
Oleh: Abdul Mufakhir, S.Psi, M.Ak *)
Memperingati hari kemerdekaan yang jatuh pada tanggal 17 Agustus 2020, tidak terlihat lagi barisan rapi elemen masyarakat di jalan raya guna memeriahkan hari kemerdekaan. Tidak terdengar lagi sorak sorai gembira masyarakat yang menyaksikan perlombaan dalam memeriahkan hari kemerdekaan. Kemeriahan memperingati hari kemerdekaan, semua telah berubah akibat datangnya wabah virus corona.
Namun, amukan virus corana tidak mengahalangi semangat masyarakat yang tetap mengahadirkan merah putih di setiap sudut rumah masing-masing. Berbagai umbul-umbul warna merah putih dan deretan bendera merah putih menghiasi datangnya hari kemerdekaan yang kini telah memasuki usia 75 tahun sejak diproklamirkan di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 silam.
Upacara memperingati HUT ke 75 detik-detik proklamasi kemerdekaan dan penurunan bendera merah putih, kini dibatasi hanya diikuti oleh beberapa elemen masyarakat dan beberapa lainnya mengikuti secara virtual.
Berdasarkan edaran Menteri Sekretaris Negera Republik Indonesia Nomor: B-492/M.Sesneg/Set/TU.00.04/07/20, perihal Pedoman Peringatan HUT ke 75 Kemerdekaan Republik Indonesia, Upacara pada lingkungan pemerintah dilaksanakan secara sederhana, khidmad dan sangat minimalis serta tetap mematuhi protokol kesehatan.
Suasana yang kontras dengan peringatan detik-detik proklamasai tahun-tahun sebelumnya dikarenakan adanya pembatasan sosial guna menjaga penularan virus corona. Kemerdekaan yang seharusnya terekspresi dalam bentuk kebebasan baik secara fisik maupun psikis, kini harus terkukung dalam pembatasan sosial berskala besar.
Di satu sisi, ekonomi mulai memburuk ditengah ancaman resesi ekonomi global. Sejumlah negara telah melaporkan pertumbuhan ekonomi terkontraksi selama masa pendemi covid-19. Bahkan, beberapa negara sudah jatuh kejurang resesi karena setidaknya dua kuartal berturut-turut pertumbuhan ekonominya minus.
Resesi merupakan penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BOS) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Agustus 2020, pertumbuhan ekonomi NTB pada Triwulan II-2020 dibandingkan dengan Triwulan II-2019 (y on y) mengalami kontraksi 1,41 persen.
Kontraksi pertumbuhan tersebut disebabkan oleh terkontraksinya berbagai kategori lapangan usaha akibat adanya pendemi Covid-19 sepanjang triwulan II 2020.
Sumber pertumbuhan penyebab kontraksi tertinggi adalah kategori transportasi dan pergudangan sebesar -4,35 persen, diikuti kategori konstruksi sebesar-2,99 persen, dan kategori perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor sebesar -1,14 persen.
Sebagai daerah pariwisata nasional, sektor usaha transportasi dan pergudangan mendapat imbas yang besar dari adanya pendemi ini. Jutaan wisatawan yang biasa berkunjung ke pulau-pulau di NTB, kini menurun drastis, mengakibatkan pelaku sektor usaha jasa transportasi kehilangan pendapatannya.
Disaat sektor usaha lain tidak bisa berproduksi mendongkrak pertumbuhan ekonomi, sektor usaha kategori pertanian, perikanan dan kehutanan menjadi penyangga bagi pertumbuhan ekonomi triwulan II dibandingkan triwulan I-2020 yakni sekitar 31,50 persen.
Struktur ekonomi NTB triwulan II 2020 didominasi kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan seharusnya lebih dioptimalkan, dimana luas lahan pertanian di NTB mencapaii 280.125 Ha atau 14,02 persen dari keseluruhan luas wilayah NTB.
Sementara itu, dilihat dari penciptaan pertumbuhan sumber pertumbuhan tertinggi pada ekonomi provinsi NTB triwulan II 2020 (y on y) diberikan kategori pertambangan dan penggalian sebesar 5,5 persen.
Sumber daya alam yang melimpah harus terus diberdayakan dengan mengundang investor untuk bisa mengoptimalkan sumber daya alam yang ada seperti investasi kilang minyak di Pulau Moyo, Kabupaten Sumbawa, atau tambang emas dan gas alam di daerah Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu.
Lompatan Berpikir Kreatif
Lesunya pertumbuhan ekonomi akibat belenggu pembatasan sosial akibat pendemi virus corona ini, harus dijadikan mementum loncatan berpikir kreatif untuk bisa keluar dari sistem ekonomi konvensional ke sistem ekonomi modern berbasis online.
Terampasnya kemerdekaan bersosialisasi di tengah pendemi tidak serta merta menghambat alur berpikir kreatif masyarakat untuk menemukan formula ekonomi baru guna merangsang pertumbuhan ekonomi NTB.
Pertumbuhan ekonomi NTB pada Triwulan II-2020 hanya 0,52 persen. Jauh dibawah pertumbuhan ekonomi pada periode sama tahun sebelumnya yang mencapai 3,14.
Minimnya pertumbuhan ekonomi perlu dipacu dengan mencari ide-ide kreatif baru untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Ekonomi akan tumbuh apabila ada aktivitas ekonomi yang menciptakan hasil secara ekonomi.
Apabila pendemi ini terus berlanjut, masyarakat dikukung oleh pembatasan sosial, sementara tidak ada aktivitas ekonomi, mengakibatakan ekonomi masuk kejurang resesi. Disatu sisi, apabila pembatasan sosial ditiadakan maka virus corana mengintai nyawa setiap anak bangsa.
Kondisi yang dilamatis ini, dibutuhkan rangsangan berpikir kreatif. Langkah-langkah kecil harus dirintis untuk mendapatkan pola baru dalam sistem ekonomi lebih modern.
Belenggu virus corana tidak menjadi penghalang kemerdekaannya ide berpikir yang bisa dituangkan melalui konten-konten kreasi di ruang digital tanpa harus bersentuhan secara sosial. Pola baru ekonomi harus diikuti oleh perubahan bentuk teknologi yang digunakan dalam menunjang pertumbahan ekonomi.
Sektor usaha transportasi yang mendapat imbas dari virus korona juga harus lebih adaptif untuk mampu bertahan dari badai pendemi. Misalnya, bentuk transportasi yang mengakomodir terciptanya protokol kesehatan. Selain itu, model transportasi hanya mengandalkan mobilisasi manusia tergantikan dengan mengoptimalkan jasa pengiriman menggunakan pesan antar online.
Stimulus-stimulus ekonomi yang diberikan pemerintah berupa JPS Gemilang dan bantuan sosial lainnya harusnya mampu memberi ruang jasa transportasi berperan. Sehingga, tidak terjadi antrean dan kerumunan massa yang akan menghambat putusnya mata rantai penyebaran virus corona.
Pelatihan-pelatihan digital bagi pelaku pasar dalam beradaptasi dengan teknologi kekinian perlu ditingkatkan. Model pemasaran yang bersifat konvensional harusnya tergantikan dengan model transaksi ekonomi yang menggunakan teknologi berbasis online. Munculnya pelaku-pelaku ekonomi digital akan membantu menggerek pertumbuhan ekonomi ditengah minimnya produksi di berbagai sektor usaha.
Jangan sampai belenggu kemerdekaan secara sosial akibat pendemi virus corana merampas juga ide dan kreatif nalar generasi milleneal.
Kemerdekaan adalah anugerah terindah yang telah diberikan Tuhan kepada masyarakat Indonesia, melalui perjuangan panjang secara fisik oleh pejuang-pejuang kemerdekaan.
Tongkat estafet kemerdekaan jangan sampai terlepas hanya karena terampas oleh musuh yang tidak terlihat bernama virus corona.
Aktivitas ekonomi harus tetap berjalan guna menggerakkan roda ekonomi. Ekonomi akan berjalan apabila ada transaksi. Transaksi ekonomi modern tidak harus dibatasi oleh ruang dan waktu. Diera digital saat ini semua bisa dilakukan tanpa harus berinteraksi fisik secara sosial.
Merdeka adalah hak asasi manusia. Namun, terbelenggu dalam cengkeraman virus corona adalah pilihan yang harus dilawan dengan ide dan gagasan baru. Merdeka atau mati karena virus, sekali merdeka tetap merdeka. (*)
*) Penulis adalah ASN di BPS Kabupaten Bima.