Dari Arena Peluncuran dan Apresiasi Terhadap Buku ”Perspektif Kebangkitan Kesultanan Dompu” (2)

 

Kabupaten Dompu dianggap minim literatur. Karena itu, baik Pemerintah Daerah (Pemda), Yayasan Kesultanan Dompu (YKD), pegiat serta para pecinta sejarah dan budaya ingin agar buku “Perspektif Kebangkitan Kesultanan Dompu” menjadi referensi buku-buku muatan lokal (Mulok).

POSE BERSAMA: Bupati Dompu H. Bambang M. Yasin (pegang buku) setelah menerima buku dari penulisnya, Muhammad Ruslan alias Dae Olan. (ist/lakeynews.com)

===========

HARAPAN dan keinginan itu terlontar saat acara peluncuran buku yang ditulis Muhammad Ruslan alias Dae Olan, salah satu putra mantan Bupati Dompu (alm) H. Muhammad Yacub MT, di Gedung Pemuda (KNPI) Dompu, Sabtu (30/12/2017). (Baca juga: Terharu, Sang Penulis Sempat Meneteskan Air Mata )

Bupati Dompu H. Bambang M. Yasin (HBY) setelah menerima satu eksemplar buku itu dari Sang Penulis, memberikan apresiasi positif. Saat itu, HBY mengatakan, identitas dan kearifan lokal Dompu perlu dijaga.

“Identitas dan kearifan lokal harus diwariskan kepada para murid sekolah dan generasi muda,” kata HBY sebagaimana dikutip Dae Olan pada Lakeynews.com.

Hal itu diperkuat Asisten II Setda Dompu H. Soehartomo. Ketika mewakili Bupati untuk membuka dan memberikan sambutan pada peluncuran buku Perspektif Kebangkitan Kesultanan Dompu, Soehartomo begitu  mengapresiasi kehadiran itu.  “Semoga buku ini bisa menjadi buku muatan lokal atau referensi buku-buku muatan lokal,” harapnya. (Baca juga: ”Perspektif Kebangkitan Kesultanan Dompu” adalah Karya Spesialis Perancang Ruang Pilot Pesawat )

 

Dorong Terbitnya Naskah-naskah Lokal

Sekretaris YKD Yeyen Seprian Rachmat, M.Si, memberikan sambutan pada peluncuran buku “Perspektif Kebangkitan Kesultanan Dompu”. (sarwon/lakeynews.com)

Ditemui Lakeynews.com, Sekretaris Yayasan Kesultanan Dompu (YKD) Yeyen Seprian Rachmat, M.Si, juga mengungkapkan hal yang sama. Bahkan, menurut Owner Percetakan Mahani Persada itu, YKD melalui Devisi Penerbitan-nya, sudah mulai mendorong terbitnya naskah-naskah lokal.

“Bagaimana kita memperkuat Dompu ini dari sisi naskah. Ketertinggalan kita selama ini adalah ketidaktahuan banyak orang tentang Dompu karena kita lemah dari sisi naskah,” tandas pria yang akrab disapa Dae Yeyen itu. Pernyataan senada juga disampaikannya saat memberikan sambutan pada acara peluncuran buku.

Buku “Perspektif Kebangkitan Kesultanan Dompu” yang diterbitkan YKD, lanjutnya, merupakan momentum yang bisa dijadikan pijakan untuk melakukan lompatan lebih tinggi. “Jadi, bukan hanya di internal YKD tapi bagi seluruh masyarakat Dompu,” tegas pria yang lekat dengan panggilan Dae Yeyen itu.

Politisi Hanura yang belakangan disebut-sebut akan mengambil bagian sebagai kontestan pada Pileg DPR RI 2019 itu berharap, ke depan, Dompu tidak ketinggalan lagi sari sisi naskah (sejarah dan budaya) ini. (Baca juga: Buku ”Perspektif Kebangkitan Kesultanan Dompu” Diluncurkan 30 Desember )

 

Menjawab Kekurangan Literatur

Pecinta Sejarah dan Budaya Dompu Wahyuddin, S.Sos (pegang mic), menyampaikan tanggapannya atas kehadiran buku perdana karya Muhammad Ruslan. (sarwon/lakeynews.com)

Statemen lebih tegas lagi dikemukakan salah satu Penikmat dan Pecinta Sejarah dan Budaya Dompu Wahyuddin, S.Sos. Tokoh pendidikan yang akrab dengan panggilan Aba Yu merekomendasikan buku itu sebagai referensi Mulok. “Kalau saya merekomendasikan buku ini bisa dijadikan referensi dunia pendidikan untuk muatan lokal,” tandasnya.

Selain kelayakan sebagai referensi Mulok, Aba Yu mengutarakan penilaiannya terhadap kehadiran buku perdana Dae Olan tersebut. “Dengan buku ini, saya melihat ada keterbukaan dari bangsawan Dompu membuka diri untuk orang lain,” cetusnya.

Kehadiran buku yang diangkat berdasarkan sudut pandang penulis tersebut, menurut dia, harus dilihat ini sebuah kebangkitan sejarah. “Ini menarik untuk didiskusikan lebih lanjut ke depan,” tantang Aba Yu.

Yang tidak kalah menariknya, Aba Yu melihat sebagai sebuah kemenangan bagi semua elemen di Bumi Nggahi Rawi Pahu, tanpa terkecuali. “Ini sebuah kemenangan kita bersama. Kebersamaan kita mulai dari sini,” ujarnya.

Dia berharap, setelah Dae Olan dengan bukunya “Perspektif Kebangkitan Kesultanan Dompu” ini, akan muncul penulis-penulis lain. Muncul buku-buku bermuatan sejarah dan kebudayaan lainnya. Sehingga kekurangan literatur tentang Dompu terjawab.

“Selama ini kita kalah di situ, kita (Dompu, red) kalah dari sisi literatur. Dengan adanya buku-buku semacam yang ditulis Dae Olan ini, kekurangan kita terjawab sudah,” imbuhnya. (Sarwon Al Khan/bersambung)