FOTO ATAS DAN BAWAH: Tari dan atraksi yang ditampilkan pada Pagelaran Budaya Dompu yang dirangkaikan Festival Tambora 2023 untuk memeriahkan HUT ke-78 RI, di kota Dompu, 12-13 Agustus. (ist/lakeynews.com)
(ist/lakeynews.com)

Sisi Lain Pagelaran Budaya Meriahkan HUT ke-78 RI, “Sakaka Kasama Budaya Mantoi Ndai Dompu Mantau”

SEJAK Festival Tambora dicoret dari Kharisma Event Nusantara (KEN) Kemenparekraf RI 2023, kabar tentang “nasib” Festival Tambora selanjutnya sempat lenyap dari publik.

Seharusnya dan biasanya, Festival Tambora digelar setiap bulan April. Namun, hingga Juli lalu, event tahunan tersebut tak kunjung dilaksanakan, baik oleh Pemprov NTB maupun Pemkab Dompu.

Sebagaimana diketahui, setelah Festival Tambora dicoret dari KEN Kemenparekraf 2023, Festival Tambora direncanakan dilaksanakan Pemprov NTB berkolaborasi dengan Pemkab Dompu.

Mengapa Pemprov NTB tak kunjung melaksanakannya?

Hingga tulisan ini diunggah masih diupayakan konfirmasi ke Pemprov melalui Dinas Pariwisata NTB.

Baca berita sebelumnya:

Seiring dengan itu, beragam pertanyaan dari sejumlah elemenpun muncul-hilang. Tetapi tidak mendapat jawaban (penjelasan) dari pemerintah daerah di dua tingkatkan tersebut.

Rupanya, semangat untuk tetap menggairahkan Festival Tambora masih tebersit di Pemkab Dompu. Terbukti, Festival Tambora 2023 akhirnya diselenggarakan dan terlaksana pada Sabtu-Minggu, 12-13 Agustus.

Event tersebut tidak dilaksanakan secara khusus seperti tahun-tahun sebelumnya. Tidak pada setiap April, juga tidak di lereng Gunung Tambora, dan tidak dirangkaikan dengan peringatan Hari Jadi Dompu.

Tahun ini, Festival Tambora justeru digelar di wilayah Kota Dompu, pada bulan Agustus, dan menjadi rangkaian (momen) memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Republik Indonesia (RI).

Pemkab Dompu melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) sebagai leading sector-nya menyelenggarakan Pagelaran Budaya dengan tema “Sakaka Kasama Budaya Mantoi Ndai Dompu Mantau”.

Wakil Bupati Dompu H. Syahrul Parsan memukul gong saat membuka kegiatan yang dihadiri dan disaksikan Ketua DPRD Andi Bachtiar, Sekda Gatot Gunawan P. Putra, Wakapolres Kompol Abdi Mauluddin, perwira Kodim 1604/Dompu. (ist/lakeynews.com)

Pagelaran Budaya plus Festival Tambora selama dua hari itu berlangsung di Jalan Soekarno-Hatta, depan Gedung DPRD Kabupaten Dompu.

Beberapa waktu lalu, Kepala Disbudpar Dompu Abdul Muis mengungkapkan, Pemkab Dompu berkomitmen untuk tetap melaksanakan Festival Tambora. Bagaimanapun bentuknya.

Hanya saja, Pemkab Dompu belum melaksanakan pada April lalu karena beberapa pertimbangan. Di antaranya, keterbatasan anggaran, suasana bulan puasa dan padatnya agenda penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten Dompu.

Khusus terkait keterbatasan anggaran, Disbudpar berupaya keras agar mendapatkan dana kegiatan tersebut. Termasuk dengan membangun komunikasi dengan calon sponsor untuk mendukung kegiatan itu, serta dukungan berbagai pihak lainnya.

Memperkuat paparan Abdul Muis, Ketua Panitia Pagelaran Budaya Dompu 2023 yang juga Sekretaris Disbudpar Zainal Afrodi menjelaskan beberapa hal.

Festival Tambora baru dapat selenggarakan Agustus ini, karena alasan yang dipaparkan Abdul Muis di atas (seperti kondisi puasa dan kesibukan Pemda pada April lalu), juga ada asa yang lain.

Pemkab Dompu melalui Disbudpar masih berharap, ada perubahan keputusan pemerintah pusat melalui Kemenparekraf. Yakni membatalkan kembali keputusan dicabutnya Festival Tambora dari KEN 2023.

“Sebetulnya kita berharap seperti itu. Festival Tambora tidak dicabut dari KEN. Tetapi sampai bulan Juni-Juli, keputusan pusat yang mencabut Festival Tambora dari KEN tidak berubah,” tandasnya pria yang lebih dikenal dengan nama Ferry Afrodi itu pada Lakeynews.com.

Diakuinya, lokus kegiatan memperingati letusan gunung merapi itu tidak wilayah gunung Tambora, tapi di wilayah kota Dompu. “Jangankan wilayah kota Dompu, negara-negara di luar Indonesiapun banyak yang merasakan akibat letusan Tambora. Jadi, nggak masalah tempatnya di wilayah kota,” paparnya.

“Juga supaya tidak kosong, mengingat ini momen memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, kita isi dengan Pagelaran Budaya sekaligus dengan Festival Tambora,” ujar Ferry menambahkan.

Pagelaran Budaya dan Festival Tambora tersebut, dibuka Wakil Bupati Dompu H. Syahrul Parsan pada Sabtu malam lalu, sekira 20.45 Wita (molor dari rencana semula, mulai 19.30 Wita). Sedangkan penutupannya, juga dilakukan Wakil Bupati pada Minggu pagi menjelang siang.

Aroma Festival Tambora, berikut suasana kebudayaan Dompu pada Pagelaran Budaya itu terpantau dan terasa begitu kental, terutama pada malam pembukaan.

Wakil Bupati Dompu H. Syahrul Parsan memberikan sambutan dan membuka kegiatan (kiri), Ketua Panitia Zainal Afrodi memberikan sambutan, serta srikandi-srikandi pimpinan OPD, para undangan. (ist/lakeynews.com)

Para pejabat, undangan dan masyarakat (umumnya) yang hadir sana tampak mengenakan pakaian bernuansa adat Dompu; Sambolo (pengikat kepala), Katente/Sanggentu Tembe/Rimpu (sarung).

Tampak Ketua DPRD Dompu Andi Bachtiar, Sekda Gatot Gunawan Perantauan Putra, Wakapolres Kompol Abdi Mauluddin, perwira Kodim 1604/Dompu, para pimpinan organisasi perangkat daerah, para Kabag Setda, para Kabid OPD, beberapa Camat, serta sejumlah Kades dan Lurah.

Puluhan jenis kesenian dan kebudayaan Dompu ditampilkan para peserta dari berbagai sanggar seni, tari, budaya, baik umum maupun pelajar.

Mulai dari Tarian Tradisional, Patu Cambe, Lagu Dompu, Kareku Kandei, Parade Anangguru, Mpa’a Manca Baleba, Mpa’a Gantau, Ndiri Biola Ntoko D’ompu, Qasidah, Hadrah, Fashion Show, Tarian Kontemporer, Sendra Tari Kolosal, Perqusi, Pameran Foto, Pameran Seni Rupa, hingga Gelar Produk UMKM.

Semangat undangan dan masyarakat menyaksikan pertunjukan demi pertunjukan yang (pada hari pertama) berlangsung dan dijeda tengah malam, sekira pukul 24.25 Wita.

Kegiatan dilanjutkan dan ditutup Minggu pagi menjelang siang, setelah diawali dengan Jalan Santai KONI Dompu dan Care Free Day (kegiatan rutin setiap hari Minggu).

Wakil Bupati H. Syahrul Parsan mengapresiasi kegiatan tersebut. Terlebih semangatnya adalah melestarikan budaya. “Ini kan untuk melestarikan budaya kita. Luar biasa,”

Pada kesempatan itu, Wakil Bupati meminta program dan kegiatan seperti itu betul-betul dirancang pelaksanaannya. “Jika masih kurang, ditambah lagi. Anggarannya akan disiapkan,” tandas Papi Rul, sapaan H. Syahrul Parsan disambut tepuk tangan riuh hadirin. (sarwon al khan)