Ketua Panitia Pagelaran Budaya Dompu dan Festival Tambora 2023, Zainal Afrodi ketika berbicara di hadapan Wakil Bupati dan Forkopimda. (tim/lakeynews.com)

Sisi Lain Pagelaran Budaya Dompu dan Festival Tambora 2023

Catatan: Sarwon Al Khan, Dompu

Ngena-ngena ja ku isi na laporan ketua panitia, wati wara rongga rau na. Ake na orasi ku (Saya tunggu-tunggu isi laporan ketua panitia, tidak sampai juga. Ini malah dia berorasi; Dompu-Bima, red),” kata Wakil Bupati Dompu H. Syahrul Parsan.

Hal itu dilontarkan Wabup dengan nada guyon mengawali sambutan sebelum membuka Pagelaran Budaya Dompu yang dirangkaikan dengan Festival Tambora 2023, Sabtu (12/8/23) malam.

Kegiatan yang berlangsung dua hari (Sabtu-Minggu) tersebut dalam rangka memeriahkan HUT ke 78 Kemerdekaan RI Tingkat Kabupaten Dompu, di Jalan Soekarno-Hatta (depan gedung DPRD).

Baca juga: Dicoret dari Event Nasional, Festival Tambora Tetap Bergairah di Dompu

Hadir malam itu, Ketua DPRD Andi Bachtiar, Sekda Gatot Gunawan P. Putra dan unsur Forkopimda Kabupaten Dompu, sejumlah pimpinan OPD, Camat, Kades/Lurah, kepala sekolah dan lainnya.

Ceritanya, sebelum Wabup memberikan sambutan dan membuka kegiatan, terlebih dulu MC mempersilakan Ketua Panitia Pagelaran Budaya Zainal Afrodi menyampaikan laporan kegiatan.

Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Dompu yang lebih dikenal dengan nama Fery Afrodi naik ke panggung.

Diluar perkiraan dan ekspektasi. Fery bukannya melaporkan kegiatan, namun terkesan berorasi, seperti yang sentil Wabup.

Umumnya, tidak ada yang salah dengan yang dikemukakan Fery. Dia menyampaikan sejumlah aspirasi dan harapan berbagai pihak, terutama dari Seniman dan budayawan.

Harapan besar para seniman dan budayawan di Kabupaten Dompu saat ini, pemerintah daerah mendirikan (mengadakan) museum. Sehingga, ada tempat khusus menyimpan benda-benda, barang atau dokumen bersejarah.

“Atau, untuk menyimpan duplikatnya, ataupun apapun namanya,” kata pria yang biasa dipanggil Dae Fery itu.

Selain museum, diharapkan ada arena budaya, tempat mengembangkan dan menggairahkan berbagai kesenian dan kebudayaan Dana Nggahi Rawi Pahu. Diharapkan, dalam wilayah kota.

“Tempat strategis itu, di gedung DPRD Dompu. Sementara kantor DPRD dipindahkan ke tempat lain, mungkin bisa dibangun gedung yang lebih megah,” usul Fery.

Fery menyakini, masyarakat Dompu akan sangat bangga ketika mereka memiliki museum atau Asi, dan Arena Budaya.

Pada sisi lain, disampaikan juga terkait Situs Doro Bata di Kelurahan Kandai Satu, Kecamatan Dompu. Doro Bata dikenal dengan “negeri tiga peradaban”. Yakni Animisme, Hindu dan Islam.

” Mulainya Kerajaan Dompu dari Doro Bata itu,” tegas Fery.

Tim Arkeolog dari Bali sudah beberapa kali melakukan penelitian di tempat itu. Merekapun meminta pada pemerintah agar memberikan perhatian yang lebih (khusus) terhadap Situs Doro Bata.

Demikian juga pengembangan destinasi wisata, Dompu memiliki banyak titik destinasi. Ada Lakey, ada Gunung Tambora dan lainnya. “Tergantung dari keberpihakan politik anggaran saja,” ujar Fery.

“Pada kesempatan ini, kami sampaikan juga harapan para seniman, budayawan dan pelaku pariwisata pada pemerintah (eksekutif dan legislatif) agar memberikan perhatian serius terkait budaya dan pariwisata ini,” sambungnya.

Disbudpar berencana memfasilitasi pembentukan Dewan Kebudayaan Daerah. “Insya Allah dalam waktu dekat,” tandasnya.

Wakil Bupati Dompu H. Syahrul Parsan, Ketua DPRD Andi Bachtiar dan unsur Forkopimda mencermati penyampaian ketua panitia yang terkesan berorasi. (tim/lakeynews.com)

Wabup Dompu: Harus Diprogramkan

Sebelum menanggapi beberapa aspirasi seniman, budayawan dan para pelaku pariwisata yang disampaikan Zainal Afrodi, Wakil Bupati H. Syahrul Parsan mengelakari dan menggelitik Fery.

“Ngena-ngena ja ku isi na laporan ketua panitia, wati wara rongga rau na. Ake na orasi ku (Saya tunggu-tunggu isi laporan ketua panitia, tidak sampai juga. Ini malah dia berorasi, red: Dompu-Bima),” kata Wabup disambut tepuk tangan dan tawa hadirin.

Sepengetahuan Wabup, biasanya laporan panitia itu berisi seputar kegiatan. Misalnya, apa nama kegiatannya, kapan, di mana dan berapa lama pelaksanaannya, mengapa kegiatan itu dilakukan dan lainnya.

Termasuk masalah dana untuk kegiatan ini. Berapa jumlahnya, sumbernya dari mana saja. “Ini tidak disampaikan oleh Fery, malah dia berorasi,” kelakar Wabup, lagi-lagi disambut tawa hadirin.

Tetapi Fery beragumen, Pagelaran Budaya Dompu tersebut bagian dari gawe panitia kabupaten. Sehingga untuk laporan panitia, ranahnya panitia kabupaten.

“Kami hanya sub pelaksananya. Dan, memanfaatkan momen (laporan panitia) itu untuk menyampaikan harapan rekan-rekan seniman, budayawan dan pelaku wisata,” kata Fery pada Lakeynews.com, ketika dikonfirmasi terpisah.

Apapun istilahnya, itu hanya gelitikan Wakil bupati. Sebab, selepas melontarkan joke-joke ringannya, Wabup cukup menangkap substansi yang disampaikan Fery.

Namun, Wabup mengingatkan, bawah apa yang diusulkan atau diharapkan elemen-elemen terkait di Dompu sebagaimana disampaikan Zainal Afrodi, harus disertai dengan program.

“Tidak ada gunanya berwacana, atau ingin melakukan sesuatu kalau tidak diprogramkan. Segala sesuatu itu harus direncanakan dan diprogramkan dengan baik,” tegasnya.

“Tapi terkait yang disampaikan (Fery) tadi, akan dipikirkan dan kembali didiskusikan bersama di lain waktu dan tempat berbeda,” cetus Wabup. (*)