Ayahanda Sarafiah, M Saleh, tak kuasa menahan kesedihannya saat memegang foto anaknya yang meninggal akibat dianiaya majikannya di Dubai. (purnawansyah/lakeynews.com)

Sekelumit Cerita tentang Sarafiah yang Meninggal Setelah Dianiaya Majikan di Dubai

Meski jenazahnya sudah dimakamkan di kampung halamannya, Rabu (15/03) malam, kepergian Sarafiah, 27 tahun, masih meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarganya. Gadis yang berusaha mengais rezeki dengan menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Dubai (Timur tengah) ini dikenal sebagai sosok yang sangat baik dan ramah di tanah kelahirannya di Desa Mumbu, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu.

==============

SARAFIAH merupakan putri ketiga dari empat bersaudara buah hati pasangan suami istri M Saleh dan Siti Arah. Almarhumah menamatkan studinya di SMAN 2 Woja pada 2015 silam.

Semasa menempuh studi di sekolahnya, gadis yang akrab disapa Fia ini juga dikenal pendiam.

Meski lahir di tengah keluarga yang tergolong tidak mampu, Fia memiliki tekad kuat untuk menjadi wanita sukses, serta bisa membanggakan orangtua dan keluarganya.

Seusai menempuh pendidikan SMA, Fia bercita-cita melanjutkan studinya ke bangku universitas. Namun, karena kondisi ekonomi keluarga yang tidak mendukung, gadis yang pernah menempuh studi menengah pertama di SMPN 5 Woja ini harus menelan cita-citanya tersebut.

“Setelah tamat SMA, Fia punya cita-cita untuk kuliah, bahkan keinginan itu juga sudah disampaikan kepada orangtuanya,” ujar Jumrah, kakak ipar Sarafiah pada Lakeynews.com.

Pascamenamatkan studi SMA pada pertengahan 2015 lalu, Fia mengisi hari-harinya di rumah dan bekerja membantu kedua orangtuanya. Dimasa menganggur, cita-cita Fia untuk tetap melanjutkan studinya tidak pernah pudar. Kepada keluargannya, Fia tetap mengutarakan niatnya tersebut.

Kesempatan Fia untuk dapat melanjutkan studinya tersebut, datang pada April 2016. Sebuah perusahaan Pengerah Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) di luar negeri memberikan kesempatan kepada dirinya untuk bekerja.

Karena keinginanya untuk menjadi seorang sarjana tidak dapat dibendung, ia pun mencoba mengais rezeki di negara orang sebagai modal ia melanjutkan kuliah nantinya.

“Niat Fia menjadi TKW itu, selain untuk membantu kondisi ekonomi keluarga juga sebagai modal ia kuliah,” kata Jumrah.

Keinginan Fia mengumpulkan uang sebagai modal kuliah itu hanya dua tahun saja. Rencananya, Fia akan melanjutkan studi di perguruan tinggi pada tahun 2018 setelah masa kontraknya bekerja sebagai TKW selesai.

“Rencananya sepulang dari bekerja itu, dia akan mendaftar kuliah di STIE Yapis Dompu,” terang jumrah mengutip keinginan adik iparnya.

Namun nasib berkata lain. Cita-cita Fia pun terkubur bersama jenazahnya. Kini hanya menjadi cerita dan kenangan keluarga dalam menerima kenyataan pahit itu.

Kabar duka meninggalnya Sarafiah yang diberangkatkan menjadi TKW ke Dubai pada April 2016 itu diterima oleh keluarga pada 16 Februari 2017.

Sarafiah diketahui meninggal setelah menjadi korban kebiadaban sang majikan. Bahkan menurut pihak keluarga, selama sembilan bulan bekerja di Dubai, keluarga sama sekali tidak pernah mendapatkan kabar dari Fia.

“Selama ia berangkat, tidak pernah ada komunikasi sedikitpun dengan Fia. Dan, keluarga baru mendapatkan kabar Fia itu setelah ia sudah meninggal,” tutur Jumrah.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, jenazah Sarafiah dipulangkan ke rumah orangtuanya pada Rabu (15/03) malam, sekitar pukul 21.00 Wita. Setelah melalui proses pemulangan yang cukup lama. Jenazah Sarafia langsung dimakamkan di TPU Desa Mumbu sekitar pukul 22.00 Wita, hanya sekitar satu jam setelah sampai di rumah duka. (purnawansyah/sarwon)