Teh KIDOM, MORIKAI dan SaSaMboDom yang produksi CV. Tri Utami Jaya, bisa mencegah serangan Virus Corona. (ist/lakeynews.com)

Laporan:
Sarwon Al Khan,
Mataram

DIBALIK kesengsaraan, ada kenikmatan. Dibalik musibah, ada berkah.

Lalu bagaimana dengan “bencana” isu penyebaran Virus Corona atau Coronavirus Disease (Covid-19) yang heboh belakangan ini?

Ternyata dibalik isu ini ada rahmat dan berkah begitu besar bagi CV. Tri Utami Jaya, Mataram, satu-satunya produsen teh berbahan baku daun kelor di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Permintaan terhadap Teh KIDOM, MORIKAI dan SaSaMboDom yang diproduksi perusahaan jamu ini, meningkat tajam. Terlebih setelah dirilisnya sebuah hasil penelitian, bahwa daun kelor bisa menangkal Virus Corona.

BACA JUGA : http://lakeynews.com/2020/03/16/konsumsi-teh-kidom-menangkal-virus-corona/

“Sekitar seminggu terakhir ini, permintaan Teh KIDOM, MORIKAI dan SaSaMbodoM untuk pencegahan Virus Corona meningkat drastis,” kata Dirut Tri Utami Jaya, Nasrin H. Muhtar, MM, pada Lakeynews.com di Mataram, Kamis (19/3) malam ini.

Sebelum muncul isu Covid-19, permintaan teh kelor produksinya hanya rata-rata 50 kotak per hari. Namun, lebih kurang sepekan terakhir, pemesanan dan permintaan justru melonjak hingga 200 persen.

Dirut Tri Utami Jaya, Nasrin H. Muhtar bersama mantan Cawapres RI Sandiaga Salahuddin Uno. (ist/lakeynews.com)

Diketahui, tiap kotak teh kelor berisi 25 saset. Harganya, Rp. 75 ribu per kotak.

Setidaknya, dua alasan mendasar, sehingga terjadi lonjakan permintaan tersebut. Pertama, karena ada penemuan bahwa teh kelor mampu menangkal Covid-19.

Dan, kedua, manajemen Tri Utami Jaya menerapkan sistem discount khusus bagi pembelian dalam jumlah tertentu. Untuk lebih jelasnya, silakan hubungi via Telepon, SMS atau WA ke Nomor HP: 085237282002.

Menurut Nasrin, para pemesan berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Antara lain dari Jakarta, Bekasi, Tanggerang, Bandung, Surabaya, Sumatera, Bali dan dari NTB sendiri.

“Pemesanan dan permintaan itu, selain bersifat individu, juga jumlahnya meningkat dari distributor,” jelasnya.

“Contohnya, dari L’Dioner untuk NTB, M. Nasir dari Jakarya, Hartono dari Tanggerang, dan puluhan lainnya,” sambung pria Kelahiran Desa Malaju, Kecamatan Kilo, Kabupaten Dompu itu.

Terpaksa Lembur dan Kekurangan Bahan Baku

Dampak dari meroketnya jumlah permintaan produksi teh kelor ini, pihak Tri Utami Jaya hampir kewalahan. “Mau tidak mau, kami harus lembur untuk melayani dan memenuhi permintaan tersebut,” paparnya.

L’Dioner, salah satu distributor teh kelor produksi Tri Utami Jaya untuk wilayah NTB (ist/lakeynews.com)

Bukan itu saja. Pria yang akrab disapa Paduka mengaku, lonjakan permintaan tersebut mengakibatkan stok bahan baku mengalami kekurangan.

“Akibat meningkatnya permintaan pasar ini, kita sampai kekurangan bahan baku daun kelor,” tegas DR Jamu, sapaan lain Nasrin.

Lantas bagaimana upaya Tri Utami Jaya untuk mengatasi kekurangan bahan baku itu?

“Alhamdulillah, sudah diantisipasi. Kami mendatangkan stok di Kilo (Dompu). Insya Allah, besok (Jumat, 20/3) pagi, puluhan karung daun kelor akan sampai di Mataram,” jawab sosok yang sudah puluhan tahun menggeluti bisnis jamu ini. (*)