Penulis Firmansyah, S.Psi., M.MKes. (ist/lakeynews)

Oleh: Firmansyah, S.Psi., M.MKes *)

Suatu saat salah seorang sahabat terdekat telah menyampaikan unek-uneknya. Kata dia hai kawan perasaan aku kok tidak enak yah. “Gampang sedih, khawatir, cemas dan galau, itu yang membuat pikiranku sedikit terganggu,” terangnya.

Lanjut ia bercerita aku pun kadang tidak nyambung kalau diajak untuk berkomunikasi, bahkan kurang bergairah dalam melakukan pekerjaan. Kondisi seperti ini sering aku rasakan beberapa hari terakhir ini kembali temanku itu menegaskan permasalah yang dialaminya.

Alur interaksi diatas menjadi sebuah ilustrasi betapa persoalan psikologis (kejiwaam) yang dialami individu dikehidupannya apakah itu dalam kehidupan perkawinan, pekerjaan, pergaulan sosial, belajar di sekolah ataupun di perguruan tinggi dan juga pada berbagai aktivitas lainnya.

Berbagai persoalan psikologis yang dialami bila tidak dengan segera bisa ditata kelola dengan baik tentu akan berdampak pada pola pikiran, perilaku dan juga interaksi sosial yang dimainkan individu dalam kehidupan yang dijalaninya. Syukur-syukur berbagai persoalan tersebut bisa diatasi yang membuat individu tetap berada dalam kondisi yang membahagiakan.

Akan ada banyak gangguan bagi individu saat problem psikologis (kejiwaan) yang dialami tidak mampu diatasi. Dampaknya ketika problem psikologis yang dialami tidak mampu ditangani individu dalam berbagai perannya yang dimainkannya ia tidak akan bisa produktif, efektif dan efisien. Ketika persoslan psikologis yang dialami tidak mampu diobati ndividu akan memiliki kesulitan dengan diri sendiri maupun dengan orang lain.

Coba bayangkan seorang Pasutri, pekerja, pebisnis, pelajar, mahasiswa, profesional, pegiat sosial dan banyak lagi aktivitas atau profesi lainnya, sebelumnya mereka adalah pribadi produktif, efektif dan efisien, namun karena ada problem psikologis yang tidak ditangani dengan baik membuatnya harus kehilangan kesempatan untuk meraih peluang yang lebih baik lagi. Agar mereka bisa bertahan dan terus bisa memberikan karya hebat berbagai problem psikologis yang dialami harus dapat diselesaikan (diatasi).

Persoalan psikologis (kejiwaan) semisal gangguan mood walau sederhanya sifatnya agar tidak menghambat produktivitas, efektivitas dan efisiensi dalam memberikan peran harus dapat ditangani. Kekuatan mental akan terus mampu dibina dengan baik saat persoalan psikologis yang mengganggu pikiran dan perilaku bisa diatasi atau ditata kelola yang kemudian memungkinkan individu merasa sejahtera (berbahagia) dengan diri sendiri maupun dengan orang lain.

Beberapa problem psikologis (kejiwaan) yang sering dan biasa dialami yang kemudian membuat individu dapat mengalami gangguan suasana hati (mood). Di antarannya, perasaan sedih, cemas, atau hampa yang terus-menerus terjadi, merasa putus asa atau tidak berharga dan kurang energi atau merasa lesu.

Kemudian juga rasa bersalah yang berlebihan, kehilangan nafsu makan atau makan berlebihan, perubahan berat badan, seperti berat badan berkurang atau bertambah, dan terlalu sering tidur atau tidak butuh tidur dan juga kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya disenangi.

Lainnya kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya disenangi, kesulitan berkonsentrasi, mudah marah, bahkan hingga terjadi permusuhan, sering memikirkan kematian, cenderung menyakiti diri sendiri, hingga keinginan bunuh diri.

Kompleksnya persoalan hidup yang dihadapi individu dalam menggeluti berbagai perannya di masyarakat ditambah dengan minimnya pengetahuan dalam hal menata kelola emosi (stres) sering menjadi pemicu munculnya gangguan mood (perasaan) pada diri individu. Keadaan dimaksud harus benar-benar bisa diantisipasi yang membuat individu mampu bertahan walau ia berada dalam suasana yang menyulitkan.

Informasi lainnya dikutip dari beberapa sumber terkait menyebutkan hal yang menjadi pemicu gangguan mood (suasana hati) terdiri dari beberapa faktor. Adapun hal tersebut adalah;

  1. Faktor genetik, riwayat anggota keluarga yang pernah mengalami gangguan mood beresiko mengalami gangguan yang sama.
  2. Faktor biologis, berkaitan dengan keseimbangan cairan kimia di otak.
  3. Faktor lingkungan, tekanan hidup yang menyebabkan stres rentan menjadi pemicu gangguan mood.
  4. Penyakit kronis dan konsumsi obat-obatan secara berlebihan bisa menjadi faktor yang meningkatkan risiko terkena gangguan mood.

Kita semua dalam menjalani berbagai perannya tentu tidak ingin mengalami gangguan mood dan kalaupun terjadi kita memiliki kekuatan untuk mengatasinya. Kita sadar bahwa ketika gangguan mood terjadi berdampak tidak baik pada pikiran dan perilaku. Seseorang harus mampu mencegah dan mengatasinya agar gangguan ini tidak terjadi.

Pola hidup sehat menjadi salah satu strategi yang bisa dilakukan agar tercegah dari gangguan mood. Strategi tersebut dilakukan dengan memiliki kemampuan dalam menata kekola stres. Stres yang terjadi tidak boleh diabaikan namun harus ditata kelola agar tidak menjadi bumerang. Saat seseorang bisa menata kelola stres membuat individu bisa berada dikondisi psikologis yang sejahtera dan membahagiakan.

Lainnya hal yang juga bisa dilakukan agar bisa tercegah dari gangguan mood adalah dengan rutin atau berkala melakukan pemeriksaan kesehatan mental. Melakukan cek kesehatan mental secara rutin ataupun berkala memberikan peluang bagi penderita dapat mengatasi atau mengobati gangguan mood yang dialaminya.

Guna menguatkan diri dari berbagai gangguan psikologis (kejiwaan) yang kemungkinan terjadi atau datang menyerang tidak ada salahnya berdiskusi atau meminta bantuan para profesional semisal Psikolog, Psikiater, Konselor, atau Konsultan yang karena ilmu dan kompetensinya dapat memberikan bantuan sesuai yang dibutuhkan.

Demikian, mudah-mudahan ada manfaatnya bagi kita semua untuk menguatkan diri dari berbagai gangguan psikologis sehingga memungkinkan kita tetap produktif, efektif dan efisien dalam memberikan perannya apalagi di tahun politik yang tengah berlangsung seseorang diharapkan benar-benar mampu menjaga kondisi psikologis (kejiwaannya) agar tetap bahagia dan sejahtera. (*)

*) Penulis adalah Konsultan Psikologi pada Lembaga Konsultasi dan Bimbingan Psikologi “Buah Hati”, juga sebagai Koordinator Sub Bagian Komunikasi Pimpinan Bagian Prokopim Setda Dompu dan aktif sebagai Anggota PPM Kabupaten Dompu.