Prosesi pemakaman korban Ardiansyah di pemakaman keluarga, di So Sori Bura. (tim/lakeynews.com)
Suasana pemakaman korban Al Hafidz di Pemakaman Umum Desa O’o. (tim/lakeynews.com)

DOMPU – Nyawa dua siswa SMPN 2 Dompu, Ardiansyah Bin Mirjan (Kelas 8D) dan Al Hafidz Bin Rafid (Kelas 8E), melayang, Selasa (25/10) malam. Satu korban lagi, menjalani perawatan di RSUD Dompu.

Keduanya meregang nyawa setelah dua motor yang sama-sama tanpa lampu penerangan yang masing-masing mereka kendarai, bertabrakan. Lokasinya, di Jalan Lintas Karamabura, depan SMAN 3 Dompu.

Keduanya, sama-sama warga Desa O’o, Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu. Ardiansyah, warga Dusun Muhajirin. Sedangkan Hafidz, warga Dusun Kala Barat.

Hafidz diperkirakan meninggal di tempat kejadian. Sementara Ardiansyah menghembuskan napas terakhirnya sesaat setelah tenaga medis berusaha memberikan pertolongan.

Korban telah dimakamkan. Hafidz di Pemakaman Umum Desa O’o, Ardiansyah di pemakaman keluarga, di So Sori Bura.

Menurut beberapa warga di sekitar lokasi kejadian dan pihak keluarga, saat itu, hari sudah masuk malam (suasana Magrib). Hafidz mengendarai kendaraan dari arah Desa Karamabura, menuju rumahnya (Kala Barat, O’o), setelah mandi di Terjun Rangga.

Di depan SMAN 3 Dompu inilah lokasi kecelakaan maut dua siswa SMPN 2 Dompu, Selasa (25/10) malam.

Dari arah berlawanan (arah O’o), korban Ardinsyah menuju arah Karamabura. Ardiansyah yang membonceng pamannya, Aan, juga hendak mandi di Terjun Rangga. Lebih kurang setengah kilometer dari lokasi kejadian.

Kuat dugaan, kecelakaan maut itu terjadi karena kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi.

Selain itu, dua sepeda motor sama-sama tidak dilengkapi lampu penerangan depan. Hal tersebut diyakini menghambat penglihatan kedua pengendara/korban.

Karena itu, kecelakaan pun tidak terelakkan lagi. “Kejadiannya begitu cepat,” kata salah seorang keluarga korban Ardiansyah pada Lakeynews.com, Rabu pagi tadi.

Disamping membentur keras aspal, kedua korban meninggal dan korban luka (Aan) terpental hingga keluar dari ruas jalan.

Melihat kejadian itu, beberapa warga lokasi kejadian berusaha membantu. Korban Hafid dilarikan ke Puskesmas Dompu Timur. Namun, diperkirakan korban sudah tidak bernyawa ketika dilarikan ke Puskesmas.

Sedangkan korban Ardiansyah dan Aan dilarikan ke RSUD Dompu. Setelah menjalani perawatan selama beberapa saat, Ardiansyah menghembuskan napas terakhirnya. Korban Aan yang mengalami luka di bagian muka, kepala dan beberapa bagian lain, masih dirawat di rumah sakit.

Keluarga besar SMPN 2 Dompu dipimpin Kepala Sekolah Efendi H. Ibrahim, melayat ke rumah duka, dua korban Lakalantas. (tim/lakeynews.com)

Baik, Aktif, Rajin, Penurut dan Taat

Pantauan media ini di rumah duka, keluarga kedua korban benar-benar merasa terpukul dan kehilangan atas kepergian dua remaja yang masih duduk di bangku SMP tersebut.

Tangisan dan teriakan histeris beberapa membelah rumah duka. Orang tua dari kedua korban, hingga usai prosesi pemakaman, belum begitu bisa diajak bicara.

Tidak hanya orang tua dan keluarga kedua keluarga yang berduka. Pihak SMPN 2 Dompu yang dikepalai Efendi H. Ibrahim juga merasa kehilangan.

Keluarga besar sekolah itu, melayat ke rumah duka. Kepala sekolah, Wakasek, para guru, staff tata usaha (tenaga kependidikan), dan hampir semua siswa hadir di sana.

Di mata para guru dan teman-temannya, korban Ardiansyah dan Hafidz adalah siswa yang baik, aktif, rajin, nurut perintah guru dan taat aturan sekolah. (tim)