Waspadai Kemungkinan Gejolak Pendukung yang Kalah
Catatan: Sarwon Al Khan – Dompu
Kamis besok, 23 November 2017, teragendakan 33 desa di Kabupaten Dompu akan melaksanakan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) secara serentak. Berbagai persiapan telah matang dilakukan pihak penyelenggara. Aparat keamanan pun sudah memasang kuda-kuda pengamanan. Namun, mengiringi semangat dan menjelang hari “H” Pilkades serentak, aroma politik uang begitu menyengat.
===========
DIKETAHUI, 33 desa yang akan menyelenggarakan Pilkades serentak itu tersebar di delapan kecamatan, dengan 120 tempat pemungutan suara (TPS). Sebanyak 128 calon Kades ambil bagian di dalamnya.
Data yang dihimpun Lakeynews.com, di Kecamatan Dompu ada lima desa yang mengelar Pilkades. Yakni Desa Sorisokolo, O’o, Karamabura, Dorebara dan Manggena’e. Kecamatan Woja; Desa Rababaka, Nowa, Bakajaya, Riwo, Wawonduru, Saneo dan Serakapi.
Kemudian di Kecamatan Kempo; Desa Soro, Dorokobo, Kempo dan Tolokalo. Kecamatan Hu’u; Desa Jala dan Adu. Kecamatan Pajo; hanya Desa Tambe Lae.
Sementara di Kecamatan Manggelewa; Desa Soriutu, Tekasire, Kampasimeci, Tanjung, Lanci Jaya, Kwangko, Nangatumpu dan Banggo. Kecamatan Pekat; Desa Doropeti, Kadindi Barat dan Karombo. Serta, Kecamatan Kilo; Desa Lasi, Kramat dan Mbuju.
**
Semua persiapan untuk agenda pesta demokrasi warga 33 desa tersebut sudah dilakukan secara matang. Termasuk pendistribusian logistik ke masing-masing panitia di desa, menurut Ketua Panitia Pilkades Tingkat Kabupaten Dompu Drs. H. Sudirman Hamid, M.Si, sudah dilakukan.
Sebagaimana dilansir www.dompukab.go.id, Rabu (22/11/2017), Sudirman yang juga Asisten Pemerintahan dan Aparatur Setda Dompu ini mengaku, surat suara dicetak panitia desa sebanyak pemilih dan ditambah 10 persen cadangan, antisipasi surat suara rusak.
Sudirman mengharapkan, warga, panitia dan pihak keamanan –TNI/Polri– di tingkat desa untuk sama-sama menjaga konduktifitas dan Kantibmas di lingkungannya masing-masing. “Manfaatkan kesempatan ini untuk memilih Kades yang bisa bekerja dalam membangun desa,” imbuhnya.
Khusus kepada panitia, Sudirman meminta bekerja sebaik-baiknya, sesuai ketentuan peraturan dan undang-undang yang berlaku. “Panitia harus netral agar hajat demokrasi Pilkades ini dapat berjalan lancar dan sukses,” tegasnya.
Jajaran Polres Dompu juga melakukan persiapan pengamanan yang luar biasa. Ratusan personel polisi siap diterjunkan untuk mengamankan Pilkades tersebut.
AKBP Jon Wesly Arianto, SIK, yang akan berakhir masa akhir jabatannya sebagai Kapolres Dompu memimpin Apel Gelar Pasukan dalam Rangka Kesiapan Pengamanan Pilkades Serentak 2017 di Lapangan Apel Polres Dompu, Selasa (21/11/2017) pagi. “Ada tiga objek utama yang perlu mendapat perhatian serius di lapangan. Menjaga orang, kotak suara dan kondusifitas lokasi Pilkades,” ujar Kapolres.
Sehari sebelumnya, Kapolres mengungkapkan, kepolisian sebagai ujung tombak pengamanan Pilkades serentak ini siap melakukan pengamanan. Setiap TPS akan ditempatkan anggota Polres dan Polsek jajaran berseragam.
Kepada anggota yang terlibat pengamanan agar tidak menganggap remeh setiap rangkaian Pilkades. Personel di lapangan harus memaping setiap kerawanan dan mengawal semua rangkaian kegiatan agar dapat berjalan aman dan lancar.
***
Hasil pantauan media ini di sejumlah desa yang akan melaksanakan Pilkades, hingga malam ini, suasananya relatif aman dan terkendali. Evoria dan riak-riak warga pendukung para Cakades, sejauh ini belum sampai mengganggu keamanan dan ketertiban umum.
Upaya penggalangan dukungan, meraih dukungan suara dan simpati warga begitu gencar dilakukan masing-masing calon maupun timnya.
Sayangnya, seiring dengan itu, berhembus isu minor. Adanya dugaan politik uang oleh oknum calon, tim maupun pendukung calon tertentu.
Informasi tersebut belum terbukti kebenarannya. Namun, aroma politik uang dimaksud sangat menyengat ketika turun ke lapangan.
Diantaranya, ketika media ini memantau situasi dan kondisi salah satu desa di Dompu bagian timur. Beberapa warga yang ditemui mengaku, adanya indikasi permainan uang dan berlangsung sejak beberapa hari lalu.
Tim dan pendukung Cakades tertentu disebut-sebut telah menyebar rupiah yang cukup signifikan. Nilai awalnya, rata-rata Rp. 50 ribu per suara. Bahkan, semakin dekatnya hari “H”, mulai Selasa (21/11/2017) siang, kian variatif melakukan “gempuran”. Angka bertambah menjadi Rp. 100 ribu, Rp. 150 ribu, hingga Rp. 200 ribu per suara.
“Saya dengar-dengar, bagi warga yang kukuh dan getol mendukung jagoannya, ‘dihantam’ hingga Rp. 200 ribu,” kata salah satu tokoh masyarakat di desa itu yang minta identitasnya tidak ditulis.
****
Sampai berita ini ditulis, sekitar pukul 22.51 Wita, sekali lagi belum terdengar ada persoalan signifikan yang dapat mengganggu pelaksanaan Pilkades besok pagi.
Namun yang perlu diwaspadai dan diantisipasi adalah kemungkinan terjadinya gejolak pascapilkades serentak. Terutama setelah penghitungan suara, dimana calon yang diduga berpolitik uang keluar sebagai pemenangnya.
“Ini yang utama perlu diwaspadai dan diantisipasi oleh aparat keamanan dan para pihak terkait. Saya kuatir, calon atau pendukung calon yang kalah akan memberikan reaksi, setelah mengetahui pihak calon yang diduga bermain uang itu sebagai pemenangnya,” demikian pesan dan harapan sejumlah tokoh masyarakat yang dihimpun di lapangan. (*)