
DOMPU, Lakeynews.com – Menjadi seorang pengusaha atau berwira usaha itu ternyata tidak mesti kaya dulu. Owner Jamu Sasambo Nasrin H. Muhtar dan Owner Ori Coffee Muhdar, S.Pd, M.Pd, sudah membuktikan kesuksesannya hanya dengan modal yang sangat minim.
Hanya dengan modal awal yang tidak seberapa, mereka rintis dan menekuni usahanya hingga sukses kini. Keberhasilan mereka terungkap dalam Talk Show Interaktif Panggung Inspirasi Bisnis “Mengembangkan Potensi dan Sumberdaya Lokal” di Gedung KNPI Dompu, Minggu (15/10/2017).
Kebetulan keduanya menjadi narasumber di talk show itu bersama ketua komunitas Tangan Di Atas (TDA) Kabupaten Dompu Firmansyah alias Marombo.
“Menjadi pengusaha tidak harus memiliki modal besar dulu, gedung besar, atau harus tenaga kerja yang banyak dulu dan lainnya,” kata Nasrin yang akrab disapa Dokter Jamu itu.
“Yang penting ada kemauan, usaha apapun itu akan sukses walaupun modalnya sedikit. Yang penting fokus. Jika tidak fokus, tidak akan bisa sukses,” sambung pria kelahiran Melaju, Kecamatan Kilo, Dompu itu.
Diketahui, sudah puluhan tahun Nasrin menggeluti dunia jamu. Mulai dari salesmen hingga menduduki wakil direktur pada perusahaan orang.
Nah, sejak sekian tahun yang lalu Nasrin mengelola jamu di bawah naungan perusahaannya sendiri, yakni PT. Tri Utami Jaya. Dengan perusahaan ini, awalnya dia memproduksi Jamu Sasambo. Kemudian Teh Ajaib Moringa (kelor) Sasambo dan teranyar minuman tradisional Markani Maniki.
Mengapa memilih jamu sebagai jenis usaha yang dijalaninya?
“Antara lain bentuk pengabdian saya pada orangtua. Dedikasi saya pada Dompu sebagai daerah kelahiran saya. Serta, untuk mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal,” jelasnya.
Khusus menyangkut pengabdiannya pada orangtua melalui produksi jamu ini, Nasrin mengaku, sejak (ketika) kecil dia dibesarkan oleh orangtuanya dengan jamu. “Orangtua saya selalu memberikan jamu, bukan obat-obatan yang mengandung zat kimia,” tuturnya.
“Salah satunya, teh ajaib daun kelor (Moringa). Ini sebagai bentuk pengabdian saya pada kampung halaman (Kilo, Melaju),” jelasnya.
Setiap pulang kampung, Nasrin selalu meminta orangtua atau keluarganya untuk merebuskan sayur dari daun kelor. Tapi karena jauh, tidak mungkin dia bolak-balik Mataram-Dompu hanya untuk makan sayur kelor.
Karena itulah, tercetus idenya untuk memproduksi jamu dari daun kelor yang diberi nama Teh Ajaib Moringa. “Kalau saya ingin makan kelor, tinggal ambil bubuk daun kelor kering, tuangkan air panas untuk buat teh lalu minum,” cetusnya.
Menariknya, Teh Ajaib Moringa ini sudah berhasil masuk ke hotel-hotel berbintang. “Bahkan di Hotel Sheraton Senggigi, Lombok Barat (salah satu kawasan wisata) sudah menjadikan teh kelor ini sebagai minuman rutin tamunya,” ungkap Nasrin bangga.
Ory Muhdar: Ngopi Ori Coffee Pasti Merasakan Kopi Tambora
Inspirasi kesuksesan juga dilontarkan Owner Ori Coffee Muhdar, S.Pd, M.Pd. Pria yang akrab disapa Ory Muhdar itu, memilih bisnis kopi dengan alasan sederhana namun berdampak luar biasa.
“Ketika orang ngopi Ori Coffee pasti merasakan kopi Tambora,” tandas Ory Muhdar.
Bagaimana untuk memastikan bahwa itu kopi Tambora? Bukankah banyak juga pengusaha kopi lain di Dompu?
Menjawab pertanyaan itu, Ory Muhdar menjelaskan, mulai dari awal proses, pihaknya benar-benar memperhatikan orisinil kopi Tambora. Diantaranya, dengan melakukan pendampingan pada petani dan pengepul kopi Tambora.
“Kepada petani maupun pengepul kopi Tambora, kami terus ingatkan dan wanti-wanti agar tetap memperhatikan dan mempertahankan keaslian kopi Tambora. Ini yang terus kita bangun komunikasi dan pendampingan,” paparnya.
Ory Muhdar berharap, sepulang dari acara itu ratusan peserta talk show dapat berbuat dan mewujudkan hal-hal yang monumental. Meski dimulai dengan hal-hal biasa. (zar)
