“Pemkab perlu digedor dari tidur lelapnya. Atau, jangan-jangan gak punya visi kepariwisataan, sehingga gagap kreasi.” H. Badrul Munir, MM, Ketua Tim Percepatan Investasi Kawasan SAMOTA
DOMPU, Lakeynews.com – Kabupaten Dompu memiliki seabrek kekayaan di bidang pariwisata. Tidak main-main, berbagai potensi yang masih tersisihkan dari segi perhatian dan pengelolaan tersebut mempunyai daya tarik dan magnet luar biasa.
Ketua Tim Percepatan Investasi Kawasan SAMOTA (Teluk Saleh, Pulau Moyo dan Tambora) H. Badrul Munir, MM, menyontohkan kawasan wisata Lakey (Pantai Lakey), Kecamatan Hu’u.
Menurut BM (panggilan akrab H Badrul Munir), ada banyak daya tarik wisata perlu segera dibenahi, khususnya jalur Dompu-Lakey. Diantaranya, pacuan kuda, kampung tenun Ranggo, situs-situs sejarah, kampung perikanan Finis-Adu, dan sebagainya yang membuat daya tarik wisata semakin memesona.
“Semuanya memiliki daya tarik masing-masing. Daya tarik wisata jalur Dompu-Lakey ini mendesak dibenahi,” imbuh BM pada Lakeynews.com, Rabu (10/7/2017).
BM kemudian menyontohkan kegiatan Pacuan Kuda. Menurutnya, sejauh ini baru pacuan kuda yang punya dan dianggap memiliki magnit. “Padahal, masih banyak yang bisa dikembangkan dan dikemas sebagai jualan wisatanya,” ujarnya.
Di sekitar kawasan pacuan kuda, kata BM, bisa dijual beraneka kuliner, jajan. Tinggal bagaimana menata, mengemas dan membuat destinasinya. “Perlu dikemas dengan maksimal agar memiliki daya tarik destinasinasi wisatanya,” tandasnya.
Buka itu saja. Di sekitar pacuan kuda, bisa juga dijual barang kerajinan hasil olahan rumah tangga. “Kalau tidak ada pengemasannya untuk wisata, maka tidak ada bedanya dong dengan pacuan kuda yang ada dan dilakukan di Bima atau Sumbawa,” cetus BM.
Demikian pula Kampung Tenun Ranggo. Kata BM, tidak hanya sarung yang diproduksi dan dijual di sana. “Bisa juga bahan untuk taplak meja, atau apalah. Kalau pengrajin belum memiliki keterampilan, yang tugas pemerintah daerah melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan melakukan pelatihan terhadap para pengrajin itu,” tegasnya.
Situs-situs Sejarah pun, sambung BM, tidak boleh dianggap sepele. Situs sejarah ini mempunya pangsa pasar sendiri. “Wisatawan ke Dompu, selain menikmati wisata alam, kuliner, budaya, juga menikmati wisata sejarah,” ulasnya.
Yang tidak kalah kencang disoroti BM, terkait keberadaan Kampung Perikanan di Finis-Adu. Di perkampungan tersebut, bisa dijadikan Kampung Wisata Kuliner Ikan Berbasis Kelautan. “Di kampung itu bisa buat khusus ikan bakar,” usul BM.
“Orang-orang sebelum sampai atau sekembali dari Lakey, bisa mampir dulu untuk menikmati ikan bakar di situ. Sayang lho, kalau tidak dimaksimalkan potensi itu. Padahal, daya tarik wisata di sana masyarakat setempat punya atau mendapatkan nilai tambahnya,” sambung BM.
Khusus menyangkut kawasan wisata Lakey, yang paling ditekankan BM adalah fakto kebersihan dan keamanannya. “Penertiban keamanan dan kebersihan, itu hal yang harus mutlak dilakukan,” tegasnya.
Jika untuk pemajuan sektor pariwisata ini, pemerintah daerah justru masih belum begitu bergairah semangatnya, BM punya ide menarik. “Pemkab perlu digedor dari tidur lelapnya. Atau, jangan-jangan gak punya visi kepariwisataan, sehingga gagap kreasi,” cubitnya. (won)