Sugerman, Mahasiswa Program Doktor Universitas Negeri Malang, dan Penggiat Wacana Politik.

Oleh: Sugerman *)

“Seorang yang bangga akan ketampanannya, akan takut melihat sinar wajahnya (Sengkuni)”

Sengkuni ini siapa? Bagi pecinta dan penikmat Film atau Epos Mahabharata, tokoh Sengkuni sangat tidak asing. Film Mahabharata adalah adaptasi dari epik terkenal India yang menceritakan kisah konflik besar antara dua keluarga kerajaan, yaitu Pandawa dan Kurawa yang bersaing untuk mendapatkan tahta Hastinapura.

Walaupun bukan film, adaptasi serial TV Mahabharat yang disutradarai oleh B.R. Chopra dan pertama kali ditayangkan pada tahun 1988 di India adalah salah satu versi paling terkenal.

Serial ini terdiri dari 94 episode dan sangat populer di India serta negara-negara lain. Versi ini mencakup hampir seluruh cerita epik secara detail, dari kelahiran para Pandawa dan Kurawa, permainan dadu, hingga Perang Kurukshetra dan akhir perjalanan Pandawa.

Dalam epos ini terdapat beberapa tokoh. Diantaranya, Yudisthira, Arjuna, Bhima, Duryodhana, Bisma yang Agung, Sengkuni, dan lain-lain.

Yang unik dari epos ini adalah kehadiran Sengkuni di Istana Hastinapura yang menjadi pemicu perang bersaudara ini. Sosok Sengkuni digambarkan sebagai tokoh antagonis yang licik, manipulatif, dan penuh intrik. Sengkuni adalah paman dari Kurawa, khususnya Duryodhana, dan memainkan peran kunci dalam memicu konflik dan peperangan besar antara Kurawa dan Pandawa.

Bagaimana peran Sengkuni? Sengkuni hadir sebagai sosok yang berpengaruh. Dia tidak menggunakan senjata dan tidak pula menggunakan pedang untuk menciptakan konflik tersebut, tetapi menggunakan kata-kata (wacana) untuk memprovoksi kemenakannya Duryodhana, dan lain-lain.

Beberapa ciri utama sosok Sengkuni yang mungkin bisa kita temui dalam pertarungan wacana politik di Dompu 2024 saat ini;

(a) Cerdik dan manipulatif. Sengkuni dikenal sebagai otak di balik rencana jahat Kurawa. Dia menggunakan kepintaran dan kelicikannya untuk memengaruhi Duryodhana dan memancing kebencian terhadap Pandawa. Banyak plot yang dijalankan oleh Kurawa, seperti permainan dadu yang membuat Pandawa kehilangan kerajaan mereka, adalah hasil dari taktik Sengkuni. Siapakah cerdik dan manipulatif di Dompu saat ini?

(b) Ambisius. Meskipun dia tidak menginginkan kekuasaan untuk dirinya sendiri, Sengkuni sangat mendukung ambisi Duryodhana untuk mengambil alih takhta Hastinapura. Dia rela melakukan apa saja demi mencapai tujuan tersebut, bahkan dengan cara yang licik dan tidak adil. Siapakah ambisius di Dompu saat ini?

(c) Pengaruh buruk. Sengkuni adalah sumber utama dari keputusan-keputusan buruk yang diambil oleh Kurawa. Dia sering membujuk Duryodhana untuk memilih jalan perang dan mengabaikan kebijaksanaan yang diberikan oleh tokoh-tokoh lain, seperti Bhishma, Vidura, dan Drona. Siapakah yang menciptakan pengaruh buruk dalam pertarungan wacana di Dompu saat ini?

(d) Motivasi dendam. Dalam banyak versi cerita, Sengkuni digambarkan memiliki dendam pribadi terhadap Keluarga Kuru (terutama Pandawa) karena keluarganya diperlakukan dengan buruk oleh kerajaan Hastinapura. Dendam inilah yang menjadi dorongan utamanya untuk menabur kebencian dan membuat Pandawa menderita. Dendam politik yang seperti apa yang terjadi di Dompu saat ini?, dan

(e) Licik dan suka memutarbalikan fakta. Dalam setiap kesempatan, Sengkuni selalu mampu memutarbalikkan fakta dan memanipulasi situasi demi kepentingan Kurawa. Bahkan, dalam permainan dadu, dia memainkan peran penting dengan menipu Pandawa dan membuat mereka kehilangan segala milik mereka. Siapakah yang licik dan suka memutarbalikkan fakta di Dompu saat ini?

Sifat Sengkuni dalam kisah Mahabharata memiliki banyak kaitan dengan praktik politik di Indonesia, khususnya di Dompu saat ini, terutama yang berkaitan dengan politik kekuasaan, manipulasi, dan intrik.

Sengkuni selalu bekerja di balik layar untuk menciptakan ketegangan dan perselisihan di antara keluarga kerajaan. Intrik politik seperti ini sering terjadi dalam banyak pemerintahan dan organisasi, di mana ada aktor-aktor yang bekerja diam-diam untuk menciptakan ketidakstabilan atau memecah-belah kelompok demi mencapai kekuasaan atau pengaruh lebih besar.

Sengkuni tidak pernah bertindak secara langsung di medan perang. Tetapi, perannya di belakang layar justru paling merusak. Sifat Sengkuni sebagai tokoh manipulatif, penuh intrik, dan licik mencerminkan beberapa aspek negatif dari dunia politik, di mana manipulasi, dendam, dan propaganda sering kali digunakan untuk mencapai tujuan kekuasaan.

Sengkuni dalam konteks politik bisa dilihat sebagai simbol dari aktor-aktor politik yang memprioritaskan kekuasaan di atas kebenaran, dan yang menggunakan segala cara, termasuk yang tidak etis, untuk mencapai tujuan mereka. Siapakah Sengkuni di Dompu saat ini? (*)

*Penulis adalah Mahasiswa Program Doktor Universitas Negeri Malang, dan Penggiat Wacana Politik.