Porprov XI NTB 2023
–
Catatan: Sarwon Al Khan, Dompu *)
–
CAPAIAN KONI/Kontingen Kabupaten Dompu pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XI Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 di Kota Mataram, 18-26 Februari lalu, menghadirkan dua penilaian yang beriringan. Sukses, juga merosot.
Membaca judul dan alinea pertama di atas sebagai pengantar tulisan ini, mungkin akan membuat sebagian pembaca kaget, heran, dengan mata terbelalak.
Bahkan, mungkin ada yang merasa gerah, kesal, emosi, marah hingga mengumpat segala macam. Itu perkiraan saya saja.
Tapi, tenang dulu. Ketahui dulu, sisi sukses dan gagalnya di bagian mana. Landasannya, objektif, kritis dan konstruktif. Baik kajian maupun analisisnya. Jauhi pikiran senang-benci, serta suka-tidak suka pada individu atau kelompok tertentu.
Suksesnya
Melihat hasil dan torehan kontingen Dompu pada Porprov NTB 2023, sebagian besar orang menilai Sukses. Jangankan masyarakat Dompu, orang di luar Dompu sanapun menilainya demikian.
Itu sah saja. Wajar dan lumrah juga. Dompu berhasil merebut Juara II Umum. Kalau tidak ada Kota Mataram, Dompulah Juara I Umum-nya.
Dompu menjadi Runner-up dengan menyingkirkan Kabupaten Sumbawa yang pada Porprov NTB 2018 menduduki posisi tersebut. Kali ini, Sumbawa terlempar ke urutan keempat.
Sedangkan posisi ketiga yang ditinggalkan Dompu, diisi oleh Lombok Timur. Urutan lima ke bawah, masing-masing oleh Lombok Tengah, Lombok Barat, Kota Bima, Sumbawa Barat, Kabupaten Bima dan terakhir Lombok Utara.
Juara dua digapai Dompu, seiring dengan raihan 42 medali emas, yang secara angka lebih besar dari 2018 (37 emas).
Patut diakui, beberapa cabang olahraga (Cabor) mampu “berbicara” banyak pada event tingkat provinsi kali ini. Tinju, Tarung Derajat/Boxer dan lainnya. Bahkan, ada Cabor yang selama ini langganan tersingkir pada babak penyisihan, justeru tembus hingga ke semifinal/final.
Apresiasi juga patut kita berikan pada Cabor-cabor baru yang mampu menyumbangkan medali bagi Dompu.
Itu antara lain cerita yang menyenangkan tentang Porprov NTB 2023 bagi Bumi Nggahi Rawi Pahu.
Merosotnya
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “proporsi” itu bisa disebut dengan “perbandingan”, ” bagian”, juga “perimbangan”.
Kita mencoba analisa untuk mengetahui proporsi perolehan medali emas, perak dan perunggu Kabupaten Dompu. Terutama pada jumlah emas yang menjadi barometer naik turunnya peringkat suatu daerah.
Untuk proporsi, kita membandingkan (data) perolehan medali Kabupaten Dompu pada Porprov NTB 2023 dan saat Porprov NTB 2018.
Cabor, Medali dan Peringkat
Sebelum mengurai lebih jauh, saya menyampaikan fakta, bahwa perolehan medali emas Kabupaten Dompu tidak memenuhi target.
Sebagaimana diberitakan oleh beberapa media massa sebelumnya, termasuk Lakeynews.com, bahwa Dompu menargetkan 66 medali emas. Yang mampu dicapai, 42 emas. Artinya, 24 emas tidak dapat diraih.
Kita mulai dari perbandingan jumlah Cabor sebagai peserta di dua momen Porprov ini. Tahun 2023, sebanyak 33 Cabor yang diikuti. Sedangkan 2018, hanya diikuti 26 Cabor.
Medali Emas. Pada tahun 2023 sebanyak 42 medali (1.27 proporsi emas/Cabor). Sedangkan 2018 sebanyak 37 medali (1.44 proporsi emas/Cabor).
Medali Perak. Tahun 2023 sebanyak 54 medali (1.63), sedangkan 2018 sebanyak 28 medali (1.08).
Medali Perunggu. Tahun 2023 sebanyak 65 (1.97), sementara 2018 sebanyak 49 (1.89).
Soal peringkat, tahun 2023, Kabupaten Dompu menempati urutan kedua. Sedangkan tahun 2018 berada di peringkat ketiga.
Di sini kita mulai menganalisa. Berdasarkan fakta tersebut, dari sisi peringkat, ada peningkatan dari tiga ke dua.
Dari sisi perolehan medali emas 2023, walaupun secara kasat jumlahnya lebih banyak dari 2018, namun secara proporsi terlihat mengalami kemerosotan perolehannya.
Hal tersebut ditunjukkan oleh proporsi perolehan medali emas pada 2018 sebesar 1.44, dibandingkan dengan tahun 2023 yang hanya sebesar 1.27.
Di sisi lain proporsi perolehan medali perak ada peningkatan, yaitu dari 1.08 tahun 2018 menjadi 1.63 tahun 2023. Medali perunggu juga terjadi peningkatan yaitu dari proporsi 1.89 tahun 2018 menjadi 1.97 tahun 2023.
Melihat proporsinya, jika ukuran keberhasilan ditinjau dari sisi perolehan medali (terutama emas) dan peringkat, maka Dompu secara lembut kita nilai jalan di tempat. Tidak ada peningkatan dan penurunan (istilah Dou Dompu “papo”).
Tetapi, bagaimana kalau dilihat dari sisi jumlah anggaran yang digelontorkan untuk (pada) kedua event tersebut?
Khusus masalah “sensi” dan “seksi” yang satu ini, terus terang saya belum tahu. Bahkan bocoran sekalipun, saya belum dapatkan sebagai referensinya. Hingga tulisan ini dibuat, saya baru mendengar kabar angin yang belum dapat dipertanggungjawabkan, yang menyebutkan anggaran 2023 lebih besar dari 2018.
Untuk itu, saya bicara berandai-andai dan umum saja dulu soal duit ini. Jika anggaran tahun 2018 lebih sedikit dibandingkan tahun 2023, maka dapat dikatakan bahwa peningkatan anggaran berbanding terbalik dengan perolehan medali emas.
Namun, jika sebaliknya, anggaran tahun 2018 lebih banyak dari tahun 2023, maka dapat dikatakan penurunan proporsi perolehan medali emas berbanding lurus dengan penurunan anggaran yang digunakan.
Sebagai catatan juga bahwa ketika Porprov NTB 2018, KONI Dompu dipimpin oleh seorang ASN yang menduduki jabatan Eselon IV. Sedangkan pada Porprov NTB 2023, KONI Dompu dipimpin seorang Bupati. Meskipun baru sekitar setahun memimpin KONI.
Tentunya, saya dan kita semua tetap memberikan apresiasi dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada para atlet, pelatih, official, umumnya kontingen yang telah berjuang mengharumkan nama Dompu di tingkat Provinsi NTB.
Apresiasi dan penghargaan juga kita sampaikan kepada pihak Pemkab dan DPRD Dompu, organisasi perangkat daerah yang menjadi Bapak Asuh masing-masing Cabor, serta kepada semua pihak yang telah berkontribusi dan tidak bisa kami sebutkan satu persatu dalam tulisan ini.
Makin maju dan kian jayalah olahraga Dompu kedepan. Semoga !!! (*)
*) Penulis adalah Pemimpin Redaksi Lakeynews.com, dan Ketua DPD Media Independen Online (MIO) Indonesia Kabupaten Dompu.