H. Bochri Rachman: Badan Ceking, Suara Berat tapi Dikira Kekar

Sekitar 20 tahun pensiun dari pekerjaan sebagai penyiar radio. Tiba-tiba mendapat kehormatan, diundang untuk membacakan berita. Hal ini menjadi momen nostalgia bagi H. Bochri Rachman, SH, karena mengingatkan dirinya yang pada era 1970-an sudah aktif sebagai penyiar RRI.

H. Bochri Rachman (kopiah) saat membacakan berita di Pro 1 RRI Mataram, Kamis (7/9/2017) pagi, pukul 06.30 Wita. (ist/lakeynews.com)

===========

CERITANYA begini. Pria 69 tahun yang akrab dipanggil Haji Bochri itu, mendapat undangan dari Pro 1 RRI Mataram untuk membacakan berita pada Kamis (7/9/2017) pagi, pukul 06.30 Wita.

Undangan untuk sesuatu yang sudah langka dilakukannya sekian tahun terakhir itu, menyambut peringatan Hari Ulang Tahun Radio Republik Indonesia (RRI) ke-72, 11 September 2017.

“Wah. Sudah 20 tahun tidak pernah (lagi) baca berita di RRI,” ungkap Haji Bochri dalam media sosial melalui status di akun Facebook miliknya, Kamis pagi tadi.

Hal tersebut mengingatkan dirinya saat menjadi penyiar tahun 1970-an, jadi penyiar RRI ketika masih muda. “Banyak fans walau tidak pernah ketemu. Hanya kenal suara. Tadi, suara tua, dalam usia 69 tahun,” katanya mengenang.

“Badan ceking tapi suara berat. Sehingga banyak yang mengira saya kekar, tetapi ternyata kurus. Ha…ha…ha. Nostalgia,” ketika memberikan keterangan pada salah satu fotonya di waktu muda.

Menanggapi pernyataan nitizen, secara jantan Haji Bochri mengakui, RRI telah membesarkannya. “Ketika diundang untuk nostalgia baca berita, bapak (Haji Bochri, red) menikmati walau tidak sebagus dulu,” ujarnya.

Dia berharap para penyiar dan pembaca berita, serta wartawan muda dia mengharapkan agar lebih hebat dan lebih baik darinya. “Yang muda harus lebih hebat dari yang tua,” imbuhnya.

H. Bochri Rachman muda (baju biru) bersama wartawan senior Ruslan Nedy, saat Porwanas 1989 di Padang. (ist/lakeynews.com)

Status Haji Bochri tersebut mendapat respon dan tanggapan luar biasa dari para nitizen. Berikut sebagian komentar dari nitizen itu yang dikutip dan disesuaikan Lakeynews.com;

Ida Cmoon: “Suara yang banyak fansnya…. Walaupun tidak tahu yang mana bapak H Bochri Rachman Sh, tapi suaranya dikenal sampai pelosok negeri…”

Arief Rachman: “Suara emas dan legendaris penyiar RRI…”

Atek Muslikhati: “Wah, sayang tiang gak bisa dengerin, hehe.”

Haris Parado: “Selamat Pak Aji… maestronya wartawan, penyiar lagendaris.”

Machfud Ahmad: “Masih mantap Pak H Bochri Rachman Sh.”

Husnanidiaty Nurdin: “Saya ikuti tuh, suara berat nan merdu.”

Maksum Abwandi: “Mantaaap masih suara mas terdengar kembali di 72 tahun RRI. Usia boleh lanjut tetapi semangatnya masih 17 tahun. Terimakasih senior, semoga diusia ini menjadi lebih barokah (khairunnas anfauhum linnas) sebaik-baik manusia adalah yang lebih bermanfaat untuk orang banyak. Wassalam.”

Iswahyudi Hidayat: “Pasti menikmati sekali Bapak, nostalgia yang sangat membahagiakan.”

Dian Martini Mustapa: “Keren Pak H Bochri Rachman Sh… Semoga ntar bukan hanya moment hari radio aja baca beritanya, ya, hehehe..”

Om Won: “Kami di pulau seberang rugi karena gak sempat dengar…”

Iskandar Smail: “Mestinya rekaman suara Pak Bochri diposting di FB juga. Saya rindu, ingin mendengarnya.”

Kus Adin: “Mantap Pak H Bochri Rachman Sh tetap menjadi inspirasi buat kaum muda. Ayo yang masih muda jangan mau kalah.” (Sarwon Al Khan)