Kadis PUPR: Wilayah Langganan Banjir segera Dikerjakan dan Diselesaikan
DOMPU – Sungguh memprihatinkan. Sejumlah infrastruktur di Kabupaten Dompu, Provinsi NTB, rusak akibat cuaca buruk, bencana alam yang terjadi pada akhir tahun 2022 hingga awal 2023 ini.
Apa saja dan di mana saja fasilitas, sarana dan prasarana yang mengalami kerusakan tersebut?
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Dompu Aris Ansary kepada Lakeynews.com, Sabtu (15/4) menyebut beberapa di antaranya (versi PUPR).
Pertama, rusaknya ruas jalan provinsi dan jaringan irigasi Patula akibat banjir dan tanah longsor di Desa Malaju, Keramat, dan Desa Mbuju, Kecamatan Kilo.
Kedua, tanggul sungai longsor di Kelurahan Montabaru dan Kandai Dua, jebolnya gorong-gorong jalan di ruas Pantai Ria – Riwo, longsor jalan lingkungan di Kandai Dua akibat banjir. Semuanya di Kecamatan Woja.
Ketiga, rusaknya Bendungan Kwangko yang baru dibangun akibat banjir bandang besar di Kecamatan Manggelewa.
Dan, keempat, tanggul pengaman tebing sungai yang amblas akibat banjir di Kelurahan Potu, Karijawa dan Kandai Satu, Kecamatan Dompu.
“Itu antara lain versi PUPR yang saya ingat. Untuk informasi dan data lengkap, mungkin bisa ditanyakan ke BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah),” saran Kadis berpostur tubuh tertinggi di antara semua pejabat Eselon II di Kabupaten Dompu itu.
Segera Dikerjakan dan Diselesaikan
Sebelumnya, dalam keterangan persnya, pria yang akrab disapa Dae Aris itu mengungkapkan, akibat dilanda bencana alam –terutama banjir–, sejumlah infrastruktur seperti sarana prasarana jalan, bendungan, jembatan dan tanggul mengalami kerusakan.
Dampaknya, saat musim hujan air (banjir) meluap ke pemukiman warga, putusnya sarana transportasi darat akibat rusaknya jalan dan jembatan, kurangnya pasokan air bersih dan kebutuhan irigasi akibat sedimentasi sungai dan bendungan.
Kondisi tersebut merupakan tantangan bagi Dinas PUPR untuk segera ditangani, dikerjakan dan diselesaikan. “Titik-titik wilayah langganan banjir akan segera dikerjakan dan diselesaikan. Walaupun kami masih terkendala oleh keterbatasan sumberdaya, baik peralatan kerja maupun penganggarannya,” papar Dae Aris.
Terkait dengan rencana dan upaya perbaikan sarana prasana yang rusak tersebut, pihaknya bersama OPD teknis dan anggota DPRD telah meninjau ke lapangan. Mereka berjalan kaki mengitari sepanjang bantaran sungai dan sejumlah titik lain.
Antara lain, menelusuri bantaran sungai dari Kelurahan Karijawa, Kelurahan Simpasai, Kelurahan Kandai Dua, Kelurahan Monta Baru, hingga Desa Wawonduru, Kecamatan Woja.
“Wilayah-wilayah itu menjadi langganan banjir setiap tahun,” tegas Dae Aris. (ayi)