”Banyaknya terjadi kejahatan dan konflik antardesa di Bima, bukan karena banyak orang berprilaku jahat. Akan tetapi karena banyaknya orang baik yang diam, tidak peduli dengan situasi di sekelilingnya.” Kapolres Bima Kabupaten AKBP M. Eka Fathurrahman.

Status salah satu anggota G-WA Lakeynews.com Hadi Santoso, MM, yang sempat didiskusikan. (sarwon/lakeynews.com)

Warga Grup Whatsapp (G-WA) Lakeynews.com, belakangan ini mencoba mendiskusikan hal-hal yang mengemuka dan terjadi di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), terutama di sekitar Kabupaten Dompu dan Bima serta Kota Bima. Salah satunya, menyangkut konflik antarwarga di Kabupaten Bima. Sejumlah anggota grup, ikut ambil bagian. Tidak ketinggalan, Kapolres Bima Kabupaten AKBP M. Eka Fathurrahman, pun begitu antusias dalam diskusi dunia maya yang dipandu salah satu Admin Grup Om Won.

—————————–

Sarwon Al KhanBima

—————————–

BAGI sebagian orang tertentu, kehadiran dan keberadaan fasilitas teknologi canggih untuk sarana media komunikasi dunia maya (Dumay), kerap dijadikan ajang untuk melakukan kejahatan, penyelewengan, pengkhiatan, perselingkuhan, kebejatan dan penyimpangan lainnya. Sederet fakta dan bukti soal itu tidak terbantahkan lagi. Banyaknya pelaku kejahatan di dunia online yang ditangkap dan diproses secara hukum adalah relitasnya. Belum lagi, dikaitkan dengan persoalan dan fenomena kehidupan sosial di sekitar kita.

Namun, situs/portal berita online; Lakeynews.com, dengan sarana dan fasilitas tersebut menghadirkan sebuah grup diskusi yang diberi nama Grup Whatsapp (G-WA) Lakeynews.com. Anggotanya dari berbagai unsur, mulai dari warga biasa hingga pejabat dan perwira “tinggi” di beberapa daerah (kabupaten/kota dan provinsi), dari dalam hingga luar NTB, meski ada juga beberapa diantaranya yang memilih “kabur” dari grup.

Sekelumit informasi. G-WA Lakeynews.com, dihajadkan sebagai wadah untuk bersilaturrahmi, berbagi dan berdiskusi online antaranggota. Anggota bebas mengeluarkan pendapat dan uneg-unegnya, mengangkan dan mendiskusikan tentang hal apa saja untuk kemajuan dan kemaslahatan. Ini seiring dengan nafas Lakeynews.com yang bertekad menjadi “Jembatan Kemakmuran dan Transparansi”.

Tentunya dengan rambu-rambu, antara lain; tetap dalam semangat kebersamaan dan kebaikan, koridor praduga tak bersalah (jika itu kasus), saling menghargai dan menghormati, tidak menyentuh masalah SARA (Suku, Agama, Ras dan Antargolongan), tidak memfitnah, mengadu domba dan menyinggung persoalan-persoalan pribadi (privasi) seseorang.

 

Saling Melecehkan, Penyebab Konflik?

Anggota G-WA Lakeynews.com Hadi Santoso, MM. (sarwon/lakeynews.com)

Pada suatu malam (beberapa hari lalu), salah seorang anggota G-WA Lakeynews.com Hadi Santoso, MM, mengangkat masalah konflik di Kabupaten Bima dan tawaran solusinya sebagai topik diskusi bersemi kritis. Isu yang disampaikan Ketua Umum Ikatan Alumni Teknik (Ikatek) Unhas Wilayah Bali-Nusra itu pun mendapat respons luar biasa dari anggota lainnya.

“Jika kita survei, paling banyak konflik di Bima disebabkan oleh saling melecehkan,” demikian statemen Hadi yang juga Kepala Career Center STISIP Mbojo-Bima dan Dosen STKIP Taman Siswa Bima di awal statusnya.

Menurutnya, saat acara orgen tunggal, beberapa kali menjadi pemicu konflik antarpemuda, bahkan berujung hingga antarkampung dan desa. Alasannya, senggolan saat joget, dilanjutkan saling memaki (baca; saling melecehkan).

“Pelecehan istri, teman dekat, saudara dan lainnya juga telah memicu konflik meluas. Intinya, kebiasaan (semoga belum membudaya), memaki dan melecehkan menjadi faktor penyebab paling seringnya konflik di Bima,” ungkapnya.

Padahal, kata Direktur/Owner Sentral Muslim Group itu, Islam sudah mengingatkan agar; “Janganlah memanggil saudaramu, dengan sebutan yang buruk.” “Jadi, jika ingin Bima aman, hentikan saling melecehkan atau memaki,” ujar Hadi.

 

Tawaran Solusi, Saling Menyemangati

Namun demikian, Hadi mengakui, menghentikan itu susah. Sama seperti orang ingin berhenti merokok. Sehingga, cara efektif untuk menghentikannya adalah dengan mengganti (mensubsitusi) dengan kebiasaan lain.

“Solusi konflik di Bima adalah mengganti kebiasaan melecehkan dengan kebiasaan saling menyemangati. Menyemangati debotasinya lebih tinggi dari sekadar menghargai. Kalau menghargai hanya selevel empati dan respect. (Sedangkan) menyemangati itu, penuh muatan support dan saling mendukung,” urai Ketua Umum Asosisasi Pengusaha Selular (APSel) Bima itu.

Sembari mengutip Abraham Maslow, Hadi mengatakan, penghargaan berada di level kedua tertinggi dari motivasi hidup manusia. Aktualisasi diri sebagai motivasi hidup tertinggi. Saling menyemangati ini sekaligus telah memenuhi dua kebutuhan hidup manusia, penghargaan dan aktualisasi diri.

“Ayooo budayakan saling menyemangati. Jadilah pemuda harapan Bima,” imbuh Hadi yang juga Wakil Ketua Kadin Kabupaten Bima dan Pendiri Media Online Visioner tersebut.

 

Banyak Orang yang Baik Diam dan tak Peduli

Kapolres Bima Kabupaten AKBP M. Eka Fathurrahman, sebagai anggota G-WA Lakeynews.com begitu aktif dalam diskusi tentang Konflik Bima. (ist/lakeynews.com)

Status yang diupload Hadi tersebut, langsung disambar Kapolres Bima Kabupaten AKBP M. Eka Fathurrahman. Menurutnya, banyaknya kejahatan dan konflik karena banyaknya orang yang tidak peduli dengan situasi di sekelilingnya.

“Saudara Hadi yang saya hormati,” sapa pria yang pulang kampung untuk memimpin kepolisian di daerah kelahirannya itu.

“Banyaknya terjadi kejahatan dan konflik antardesa di Bima, bukan karena banyak orang berprilaku jahat. Akan tetapi karena banyaknya orang baik yang diam, tidak peduli dengan situasi di sekelilingnya,” tegas Kapolres Eka.

Anggota lain, Palikrawe Yudha justru sepakat dengan Hadi. “Mantap nih, kebiasaan memang perlu diubah. Jangan biasakan bercanda dengan memaki teman-teman kita, namun dengan saling menyemangati satu sama lainnya,” ujarnya.

Satu lagi anggota grup, Muhammad Iksan, lebih kritis dalam menanggapinya. “Bisa juga karena hilangnya kepercayaan pada institusi hukum kita yang menurut banyak orang, tajam ke bawah tumpul ke atas dan cenderung berpihak pada yang berada,” tegasnya.

Kritikan itu ditanggapi arif oleh Kapolres Eka. Terima kasih atas saran dan kritiknya. Kami memang belum sempurna tapi kami tetap akan berusaha maksimal untuk lebih baik lagi,” janji Eka.

Setelah bergulir sekian lama, tanggapan demi tanggapan (saling menanggapi) mengalir bagai aliran air di alurnya. Diskusi pun berujung sejuk dan tanpa secara khusus ditarik kesimpulan. Namun, berbagai pendapat, kritikan, masukan dan saran, cukup menjadi bagian referensi aparat keamanan dan pemerintah daerah dalam mengelola masalah konflik yang terjadi.

G-WA Lakeynews.com selaku mediator akan senantiasa berusaha menghadirkan diskusi-diskusi cerdas seputar isu-isu, masalah-masalah yang terjadi maupun yang dikuatirkan terjadi. Lebih-lebih jika itu menghambat kemajuan dan proses pencapaian/peningkatan kesejahteraan, keamanan dan kondusifitas daerah. Semoga !! (*)