“Kementerian Koperasi dan UKM sudah berkomunikasi dengan direktur bank yang memberikan pinjaman agar ada perlakukan khusus bagi nasabah pelaku UKM dan Koperasi yang terdampak banjir.” Wardoyo, Deputi Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha Kemenkop-UKM

Deputi Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha Kemenkop-UKM Wardoyo. (foto ist/lakeynews.com)

KOTA BIMA, Lakeynews.com – Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) Republik Indonesia meminta kepada pihak bank agar memberikan perlakuan khusus terhadap nasabah-nasabah yang terdampak banjir di Kota Bima, beberapa waktu lalu.

Permintaan tersebut disampaikan Deputi Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha Kemenkop-UKM Wardoyo dalam pertemuan yang berlangsung di ruang rapat Walikota Bima, Rabu (18/01) pagi tadi.

Pertemuan tersebut dilakukan Wardoyo bersama Plt Sekretaris Daerah Kota Bima Drs. Mukhtar, MH, pihak Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag), Inspektur, BPBD, Dinas Kelautan dan Perikanan, serta pimpinan Bank Mandiri, BNI dan BRI Cabang Bima.

Wardoyo hadir di Kota Bima untuk memberikan arahan terkait strukturisasi usaha dalam penanganan pascabanjir bandang yang terjadi pada tanggal 21 dan 23 Desember 2016.

Dalam pertemuan tersebut, hal utama yang disorot Wardoyo adalah terkait para pelaku UKM dan koperasi yang terdampak banjir. Menurut laporan yang diterima pihaknya, pelaku UKM dan koperasi terdampak banjir yang menjadi nasabah beberapa bank di kota itu mencapai ribuan orang.

Namun, jumlah nasabah dan pinjaman terbesar ada pada Bank BRI, yakni 3.251 nasabah dengan nilai kredit Rp 89,7 miliar. Kemudian 61 nasabah Bank BNI dengan nilai kredit Rp 5,9 miliar dan 275 nasabah Bank Mandiri dengan nilai kredit Rp. 5,9 miliar.

Sehubungan dengan itu, Wardoyo meminta kepada bank-bank tersebut agar memberikan perlakuan khusus bagi nasabah itu. Bentuk perlakuan yang diharapkan itu, penurunan suku bunga pinjaman, perpanjangan jangka waktu pembayaran kredit atau penangguhan pembayaran bunga untuk (minimal) enam bulan pertama pascabanjir.

Deputi Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha Kemenkop-UKM Wardoyo. (foto ist/lakeynews.com)

“Para pelaku UKM dan koperasi merupakan penggerak perekonomian,” tegas Wardoyo dalam arahannya.

Menurutnya, peristiwa bencana banjir ini telah membuat para nasabah tersebut mengalami penurunan kemampuan untuk melakukan pembayaran angsuran. “Kementerian Koperasi dan UKM sudah berkomunikasi dengan direktur bank yang memberikan pinjaman agar ada perlakukan khusus bagi nasabah pelaku UKM dan Koperasi yang terdampak banjir,” tandas Wardoyo.

Bukan itu saja, ia juga meminta Dinas Koperindag Kota Bima mengoptimalkan fungsi Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Kota Bima untuk melaksanakan pendampingan bagi para pelaku usaha terdampak banjir.

Usai pertemuan tersebut, Wardoyo melakukan peninjauan lapangan ke koperasi Pondok Pesantren Al-Husainy di Kelurahan Monggonao, Koperasi SMA Sinar Jaya di Kelurahan Melayu, pelaku UMKM Rosnani di Kelurahan Pane, Sarah di Kelurahan Paruga dan Teti di Kelurahan Jatiwangi. Saat itu, Wardoyo didampingi Plt. Kadis Koperindag Kota Bima serta pimpinan Bank Mandiri, BNI dan BRI Cabang Bima. (zar)