Firmansyah, S.Psi., M.MKes. (ist/lakeynews.com)

Oleh: Firmansyah, S.Psi., M.MKes  *)

PROSES Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), mulai dari tingkat PAUD, TK, SD, SMP hingga SMA/SMK/Sederajat baru saja berlalu. Pihak sekolahpun telah mengumumkan secara resmi tentang siapa-siapa yang lolos untuk menjadi siswa baru.

Kini tiba waktunya bagi mereka yang dinyatakan lolos sebagai siswa baru, baik melalui jalur afirmasi, kepindahan orang tua maupun melalui jalur zonasi untuk mendaftar ulang.

Menjadi siswa baru di sebuah sekolah apalagi yang menurut mereka sebagai sekolah favorit yang siap mengantar mereka menjadi generasi unggul dan cerdas kedepannya, tentu saja akan menjadi pengalaman yang menggembirakan bagi setiap siswa.

Di sekolah baru tersebut para siswa dengan segera akan memiliki banyak teman dan sahabat baru, yang tentunya memiliki semangat yang sama untuk mewujudkan mimpi-mimpinya kedepan. Juga kehadirannya akan memperkaya jumlah teman dan sahabat yang dimiliki.

Berikutnya, dalam lingkungan yang baru yaitu dimana siswa akan mengalami proses pembelajaran di tahap berikutnya akan berada atau berinteraksi dengan lingkungan yang baru. Yaitu situasi dan kondisinya tentu saja berbeda atau lebih kompleks keadaannya dari lingkungan sebelumnya. Untuk bisa survive berada di lingkungan yang baru ini dibutuhkan kekuatan, baik sosial maupun psikologis dari para siswa itu sendiri.

Secara psikologis ada banyak kesulitan yang akan dihadapi siswa baru untuk memasuki lingkungan baru di sekolah. Beberapa kesulitan yang akan dihadapi adalah bagaimana mereka dapat menyesuaikan diri sesegera mungkin dengan lingkungan sekolah.

Untuk diketahui, dalam hal ini, para siswa akan menghadapi banyak realita seperti guru baru, teman baru dan juga pola atau sistem belajar yang baru. Harapannya, dengan situasi dan kondisi yang serba baru ini, para siswa mampu beradptasi dengan baik dan terarah, sehingga dalam proses belajar mereka bisa nyaman berada di lingkungan yang baru.

Berbagai kesiapan baik sosial maupun psikologis yang dimiliki siswa terkait penyesuaian diri dengan lingkungan yang baru akan berdampak pada proses belajar yang akan mereka ikuti. Bila para siswa dalam proses belajarnya dengan segera dapat beradaptasi dengan berbagai situasi dan kondisi yang baru tersebut, bisa dipastikan mereka akan dapat mengembangkan berbagai potensi belajar yang dimiliki secara maksimal.

Kemudian dengan kemampuannya beradaptasi dengan lingkungan yang  baru akan memberikan hasil belajar yang baik bagi mereka. Sebaliknya, bila para siswa tidak mampu beradatasi dengan baik dengan lingkungan yang baru akan memberikan hasil yang kurang baik bagi mereka dalam meningkatkan potensi belajarnya, bahkan hasil belajarnya pun tidak akan maksimal.

Memasuki lingkungan yang baru di sekolah, bagaimana upaya orang tua atau para guru mendorong para siswa dapat beradaptasi dengan baik, sehingga berdampak baik bagi prestasi belajarnya di sekolah.

Menghadapi situasi dan kondisi seperti ini, orang tua dan guru bisa meningkatkan perannya membantu para siswa untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama kepada para siswa yang secara psikologis memiliki banyak kesulitan terkait dengan masalah penyesuain diri.

Bantuan arahan dan bimbingan dari para guru dan orang tua tentunya sangat membantu para siswa dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah, sehingga dengan penyesuaian diri yang baik tersebut para siswa mampu memberikan output yang baik dalam proses belajarnya.

Membantu dan membimbing para siswa untuk dapat beradaptasi dengan baik tidak hanya bisa dilakukan oleh orang tua atau para guru. Namun, kolaborasi yang baik dari semua pihak sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing, dapat memberikan kesejukan dan kenyamanan bagi para siswa. Dengan kesejukan dan kenyamanan itu, para siswa bisa mewujudkan apa yang menjadi mimpi-mimpi mereka kedepan.

Demikian kupasan ini, mudah-mudahan ada manfaatnya bagi kita semua dalam meningkatan potensi belajar siswa atau buah hati kita di sekolah, sehingga diberbagai kesempatan para siswa atau buah hati kita dapat berinteraksi secara produktif tanpa ada hambatannya. (*)

Penulis adalah Koordinator Sub Komunikasi Pimpinan Setda Dompu. Penulis juga sebagai Konsultan Psikologi pada Lembaga Konsultasi dan Bimbingan Psikologi “Buah Hati”.