DARI KIRI: Pemerhati Sosial Suherman Ahmad, Wakil Ketua DPRD Dompu Kurnia Ramadhan, dan Ketua DPRD Dompu Muttakun. (kolase/lakeynews.com)

 

Lestarikan Budaya yang Terkikis, HUT ke-210 Dompu Suguhkan Lu’u ’Daha, Pawai dan Pentas Budaya (4-Habis)

 

SEJATINYA, budaya itu merupakan perekat hubungan antarsesama. Budaya diyakini mampu mencegah terjadinya konflik sosial. Bukan justeru sebaliknya, seolah-olah diprovokasi yang dikhawatirkan memecah belah persatuan dan kesatuan.

Karena itu, Pemkab Dompu melalui Panitia HUT ke 210 Kabupaten Dompu lewat Seksi Budaya/Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang dipimpin Abdul Muis (Pak Daeng), menghadirkan event maupun atraksi-atraksi budaya.

Kegiatan budaya untuk menyemarakkan HUT Dompu 2025 itu, Upacara Lu’u ‘Daha, Pawai Budaya, dan Pentas Budaya.

Hingar bingar dan gegap gempita perayaan HUT Dompu –yang jatuh pada 11 April 2025– dengan sejumlah rangkaian kegiatannya, telah usai. Sukses berjalan sesuai rencana.

Dalam pelaksanaannya, dijumpai kekurangan-kekurangannya. Bahkan ada yang sempat menimbulkan dinamika yang begitu tajam. Seperti terkait kemurnian logo yang akhirnya dipakai pada peringatan Hari Jadi Dompu kali ini.

Kendati demikian, hal tersebut –secara umum– tidak sampai mengganggu atau menghambat pelaksanaan gawe tahunan daerah bermoto Nggahi Rawi Pahu.

Kesuksesan ini mendapat apresiasi dari beberapa elemen. Termasuk kalangan pemerhati, paguyuban warga, hingga pimpinan DPRD.

“Saya mengapresiasi kemeriahan peringatan HUT ke 210 Kabupaten Dompu yang telah sukses dilaksanakan,” kata Pemerhati Sosial Politik dan Pemerintahan Suherman Ahmad pada Lakeynews.com, Senin (14/4/2025).

Diketahui, Suherman merupakan salah seorang warga Dompu yang kencang melontarkan kritikan terhadap pemerintah daerah. Kritikus ulung namun objektif dan konstruktif ini juga kerap menyoroti kinerja panitia HUT, baik melalui media pers maupun melalui akun media sosialnya.

Tetapi kali ini, Suherman melihat sesuatu yang lain. Salah satu hal yang menarik perhatiannya, Pemkab Dompu di bawah kepemimpinan Bupati Bambang Firdaus dan Wakil Bupati Syirajuddin (BBF-DJ) tetap komitmen dan konsisten dalam pemajuan dan pelestarian budaya.

Dengan tetap menampilkan kegiatan budaya seperti Upacara Lu’u ‘Daha, Pawai Budaya, dan Pentas Budaya, menurut Suherman, senapas dengan visi Pemerintahan BBF-DJ. Salah satunya, Mewujudkan Dompu yang Berbudaya.

Mewujudkan visi tersebut, perlu dilakukan secara konkret, terarah, terukur, serta berkesinambungan. Diantaranya dengan mengembangkan sanggar seni dan budaya di masing-masing desa dan kelurahan.

Kemudian sanggar seni ini diberikan ruang untuk menampilkan atraksi budaya pada setiap acara pemerintah maupun acara sosial kemasyarakatan.

“Nah, pemerintah buat regulasinya. Di mana, pada setiap pembukaan acara pemerintahan, baik formal dan nonformal ada atraksi budayanya. Demikian pula pada setiap acara sosial kemasyarakatan,” sarannya.

Bukan itu saja. Saat ini, Kabupaten Dompu memiliki Warisan Budaya Takbenda (WBTb) berupa Sarung Muna Pa’a dan Timbu. Kedepan warisan budaya ini terus dijaga dan dilestarikan.

Khsusus Muna Pa’a kedepan, Suherman pun menyarankan, agar dilakukan pengembangan melalui inovasi, kreativitas dan promosi yang masif, baik secara offline maupun online.

Disamping itu, muna paa perlu didorong menjadi warisan budaya dunia ke UNESCO.  “Jika ini bisa dilakukan pada pemerintahan BBF-DJ, maka Dompu mendunia itu bukan mimpi semata,” tegasnya.

Bupati Dompu Bambang Firdaus dan Wakil Bupati Syirajuddin berkomitmen melestarikan budaya. Pakaian Muna Pa’a menghiasi Pawai Budaya HUT ke 210 Dompu, Sabtu (12/4/2025). (ist/lakeynews.com)

Terima Kasih Pemda Dompu

Warga keturunan juga memberikan respons luar biasa setelah memantau dan mengikuti kegiatan HUT dari awal hingga akhir. Seorang diantaranya, Sujono, warga Dompu keturunan Jawa.

“Saya salut dengan peringatan Hari Jadi Dompu kali ini. Warga Dompu dari daerah lain diikutkan untuk berpartisipasi,” pujinya.

Warga dari paguyuban luar Kabupaten Dompu, ditambahkan sebagai peserta pada upacara peringatan HUT, Pawai Budaya dan Pentas Budaya. “Adanya kesempatan untuk mengambil bagian memeriahkan Hari Jadi Dompu, kami memiliki ruang berekspresi menampilkan budaya para leluhur,” paparnya.

Baca juga:

Sujono berharap, pada kegiatan peringatan Hari Dompu tahun-tahun berikutnya agar dibuat lebih meriah lagi. Bila perlu dilakukan siang hari untuk memberikan waktu yang lebih banyak lagi bagi para Paguyuban Budaya yang ada untuk menampilkan diri.

Sementara Joni, warga Dompu lainnya juga menyampaikan apresiasinya. “Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah daerah yang telah memberikan kesempatan kepada warga perantauan untuk berekspresi sesuai budayanya masing-masing,” terangnya.

 

Kurnia Ramadhan: Budaya sebagai Perekat Sosial

Pimpinan DPRD Dompu juga angkat bicara. Wakil Ketua Dewan Kurnia Ramadhan menekankan, budaya sejatinya sebagai perekat sosial karena dapat menyatukan masyarakat melalui nilai, norma, dan identitas bersama.

“Budaya juga dapat mencegah perpecahan dan konflik sosial,” kata politisi Gerindra itu yakin.

Termasuk di dalamnya adalah budaya lokal. Budaya lokal dinilai memiliki peran penting dalam membentuk siapa masing-masing warga dan bagaimana berhubungan satu sama lain. Baik dari bahasa, adat istiadat, hingga kesenian.

“Ketika kita menghargai dan menjaga budaya lokal, kita tidak hanya melestarikan sejarah kita tetapi juga membangun jembatan pemahaman dan toleransi,” jelasnya.

Sehubungan dengan itu, dibutuhkan internalisasi nilai-nilai budaya itu sendiri. Dan, dalam perjalananya, tentu tidak dihindari yang namanya asimilasi budaya di tengah-tengah masyarakat.

“Yang minoritas mengikuti dan menyesuaikan dengan yang mayoritas dan yang mayoritas menghargai yang minorotas,” papar Kurnia.

Jangan sampai, tegasnya, ada di antara elemen yang memaksakan cara berpikir, bahwa budaya itu adalah inklusif, mengotak-ngotakan beberapa kelompok.

“Ini tidak sejalan dengan nilai-nilai budaya itu sendiri. Mari kita tetap semangat Menuju Dompu Maju,” ajaknya.

 

Muttakun: Kita Sambut Seruan Bupati, Lestarikan Muna Pa’a

Ketua DPRD Dompu Muttakun juga berbicara. Politisi NasDem ini lebih spesifik menyinggung kain Muna Pa’a yang sudah menjadi Warisan Budaya Takbenda (WBTb). (Bukan Warisan Budaya tak Benda/WBtB/WBTB, seperti di setiap berita sebelumnya, red).

Menurutnya, Bupati Dompu dalam sambutan saat pelepasan peserta Pawai Budaya di Lapangan Karijawa, Sabtu (12/4/2025), menyerukan dan mengajak semua elemen di daerah ini untuk terus menjaga, melestarikan dan mengembangkan Muna Pa’a. Dari daerah hingga nasional, bahkan dunia.

I love (saya cinta) Muna Pa’a. Mari kita sambut seruan Bupati Dompu ini,” ajak Muttakun.

“Kita tindak lanjuti dengan terus melestarikan Muna Pa’a sebagai WBTb ini dalam kehidupan masyarakat, serta melalui kegiatan-kegiatan festival budaya yang perlu diadakan setiap tahun,” sambungnya.

HUT ke 210 Dompu, menurut Muttakun, momentum yang baik untuk melestarikan nilai-nilai budaya Dompu.

“Kita berharap Muna Pa’a semakin mendunia, dan mudah-mudahan mampu mensejahterakan pelaku usaha tenun yang sangat kreatif ini. Aamiin,” harapnya. (won)