
DOMPU – Waspadai aksi penipuan yang diduga dilakukan oknum yang mengaku sebagai Staf Keuangan Dinas Dikpora Kabupaten Dompu.
Banyumas Cafe & Resto (BCR) Lakey, Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu, nyaris tertipu jutaan rupiah. Modus oknum itu, Surat Perjanjian Kerja Sama (SPK) abal-abal.
Owner BCR Agus Setiawan kepada Lakeynews.com, Kamis (16/1/2025) malam menceritakan kronologis aksi oknum Dinas Dikpora palsu yang hampir merugikan usahanya tersebut. Dan, hal yang sama juga dibeberkan Agus di media sosial melalui akun Facebook pribadinya.
Menurut Agus, Rabu (15/1/2025) sore, pihaknya BCR mendapat telepon dari seorang pria menggunakan nomor HP 081315322799. Pria itu mengaku bernama Tedy Muchlis, staf keuangan Dikpora Kabupaten Dompu.
Si Tedy mengonfirmasi pesanan catering sebanyak 90 kotak nasi dan snack untuk kegiatan Kamis (16/1/2025) malam di salah satu hotel di kawasan wisata Lakey.

Rincian harganya, jelas Agus, Rp. 40 ribu per kotak nasi dan Rp. 20 ribu per kotak snack. Dirupiahkan, total pesanan Rp. 5,4 juta.
“BCR menyatakan kesiapan, karena ini hal yang biasa dilakukan,” tutur mantan anggota KPU Kabupaten Dompu yang kini berprofesi sebagai advokat itu.
Tak berselang lama, si Tedy kembali menelepon pihak BCR. Meminta dokumen administrasi berupa izin usaha dan lainnya untuk kebutuhan penyusunan Surat Perjanjian Kerja atau Surat Perintah Kerja (SPK).
“Maklum instansi pemerintah semua harus legal,” tutur Agus. “Singkat cerita, SPK pun sudah jadi. Lengkap dengan kop, nama, tanda tangan dan stempel kepala dinas,” sambungnya.
Dijelaskan juga, pengalaman pesanan dari berbagai instansi selama ini, jangankan dengan SPK, lisanpun tanpa DP, BCR tetap melayani sesuai pesanan.
BCR sempat yakin pada si Tedy terlebih dua hari sebelumnya UPTD Dikpora Kecamatan Hu’u melaksanakan kegiatan di BCR. “Kami pikir ini (pesanan si Tedy) masih rentetan (terkait) dengan itu. Jadi, tidak menaruh curiga sedikitpun. Ini kali pertama sepanjang sejarah BCR berdiri,” tegas Agus.
Pada siang keesokan siang harinya (Kamis), di tengah persiapan memasak, BCR menerima lagi telepon. Intinya si penelepon mengonfirmasi, bahwa berhubung administrasi usaha lengkap, hasil meeting dengan “kepala dinas dan tim” menunjuk BCR jadi vendor tetap Dinas Dikpora untuk sepanjang tahun 2025.
“Kami, BCR mengucapkan terima kasih atas kepercayaan itu,” cetus Agus.

Muncul Beberapa Kecurigaan
Layaknya vendor, sudah barang tentu semua kebutuhan kegiatan yang diperjanjikan diadakan oleh vendor. Tak terkecuali souvenir kegiatan yang harus diadakan.
Souvenirnya sudah ditetapkan berupa kotak bungkusan SUGAR FINA sebanyak 40 kotak yang ada di toko souvenir yang sudah diatur pula. “Kemudian diberikan nomor kontak 082189920252 berlogo Elvanza Souvenir & Merchandise, yang katanya beralamat di Bima untuk melakukan pemesanan langsung,” ulasnya.
Dari hasil komunikasi BCR dengan yang disebut sebagai pusat souvenir di Bima, souvenir yang dipesan bernilai Rp. 515 ribu per kotak, dengan total 40 kotak sejumlah Rp. 20.600.000.
Sedangkan pihak vendor diberi harga reseler Rp. 325 ribu per kotak dengan margin keuntungan vendor Rp. 7.600.000 dari pengadaan souvenor saja. “Belum lagi jika ditambah margin keuntungan catering, sangat menggiurkan kami,” aku Agus.
Selanjutnya, BCR kembali dikonfirmasi penerbitan permohonan pembayaran skaligus dengan jasa cateringnya.
Setelah ditelaah lebih lanjut, mulai muncul beberapa kecurigaan pihak BCR. Ditambah lagi setelah berkomunikasi dengan yang “katanya” toko souvenir yang ditunjuk, siap mengantar pesanan dan sore hari tiba di Lakey, setelah pihak vendor transfer fullpayment.
“Sejak ini BCR langsung hentikan aktivitas memasak. Beruntung logistik masih utuh, hanya tiga krat telur senilai Rp. 159 ribu yang sudah telanjur dimasak lebih awal,” cerita Agus.
Tidak sampai di situ. BCR masih penasaran. Kemudian mengonfirmasi pihak hotel di Lakey. Kebetulan ada mantan karyawan BCR yang bekerja hotel itu. “Alhamdulillah kita berhasil memastikan, tidak ada pesanan acara untuk malam ini (Kamis malam, red),” tandasnya.
Bukan itu saja, info “kolega” di Dinas Dikpora dan Pemda Dompu, serta SPK itu dipastikan palsu. Tanda tangan “Kadis Dikpora” juga palsu dan (si Tedy) hendak menipu.
“Bersyukur logistik yang telah disiapkan belum sempat dimasak serta tidak mentransfer untuk pengadaan souveneer. Mari kita waspadai. Semoga tidak ada korban lain yang terkena tipu oknum semacam itu,” harap Agus.
Orang yang diduga hendak menipu, Tedy Mukhlis, ketika dihubungi ke nomor 081315322799 untuk konfirmasi, HP-nya tidak aktif. (tim)