Sesi Lanjutan Diskusi ”Dompu Darurat Narkoba” G-WA LakeyNews.Com (1)
Isu “Dompu Darurat Narkoba” menjadi topik hangat diskusi Grup WhatsAPP (G-WA) LakeyNews.Com pada hari ini, Jumat (21/4/2017) ini. Berbagai pendapat, termasuk bernada motivasi dan cambukan bagi pihak kepolisian serta komponen lainnya mengemuka. Ketua dewan selain mendesak penangkapan, juga menyatakan mendukung penembakan bandar Narkoba.
=======
JAJARAN Polres Dompu belakangan ini begitu gencar melakukan operasi Narkotika dan peredaran liar obat-obatan di daerah yang dianggap “Darurat Narkoba” itu. Alhasil, sejumlah pengguna dan pengedar serta barang bukti, baik obat-obatan jenis Tramadol maupun Narkoba dan minuman keras (miras), berhasil disita dan diamankan.
Namun demikian, kepolisian masih terus “dicambuk”. Salah satu cambukan keras itu datang dari Ketua DPRD Dompu Yuliadin, S.Sos. Hal tersebut, karena pria yang akrab disapa Bucek ini menilai, baru tramadol yang lebih menonjol operasinya.
“Beberapa bulan terakhir ini Tramadol terus, Mas. Coba tangkap bandar Narkoba sekarang yang ada di Dompu. Kalau sekadar nangkap Tramadol, suruh operasi teman-teman Pol PP, selesai itu barang,” tegas Bucek dalam forum diskusi yang dimulai sejak sebelum Jumatan itu.
Bahkan, menanggapi pemberitaan terkait ketegasan Kapolres memerintahkan anak buahnya untuk menembak pelaku pencurian kendaraan bermotor (Curanmor), Bucek begitu bersemangat. “Kami Siap dukung tembak pelaku Curanmor dan bandar Narkoba juga tembak di tempat,” tegas Bucek dalam diskusi yang hingga sekarang masih berlangsung.
“Sepakat,” sambar anggota grup lainnya, Abdul Syahid (Sekretaris Diskominfo Kabupaten Dompu).
Bagai gaung bersambut, anggota grup Iwan KZ menyatakan salut dengan pernyataan dan sikap ketua dewan itu. “Salut kalau ada wakil rakyat yang peduli seperti ini. Ayo Pak Polisi, sikat bandar itu,” imbuh Iwan.
“Semoga pelaku penghancuran anak bangsa ini bisa segera ditangkap. Ini benar-benar dan sungguh mengkuatirkan. Mau jadi apa generasi muda kalau sudah terinveksi Narkoba,” sambungnya.
Salah satu Admin Grup Om Won, sempat melontarkan “pancingan”. “Sepakat Pak Ketua. Kita berusaha berpikiran positif dan meyakini, kepolisian akan menumpas sampai ke akar-akarnya. Tapi, mungkin tahap awal ini, “pemanasan” dulu dengan tramadol,” ujarnya.
Namun, menanggapi itu, Yuliadin Bucek justru balik bertanya. “Pemanasan apanya saudaraku? Tidak usah pemanasan-pemanasan lagi, ini sudah darurat Narkoba. Laga perdana, jangan ecek-ecek begini. Saya bisa tangkap lebih dari itu kalo soal Tramadol karena di kios-kios kecil banyak saat ini,” tegasnya.
Yang susah buat Bucek saat ini membongkar mafia Narkoba, termasuk oknum yang diduga berada dalam institusi penegak hukum. “Pak Jon (Jon Wesly Arianto, red), Kapolres Dompu, sering diskusi dengan saya tentang keinginan dia untuk memberantas Narkoba di Kabupaten Dompu sampai ke akar-akarnya,” tandasnya.
Cuma saja, menurut Kapolres sebagaimana dikutip Bucek, harus ada orang-orang yang komit secara bersama-sama dalam internalnya (internal kepolisian, red) untuk memberantas itu.
“Nah, mungkin formulasi yang pas menurut Pak Kapolres adalah hadirnya Kasat Narkoba yang baru, saudaraku (IPTU) Adhar yang mungkin masih memiliki komitmen dan ikhlas dalam menjalankan tugas mulia ini,” urai Bucek.
Anggota grup yang juga dedengkot komunitas Guru To’i Center (GTC) Akhdiansyah, SHi, mengatakan, kalau semua komponen ikut urun rembug dan mengambil peran maka Narkoba dan penyalahgunaan obat-obatan akan segera berkurang di Dompu.
“Tooop Pak Ketua DPRD Dompu. Paling tidak, selain memanfaatkan fungsi legislasi, saya kira Pak Ketua bisa menggunakan fungsi kontrol dengan meminta SKPD terkait intens melakukan upaya pencegahan dan penanganannya,” ujar lelaki yang akrab disapa Yonkq itu.
Anggota grup lainnya, Slamet Sisubali juga mengaku Sangat setuju bahwa dalam pemberantasan Narkoba serta peredaran liar obat-obatan ini harus segera bergerak (dilakukan) bersama-sama. Perilaku generasi muda pemakai sudah mengontaminasi prilaku generasi muda lainnya, baik yang belum maupun sudah menjadi pemakai.
“Tanda-tanda perilaku generasi muda yang terkontaminasi, susah diatur dan tidak ada motivasi belajar. Di satuan pendidikan, sudah sangat urgen untuk segera ditangani dari berbagai kalangan,” tandas guru SMAN 1 Woja itu. (tim/bersambung)