BIMA, Lakeynews.com – Bupati Bima Hj. Indah Dhamayanti Putri mengungkapkan, Katente Tembe dan Rimpu merupakan sebuah budaya dalam dimensi busana pada masyarakat Bima (Dou Mbojo).
“Budaya “rimpu” telah hidup dan berkembang sejak masyarakat Bima ada,” kata Bupati yang akrab disapa Umi Dinda itu, ketika memberikan arahan pada acara Karnaval Katente Tembe dan Rimpu Mbojo di Kecamatan Sape, Selasa (25/7/2017).
Kegiatan tersebut untuk memeriahkan HUT ke-377 Bima dan menyambut HUT ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia tingkat Kabupaten Bima. Event itu digelar Pemkab Bima bekerjasama dengan komunitas Barisan Pelestarian Lingkungan Alam dan Bahari ( Balumba) Kecamatan Sape.
Selain Bupati Dinda, tampak hadir dalam acara itu Wakil Bupati, Assisten Administrasi Pemerintahan Umum Setda, anggota DPRD Bima, Camat Sape dan jajaran, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan warga setempat. Sedangkan para peserta Katente Tembe dan Rimpu Mbojo adalah warga masyarakat dari Kecamatan Sape dan Lambu, unsur UPT kecamatan di dua kecamatan itu.
Menurut Umi Dinda, rimpu (khususnya) merupakan cara berbusana yang mengandung nilai-nilai khas yang sejalan dengan kondisi daerah yang bernuansa Islam (Kesultanan atau Kerajaan Islam). Karena itu, ketika ada Pawai Budaya Rimpu seperti ini, pemerintah daerah sangat mendukungnya. “Hal ini karena Budaya Pawai Rimpu telah ada semenjak nenek moyang kita sampai sekarang,” paparnya.
Karnaval ini, lanjutnya, mengangkat kembali salah satu keanekaragaman budaya khas Bima yang memiliki corak khas. Dengan demikian, masyarakat akan mengetahui secara luas budaya yang dimiliki daerahnya.
Bukan itu saja, budaya daerah merupakan identitas yang membedakan daerah tersebut dengan daerah lain. “Saya mengapresiasi berbagai agenda kegiatan yang dilaksanakan para pemuda Kabupaten Bima dalam pelestarian budaya daerah. Kegiatan seperti ini yang perlu kita dukung dan terus untuk melestarikan budaya,” imbuhnya.
Sebelumnya, Ketua Panitia Pelaksana Karnaval Katente Tembe dan Rimpu Mbojo Furkan, mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan dalam upaya mengangkat kembali budaya Mbojo. “Budaya Rimpu ini salah satu dari sekian banyak budaya yang ada di Kabupaten Bima,” tandas pria yang juga Ketua Komunitas Barisan Pelestarian Lingkungan Alam dan Bahari (Balumba) Sape.
Budaya Rimpu ini merupakan ciri khas yang dimiliki Kabupaten Bima, sehingga perlu diangkat dan diperkenalkan kembali supaya masyarakat mengetahuinya. Komunitas Balumba mengharapkan Bupati Bima dan jajaran terkait agar mendukung sepenuhnya kegiatan seperti itu. Selain sebagai ajang untuk mengangkat kembali budaya khas daerah juga menjadi agenda pemerintah daerah. (zar)