Kuda poni kesayangan Kepala SMKN 1 Woja, Kabupaten Dompu, Abdul Jabbar, yang sudah terjual Rp. 5 juta. (ist/lakeynews.com)

DOMPU, Lakeynews.com – Sekitar seminggu terakhir, rencana dan pelaksanaan lelang kuda poni kesayangan Kepala SMKN 1 Woja, Kabupaten Dompu, Abdul Jabbar, menjadi viral di media sosial terutama di kalangan nitizen Facebook dan WhatsAPP Dompu, Bima dan sekitarnya.

Kuda poninya Koordinator Guru To’i Center (GTC) itu, akhirnya terjual dengan harga Rp. 5 juta di Taman Kota Dompu, Sabtu (9/9/2017) malam lalu. Seorang ibu, Eli, membelinya pada malam penggalangan dana untuk membantu warga muslim Rohingya, Myanmar.

“Dana hasil penjualan kuda ini, seluruhnya disumbangkan untuk membantu saudara-saudara muslim kita di Rohingya,” kata Abdul Jabbar yang akrab disapa Abah Jabar itu pada Lakeynews.com.

Dia mengakui, kuda “cantik” tersebut adalah kuda yang paling disayanginya dari sekian ekor kuda pacunya. Namun, demi kaum muslim Rohingya yang tengah dilanda kekerasan di negaranya, Abah Jabar rela hewan kesayangannya dilelang.

Selain tujuan membantu muslim Rohongya, kerelaan Jabbar melelang kuda poni tersebut, terinspirasi dari kepemimpinan Bupati Dompu H. Bambang M. Yasin (HBY). Aparatur Sipil Negara (ASN) yang dikenal kritis ini, berusaha mengikuti jejak HBY.

“Pemimpin kita H. Bambang ini, orangnya “gila ide” untuk kemajuan daerah dan rakyat yang dipimpinnya. Saya mengikuti jejak beliau (HBY, red). Kalau pemimpinnya “gila ide”, saya sebagai rakyat juga harus lebih gila,” tegasnya.

Penyataan yang sama juga dilontarkan Jabbar di depan para pengunjung dan peserta malam penggalangan dana bantuan muslim Rohingya. “Saya mengikuti jejak pemimpin kita yang gila ide,” kata Jabbar yang disambut tepuk tangan hadirin saat itu.

Sayangnya, Jabbar tidak menyebut secara eksplisit jejak “gila ide” HBY dimaksud.

 

Anggota ACT NTB Hendri Atrimus, pemilik kuda poni Abdul Jabbar, anggota DPRD Dompu Abdullah (nomor urut 2, 3 dan 4 dari kiri) pada malam pelelangan kuda poni. (ist/lakeynews.com)

ACT Camp di Perbatasan Banglades-Myanmar

Diketahui, setelah proses lelang kuda poni diserahkan anggota Aksi Cepat Tanggap (ACT) NTB H. Hendri Atrimus, MBA, kepada Ibu Eli. Sedangkan dana hasil penjualan kuda selanjutkan akan disalurkan oleh ACT ke muslim Rohingya.

Lembaga kemanusiaan ACT ini bukan saja di luar negeri, namun juga di Indonesia. “Kami saat ini sudah membangun camp antara perbatasan Banglades dan Myanmar,” jelas Hendri.

Di perbatasan Banglades-Myanmar, ACT menyiapkan makanan dan pakaian, termasuk saat Idul Adha baru-baru ini. “Masyarakat Rohingya yang tertindas mengucapkan terimakasih kepada Indonesia dan masyarakat pada umumnya atas berbagai bantuan yang mereka terima,” sambung Hendri. (zar)