Jika Pemda-Dikpora tak Serius, Kades dan Warga Karamabura Siap Menutupnya

Bukan hanya pihak SMPN 5 Dompu yang merasa risau dengan kondisi sekolah minim siswa baru. Pemerintah desa dan sejumlah warga Karamabura pun dibuat gerah. Mereka bahkan mengatakan mendukung penuh perjuangan SMPN 5, karena itu untuk kepentingan serta masa depan sekolah, para sarjana dan generasi Karamabura masa depan.

Jika masalah 25 siswa baru asal Desa Karamabura yang masuk ke SMPN 2 Dompu tidak kunjung diselesaikan, Kades setempat, Rosyidin (paling kanan) bersama warganya siap menutup SMPN 5 Dompu. (sarwon/lakeynews.com)

==========

TERUS terang saja, kami ikut sedih dengan kondisi SMPN 5 ini. Karena itu, kami mendukung penuh apapun yang dilakukan pihak sekolah,” tegas Kades Karamabura Rosyidin, ketika bersama kepala dan dewan guru di ruang Kepala SMPN 5 Dompu, Sabtu (12/8/2017) lalu.

Sebagai bentuk dukungan terhadap upaya pihak sekolah itu, Kades berserta warganya berencana menghadap Bupati, Kadis Diskpora dan DPRD Dompu. “Insya Allah, dalam waktu dekat akan mengadap agar beliau-beliau segera menyikapi persoalan ini,” janjinya.

Rosyidin sangat sependapat dengan pihak sekolah, agar semua siswa baru (TP 2017/2018) asal Karamabura yang sudah telanjur masuk di SMPN 2 Dompu sesegara mungkin dikembalikan ke SMPN 5.

Pemerintah daerah, tidak boleh menganggap sepele masalah tersebut. Kalau kondisi SMPN 5 terus berlanjut dan dibiarkan seperti ini, menurutnya, tidak perlu pihak terkait yang menutupnya. “Saya bersama masyarakat di sini sudah sangat siap menutupnya,” tegas Rosyidin.

Namun sebelumnya pihaknya mengambil sikap, dia mengajak pihak sekolah dan warga setempat untuk menunggu dulu perkembangan perhatian dan penanganan Pemkab dan Dinas Dikpora.

“Kita tunggu dulu bagaimana sikap Pemkab dan Dinas Dikpora Dompu. Apakah disikapi serius atau malah dianggap main-main,” tegasnya dengan nada tanya.

Beberapa warga setempat juga melontarkan pernyataan senada dengan pihak sekolah dan pemerintah desa. Dir berharap, pemerintah daerah segera menyikapi serius masalah ini.

“Banyak anak-anak Karamabura masuk ke SMPN 2 Dompu. Kalau begitu caranya, SMPN 5 lebih baik ditutup memang,” kata salah seorang warga, Radiman, pada Lakeynews.com di tempat terpisah.

“Kami setuju, hal ini tidak bisa dibiarkan. Ini sama halnya dengan ingin mematikan SMPN 5,” sambung Radiman sembari menegaskan, pihaknya mendukung langkah pihak SMPN 5 dan pihak desa dalam persoalan ini. (won/bersambung)