Beberapa di antara orang tua calon siswa yang mendatangi SMAN 1 Dompu, Kamis (9/7) pagi. (ist/lakeynews.com)

Lurah Kandai Satu juga Pertanyakan Hal yang Sama

DOMPU, Lakeynews.com – Sejumlah orang tua/wali calon murid, Kamis (9/7) pagi mendatangi SMAN 1 Dompu.

Warga tersebut menanyakan alasan pihak SMAN 1 Dompu tidak menerima anak-anak mereka. Padahal, masuk dalam zonasi sekolah tersebut.

Warga itu berasal beberapa desa dan kelurahan. Antara lain, dari Kelurahan Kandai Satu, Desa Ranggo, Dorebara dan beberapa wilayah lain yang masuk zona salah satu sekolah favorit warga Dompu itu.

“Mengapa anak-anak kita yang masuk dalam zona dan relatif dekat tidak diterima oleh SMAN 1 Dompu ini,” tanya salah seorang di antara mereka dan dibenarkan yang lain.

Di tempat terpisah, Lurah Kandai Satu, Kecamatan Dompu Dedy Arsyik, S.Sos, juga menyampaikan hal senada. Atas nama Pemerintah Kelurahan Kandai Satu, Dedy juga melanjutkan keluh kesah warga yang disampaikan kepadanya.

Para orang tua murid itu mengaku sudah mendaftarkan anaknya ke panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Pelajaran 2020 di SMAN 1 Dompu. Baik melalui Jalur Prestasi, Jalur Afirmasi dan Jalur Perpindahan Orang Tua/Wali, serta Jalur Zonasi.

Lurah Kandai Satu, Kecamatan Dompu Dedy Arsyik, S.Sos. (ist/lakeynews.com)

“Tidak satupun calon siswa dari kelurahan kami yang diterima melalui tiga jalur tersebut. Padahal, kalau dilihat datanya, warga kami yang mendaftar di sekolah itu, jumlahnya 20-an orang,” tegas Dedy di Dompu, Kamis pagi.

Dedy menegaskan, kesampingkan dulu Jalur Prestasi dan Jalur Perpindahan Orang Tua/Wali. Yang dia pertanyakan kuota Jalur Afirmasi (keluarga ekonomi lemah). Karena, daya tampungnya 15 persen dari pagu sekolah, namun tidak ada seorangpun warganya yang diakomodir.

“Saat ini di Kelurahan Kandai Satu terdapat lebih kurang 283 kepala keluarga penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH). Ini belum termasuk warga tidak mampu lainnya yang tidak terakomodir dalam PKH,” paparnya.

Demikian halnya melalui Jalur Zonasi. Kelurahan Kandai Satu, menurut Dedy, termasuk dalam wilayah zonasi SMAN 1 Dompu. “Tapi, kenapa tidak satupun yang bisa diterima,” tanyanya.

Ini Penjelasan Kepala SMAN 1 Dompu

Bagaimana tanggapan Kepala SMAN 1 Dompu Muhamad Ihsan, S.Pd atas pertanyaan dan keluhan sejumlah warga, serta Lurah Dedy itu?

Diakui Ihsan, zona SMAN 1 Dompu itu cukup luas. Dari Desa Bakajaya, Kecamatan Woja (barat), hingga Ranggo, Kecamatan Pajo (timur). Termasuk hampir semua wilayah kota Dompu Dompu sampai Desa Mangge Asi (utara), Desa Dorebara dan Mbawi (selatan).

Kepala SMAN 1 Dompu Muhamad Ihsan, S.Pd. (zar/lakeynews.com)

Meski demikian, menurutnya, setiap sekolah dibatasi dengan kuota. “Sesuai dengan sistem sekarang, zonasi berbasis jarak,” jelas Ihsan pada Lakeynews.com di ruang kerjanya, Kamis (9/7) siang.

Total kuota siswa baru SMAN 1 Dompu Tahun Pelajaran (TP) 2020/2021 ini, 8 x 32. Yakni delapan kelas (rombongan belajar) kali 32 siswa. Atau, 256 orang.

Dari 256 orang itu, kuota Jalur Zonasi 165 orang. “Karena kuota kita hanya sekian, akhirnya sistem itu menyeleksi sesuai dengan jarak,” ujarnya.

Untuk mengetahui jarak terdekatnya, pihaknya melihat berdasarkan Juknis (petunjuk teknis). “Ternyata mulai dari Kelurahan Dorotangga, sekitar 300 meter. Ini dulu yang dipenuhi,” tandasnya.

Disusul Kelurahan Bada, 600 meter, berikut Kelurahan Bali, Potu dan Karijawa.

Setelah diurut berdasarkan jumlah pendaftar, hasilnya sampailah jumlah 165 orang. Sesuai kuota zonasi dengan sistem jarak.

Yang dari Karijawa pun tidak terakomodir semua. Sebagian “terlempar” ke pilihan kedua, SMAN 2 Dompu dan SMAN 1 Woja.

Sedangkan pendaftar dari Desa Ranggo dan Lepadi kembali ke SMAN 1 Pajo.

Total calon siswa yang mendaftar ke SMAN 1 Dompu sebagai pilihan pertama melalui jalur zonasi sebanyak 287 orang. “Yang diterima hanya 165 orang,” tegasnya.

Hal tersebut juga disampaikan kepada para orang tua/wali yang datang ke sekolah itu.

Bagaimana tanggapan mereka?

Setelah pihak sekolah menyampaikan hal itu, secara umum para orang tua/wali calon siswa dapat memahaminya.

Ihsan mengakui, namanya orang tua, memang warga-warga itu kepingin sekali anaknya masuk di SMAN 1 Dompu. “Cuma kita tidak bisa melawan sistem,” tegasnya.

Dia sangat berharap, para orang tua/wali dapat memaklumi hal tersebut. Termasuk memahami, bahwa pada prinsipnya sekolah itu sama.

Tujuan pemerintah dengan sistem zonasi ini sangat baik. “Yaitu agar semua sekolah bersaing dengan sehat dan memiliki kualitas yang tidak jauh beda satu sama lain,” cetus Ihsan. (zar)