Suasana bongkar muat di Pelabuhan Kempo. Pelabuhan ini diharapkan dapat diperlebar, sehingga kapal-kapal tidak terlalu lama menunggu antrean. (nas/lakeynews.com)

DOMPU, Lakeynews.com – Kegiatan bongkar muat barang terutama hasil jagung di Pelabuhan Kempo, Kabupaten Dompu, saat ini cukup tinggi. Sayangnya, sarana prasarana (Sarpras) di pelabuhan ini cukup memprihatinkan dan membutuhkan perhatian segera.

“Seharusnya pelabuhan ini sudah diperlebar agar dapat memuat (bersandar) beberapa kapal yang akan bongkar muat,” ujar Yusuf, warga Desa Soro, Kempo pada Lakeynews.com, Selasa (30/5/2017).

Ditemui di sela-sela aktivitas bongkar muatan di Pelabuhan Kempo, Yusuf mengaku, merasakan minimnya sarana di pelabuhan ini. “Moga pemerintah dapat melihat kondisi ini, sehingga kita cari nafkah pun ikut merasa nyaman dengan sarana yang memadai dari pelabuhan ini,” tambah laki-laki yang juyga tenaga kerja di pelabuhan ini.

Hal senada diungkapkan salah satu nakhoda kapal, Agus. Cheif Officer Kapal Baruna Patuna II itu mengakui, minimnya sarana pendukung di sekitar pelabuhan ini.

Beberapa bagian Kantor Pelabuhan Kempo yang mengalami kerusakan. (nas/lakeynews.com)

“Rambu-rambu maupun lampu penunjuk di areal pelabuhan sangat minim sekali,” tutur Agus yang ditemui Lakeynews.com di atas kapal Baruna Patuna II.

Terbatasnya rambu-rambu tersebut, pihaknya was-was memasuki areal pelabuhan ini. Untuk itu, agar bongkar muat lancar, Agus mengharapkan pihak terkait memperhatikan keberadaan sarana, termasuk memperluas lagi pelabuhan ini.

Pantauan Lakeynews.com di pelabuhan, tampak beberapa kapal yang menunggu giliran masuk ke pelabuhan untuk melakukan bongkar muat. “Tapi, karena fasilitasnya kurang memadai dan pelabuhan kecil, terpaksa berhari-hari menunggu giliran masuk pelabuhan,” ujar salah seorang buruh pelabuhan.

Koordinator Pelabuhan Kempo, Anshar M. Yahya. (nas/lakeynews.com)

Koordinator Pelabuhan Kempo, Anshar M. Yahya, ketika ditemui di Kantor Pelabuhan Kempo mengakui, terbatasnya sarana pendukung di pelabuhan itu. Bahkan, katanya, ada kapal yang rusak baling-baling karena menabrak karang. “Ini akibat kurangnya rambu-rambu dan lampu petunjuk,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, minimnya sarana sangat dirasakan pihaknya, terutama kantor yang rusak, air, listrik minim, serta mushala tidak tersedia. “Semoga ini mendapat perhatian yang serius dari pemerintah,” harapnya. (nas)