Penulis, Suherman. (ist/lakeynews.com)

(Kado HUT ke-55)

Oleh: Suherman *)

Tanggal 28 Agustus 1965 merupakan hari kelahiran Bupati Dompu Drs. H. Bambang M. Yasin (HBY). Tepat hari ini (28 Agustus 2020), beliau berusia 55 tahun.

HBY pada Pilkada 2010 berpasangan dengan H. Syamsudin yang kemudian terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Dompu Periode 2010-2015. Pada periode kedua, Pilkada 2015 HBY berpasangan dengan Arifuddin, SH terpilih menakhodai Dompu Periode 2016-2021. Periode kedua ini, HBY akan berahir pada 17 Februari 2021.

Dihari lahirnya ini, saya ingin melihat HBY dalam dua perspektif sebagai kado ulang tahunnya. Tentu saja perspektif ini dibangun dalam kacamata dan subjektifitas pribadi penulis.

Pertama, melihat HBY sebagai Bupati Dompu. Menurut saya, HBY adalah tipe pemimpin yang fokus. Sedari awal sejak terpilih menjadi Bupati, baik pada periode pertama terlebih periode kedua, beliau fokus pada bidang Ekonomi Kesejahteraan dan Pembangunan Infrastruktur Daerah.

Padahal di masa kepemimpinannya bersama Arif, memiliki visi dan misi serta program lainnya secara umum diantaranya dibidang pengembangan masyarakat yang religius dan berakhlak mulia dan berbudaya, penegakkan supremasi hukum, pemerintahan yang bersih, bebas KKN dan birokrasi melayani, serta pengolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Namun catatan kritisnya ketika fokus mengerjakan satu atau dua bidang tertentu, maka akan cenderung “mengabaikan” bidang-bidang lainnya. Itulah yang telihat di masa kepimpinan HBY-ARIF.

Alhasil dari “diabaikannya” bidang penegakan supremasi hukum dan pemerintahan yang bersih, bebas KKN dan birokrasi melayani berdampak pada adanya oknum pejabat atau bahkan dirinya sendiri yang terjerat kasus hukum. Belum lagi banyaknya laporan-laporan dugaan penyelewengan yang dilaporkan masyarakat sipil.

Masih adanya isu-isu “jual beli” jabatan pada setiap pergantian pejabat, isu “mahar” pada setiap tender proyek dan sebagainya. Termasuk di dalamnya soal pelayanan publik dalam hal mengurus administrasi yang masih membutuhkan waktu berhari-hari dengan biaya yang tidak sedikit.

Dibidang pengembangan masyarakat yang religius, berakhlak mulya dan berbudaya. Kita hanya melihat dalam bentuk aktivitas ritual (rutinitas) melaksanakan STQ dan MTQ pada setiap tahunnya. Pun demikian dengan budaya, yang hanya nampak saat acara seremoni penyambutan pejabat negara, HUT Dompu dan HUT RI semata.

Selebihnya tak ada aktivitas budaya yang bisa dijadikan ajang melestarikan budaya dalam konsep perencanaan pembangunan secara sistematis dan terukur serta berkesinambungan didalamnya.

Dan yang paling ironis dan miris didepan mata kita adalah diabaikannya pelestarian sumber daya alam dan pengelolaan lingkungan hidup. Akibatnya hampir sebagian besar hutan kita telah rusak, sumber-sumber mata air semakin berkurang dan setiap musim hujan selalu menjadi langganan banjir.

Memang memilih kebijakan yang seimbang itu tidak mudah, pada sisi lainnya mau tidak mau akan mengabaikan atau bahkan mengorbankan aspek lainnya. Namun idealnya seorang yang dikatakan pemimipin visioner adalah pemimpin yang dapat menyeimbangkan semua potensi yang ada didalam satu konsep pembangunan.

Meski demikian apa yang telah dilakukan dan ditorehkan HBY bersama Arif dalam pengembangan ekonomi kesejahteraan melalui progran jagung dan pembangunan infrastruktur daerah telah dinikmati hasilnya secara luas oleh sebagian besar masyarakat Dompu. Juga telah dinikmati bagi pribadi HBY selaku Bupati itu sendiri yang kemudian telah mendapatkan berbagai penghormatan dan penghargaan termasuk telah disematkan sebagai “profesor jagung.”

Kedua, melihat HBY sebagai pribadi. Sebagai pribadi manusia biasa, HBY nyaris sempurna. Hampir 10 tahun menjadi Bupati Dompu, kita tidak pernah mendengar bhawa dalam kehidupan pribadi atau bahkan keluarganya ada “skandal” dan masalah.

Biasanya sebagaimana pemimpin kebanyakan, tidak terlepas dari glamoritas, pamouritas, sensasionalitas dan sebagainya. Namun, HBY tetaplah menjadi pribadi yang biasa-biasa saja.

Termasuk dalam kehidupan politiknya, disaat para kepala daerah setelah terpilih “berbondong-bondong” masuk partai politik dan merebut kekuasan dengan menjadi ketua partai politik di daerahnya. Namun HBY tidak melakukannya, beliau hanya tercatat sebagai dewan pembina di salah satu partai politik. Itupun eksistensinya tidak begitu nampak.

Membangun peradaban manusia dan daerah memang tidaklah mudah. Butuh tenaga, energi dan waktu. Tidak cukup hanya dengan satu atau dua periodesasi kepimimpinan sebagai kepala daerah.

Namun demikian, HBY telah meletakkan pondasi dasar baik sebagai Bupati maupun sebagai pribadi bagi siapapun pemimpin selanjutnya yang terpilih melalui proses demokrasi Pilkada sebagai bahan rujukan, catatan dan evaluasi perbaikan. Sederhananya apa yang bagus dari kepemimpinan HBY itu diambil dan dilanjutkan, sementara apa yang tidak baik darinya agar ditinggalkan dan menjadi catatan perbaikan.

Akhirnya, selamat Hari Ulang Tahun ke 55 Drs. H. Bambang M. Yasin (HBY). Semoga diusia yang cukup dewasa dan matang ini senantiasa dalam naungan dan ridho Allah SWT dan tetap istiqomah menyelelesaikan tanggung jawab sebagai Bupati Dompu hingga selesai masa jabatannya. Aamiin!! (*)

*) Penulis adalah Anggota KPU Dompu Periode 2014-2019.