SMAN 3 Dompu M. Nur, S.Pd, ketika ditemui Lakeynews.com di ruang kerjanya, Kamis (11/2). (tim/lakeynews.com)

DOMPU, Lakeynews.com – Kegiatan belajar mengajar (KBM) di SMAN 3 Dompu pada masa pandemi Covid-19 sekarang, selain daring (online) juga luring (offline/tatap muka).

“KBM secara luring berlaku untuk Kelas XII yang sebentar lagi akan menghadapi ujian. Sedangkan KBM daring untuk Kelas X dan Kelas XI,” kata Kepala SMAN 3 Dompu M. Nur, S.Pd, pada Lakeynews.com di ruang kerjanya, Kamis (11/2).

Peserta didik Kelas XII, menurutnya, ada empat kelas. Dalam satu kelas rata-rata 20-an siswa.

Selama KBM dilakukan secara tatap muka, setiap kelas dibagi dua (masing-masing 10 orang). “Jadi, dari empat kelas menjadi delapan kelas,” jelas Nur.

KBM luring bagi siswa Kelas XII ini, papar Nur, dilakukan full enam hari dalam seminggu. Mulai masuk pukul 07.15 dan selesai 10.15 Wita, tanpa jam istirahat.

“Setiap hari, tiga jam di sekolah. Rata-rata dua mata pelajaran sehari,” tutur Nur.

Sebelum menjelaskan KBM daring bagi , Nur menginformasikan draft rencana ujian sekolah (tidak ada lagi ujian nasional) bagi peserta didik Kelas XII tersebut.

Katanya, untuk ujian praktik, rentang waktunya antara tanggal 1 sampai 13 Maret 2021. Kalau ujian tulis, rentang waktunya antara tanggal 15 Maret sampai 5 April mendatang.

Lebih jauh Nur menjelaskan KBM daring bagi Kelas X dan XI. Siswa belajar online melalui grup WhatsAPP, berdasarkan kelasnya masing-masing.

“Misalnya Kelas X MIPA 1 di sekolah, ya Kelas X MIPA 1 juga di kelas daringnya,” urainya.

Pembelajaran selama masa pandemi, sambung Nur, secara umum telah berjalan. Meski demikian, dirasa tidak begitu optimal, jika dibandingkan KBM tatap muka dalam kondisi normal.

“Kebetulan KBM dalam masa pandemi ini, tidak dalam konteks penuntasan kurikulum, tapi pembelajaran yang bermakna,” jelasnya.

Ditanya kendala yang dihadapi, baik dalam KBM luring maupun daring. Untuk kelas luring misalnya, yang kerap ditemui adalah keterlambatan siswa ke sekolah dan tingkat kehadiran kurang.

Selain itu, kesadaran warga sekolah dalam mematuhi protokol kesehatan Covid, kadang kurang. Misalnya lupa memakai masker atau cuci tangan. “Kita terus anjurkan agar senantiasa menaati protokol kesehatan,” tutur Nur.

Mengatasi hal ini, kata Nur, guru-guru melakukan kunjungan ke rumah-rumah siswa. Tujuan dan harapannya, ada dukungan orang tua dan kesadaran meningkat. (tim)