DOMPU – Kinerja luar biasa ditunjukkan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Dompu.
Hanya dalam sehari menyalip Kabupaten Bima, Dompu langsung menempati posisi teratas se-Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam capaian persentase pelayanan KB. Yakni dalam kegiatan Manunggal KB TNI atau Pelayanan KB Kegiatan TNI Manunggal Bangga Kencana – Kesehatan.
Per tanggal 23 September 2022, Kabupaten Dompu sudah mencapai 117 persen dari target yang diberikan BKKBN Provinsi NTB. Namun, persentase itu masih satu persen di bawah Kabupaten Bima yang capaiannya 118 persen.
Posisi Dompu di urutan kedua se-NTB tersebut, berlanjut hingga 26 September. Namun, kondisi pencapaian tersebut terbalik 180 derajad, setelah data Kecamatan Manggelewa dari 1 sampai 27 September terinput pada Selasa (27/9).
Baca juga: Mengikuti Aksi “Manunggal KB TNI” UPT DPPKB Manggelewa, dari Napa Sampai Pulau Bajo
Sesuai data yang dari BKKBN Provinsi NTB, capaian persentase pelayanan KB Dompu langsung berada di urutan teratas dari 10 kabupaten dan kota se-NTB. Baik terkait pelayanan pada peserta KB Baru maupun Ulangan dan Ganti Cara.
Berikut data dari BKKBN Provinsi NTB tentang persentase capaian pelayanan KB dalam kegiatan Manunggal KB TNI di 10 kabupaten dan kota se-NTB:
Itu belum termasuk kecamatan lain, seperti Kilo yang direncanakan diinput besok.
“Masih ada waktu. Batas akhir input datanya, 30 September. Mudah-mudahan Kabupaten Dompu tetap tertinggi di tingkat Provinsi NTB, bahkan secara nasional,” kata Kepala DPPKB Kabupaten Dompu Hj. Iris Juita Kastianti pada Lakeynews.com.
Ditemui di sela-sela junjungannya ke UPT DPPKB Kecamatan Manggelewa, Umi Iris (sapaan akrab Hj. Iris Juita Kastianti) itu menjelaskan, “Teman-teman kami di UPTD, Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB), tiap hari akan melakukan input setelah pelayanan di lapangan.”
Disinggung hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan Manunggal KB TNI, Umi Iris menyebut antara lain, pelayanan akseptor, pelayanan KB dengan berbagai macam alat kontrasepsi.
Dalam kegiatan itu, Tim yang turun sekalian melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Sosialisasi tentang pelayanan KB, menggugah kesadaran masyarakat untuk partisipasi dalam ber-KB, sampai masalah stunting.
“Kita juga melakukan pembagian Alokon (alat dan obat kontrasepsi) di klinik-klinik. Baik di Puskesmas, Posyandu, maupun pada bidan-bidan desa, jejaring kami di Polindes-polindes,” paparnya.
Apa saja kendala yang umum dijumpai di lapangan?
Menurut Umi Iris, salah satu kendala yang dihadapi pihaknya adalah partisipasi dan kesadaran masyarakat untuk ber-KB masih kurang. Karena itu, DPPKB selalu turun ke lapangan, melakukan sosialisasi dan edukasi langsung ke masyarakat.
“Kita lakukan sistem jemput bola. Secara intens turun ke desa-desa hingga dusun-dusun. Tidak hanya menunggu di UPT-UPT. Insya Allah, sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, akan terus kami lakukan dengan maksimal,” tutur Umi Iris. (tim)