Salah satu putra terbaik Dompu, Dr. Nuril Furqan, M.Pd, akhirnya memilih melanjutkan karirnya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kemenristek RI di Jakarta. Dia meninggalkan jabatan Eselon III di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Dompu. Mengapa Nuril Furqan (J) harus ke Jakarta? Berikut petikan wawancara ekslusif wartawan Lakeynews.com Moh. Nasuhi (T) dengan doktor di Bidang Pendidikan Karakter ini;

 

Dr. Nuril Furqan, M.Pd. (nasuhi/lakeynews.com)

T: Apa jabatan baru Anda di Kemenristek?

J: Belum tahu tapi sementara status fungsional. Bagi saya, jabatan bukan segalanya. Di tempat manapun saya bisa bekerja. Contoh waktu saya dimutasi ke pariwisata (Disbudpar) saya bisa ikut menyelesaikan kegiatan yang menjadi kegiatan bidang saya, walaupun pekerjaan itu jauh dari keahlian saya.

T: Apakah yang melatarbelakangi Anda hijrah ke Kemenristek?

J: Kebetulan ada peluang dan hasil analisis terhadap CV (curiculum vitae, red) saya. Mungkin tenaga saya dibutuhkan, makanya saya diberi rekomendasi lolos butuh.

T: Apakah obsesi Anda sesungguhnya, sehingga rela meninggalkan Dompu tempat Anda dilahirkan?

J: Obsesi saya, saya bisa bekerja sekaligus mengembangkan kompetensi keahlian saya bidang pendidikan.

T: Secara eksplisitnya?

J: Mengurus pendidikan tidak sesederhana membalikkan telapak tangan tapi butuh proses dan komitmen, karena ada nilai investasi jangka panjang yang diharapkan pada generasi. Salah kita kelola maka seterusnya akan salah. Karenanya, butuh formulasi yang tepat. Mengurus pendidikan tidak hanya urus proyek. Yang utama, menghasilkan generasi yang memiliki sifat dan karakter cendekia,  mandiri dan bernurani.

T: Adakah keterkaitan dengan latar belakang keilmuan Anda sehingga mau lebih independen untuk berekspresi?

J: Kalau keterkaitan jelas ada, karena untuk mengukur kinerja seseorang perlu diperhatikan kompetensi keahlian, termasuk penempatannya. Maka, kenapa undang-undang mengisyaratkan assessment? Ngapain habiskan biaya ratusan juta rupiah untuk kegiatan assessment kompetensi kalau tidak dipakai? Tujuan assessment untuk pemetaan sekaligus penempatan pegawai sesuai kompetensi, sehingga penilaian akan objektif dan kinerja organisasi lancar.

T: Apa harapannya ke depan?

J: Mudah-mudahan saya bisa memberikan yang terbaik untuk daerah Dompu, walaupun tidak bekerja di Dompu. (*)